Launching My Wedding Dress: Persembahan Spesial dari Dy Lunaly
Jam belum menunjukkan pukul sepuluh pagi saat beberapa orang berpakaian hitam bergaris merah selesai mengatur meja dan kursi hingga rapi. Pouch-pouch kecil dan beberapa totebag warna-warni tuntas dijajar pada salah satu meja yang diklaim sebagai meja registrasi. Beberapa menit setelahnya, meja itu sedikit sesak lantaran didatangi banyak kepala.
Di sisi lainnya, sebuah meja coklat tua diletakkan dengan dikelilingi 3 kursi warna senada. Kursi ini yang kemudian ditempati Dy Lunaly sebagai penulis, Dila Maretihaqsari sebagai editor, dan Atria Sartika sebagai moderator dalam acara launching buku terbaru Dy, My Wedding Dress. Bertempat di Yellow Truck Coffee, Bandung, Minggu (13/12), acara diramaikan oleh Klub Baca Bandung dan beberapa penggemar tulisan Dy. Jelas saja para penggemar antusias, sebab My Wedding Dress adalah novel pertama Dy yang bertema pernikahan, dan dikategorikan sebagai seri Weddinglit Bentang Pustaka.
Selama dua jam, Dy bercerita tentang proses kreatifnya menulis, perdebatan dengan editor, hingga My Wedding Dress selesai dan sampai ke tangan pembaca.
“Karena setting cerita dalam novel adalah Penang dan Singapura yang pernah aku kunjungi, aku pikir proses penulisannya akan lebih mudah. Ternyata aku salah. Karena aku melewatkan beberapa detail, dan tetep harus balik lagi ke riset,” aku Dy.
Sementara sebagai editor My Wedding Dress, Dila mengaku tak menghabiskan banyak waktu selama proses editing. “Tapi, selama proses editing beberapa bagian yang ditulis Dy harus aku potong. Karena Dy ini kan tipe penulis yang sangat mengalir, jadi saking mengalirnya sampai sering kebablasan,” beber Dila sambil terkekeh.
Hingga My Wedding Dress sampai ke tangan pembaca, Dy mengaku senang dan puas. Sebab, tak hanya menulis cerita baru yang lebih segar, namun dalam novel terbarunya, Dy berhasil memunculkan beberapa tokoh yang ia kisahkan dalam beberapa novel terdahulunya.
“Wira, tokoh laki-laki yang dipasangkan dengan tokoh utama perempuan, Abby, juga sebelumnya telah muncul dalam novel Pssst!-ku. Aku juga berhasil memunculkan Tasia dan Juna yang merupakan salah satu tokoh dalam novel Mantan-ku,” kata Dy.
Launching My Wedding Dress semakin ramai saat sesi baca bersama dari peserta yang hadir. Beberapa peserta launching tersipu, terkekeh, bahkan menunjukkan muka sendu saat peserta lain membacakan cuplikan My Wedding Dress.
“Selama ini aku terus menyisakan kesedihan tanpa menyisakan ruang untuk kebahagiaan. Aku lupa bahwa bahagia itu pilihan,” ucap salah seorang peserta launching yang mengutip tulisan dalam My Wedding Dress, diikuti dengan senyum dan sipu peserta lainnya.
Bagi Dy, momen launching My Wedding Dress sangat spesial. Terbukti, jauh-jauh hari sebelum launching berlangsung, Dy telah menyiapkan pouch-pouch kecil yang ia buat sendiri untuk dibagikan kepada peserta yang datang. Tak hanya itu, Dy juga membuat totebag khusus bagi beberapa peserta launching terpilih. Menjelang siang, seiring langit Bandung mulai redup ditutup awan mendung, acara launching ditutup dengan sesi book signing dari Dy Lunaly, serta foto bersama.
Jam belum menunjukkan pukul sepuluh pagi saat beberapa orang berpakaian hitam bergaris merah selesai mengatur meja dan kursi hingga rapi. Pouch-pouch kecil dan beberapa totebag warna-warni tuntas dijajar pada salah satu meja yang diklaim sebagai meja registrasi. Beberapa menit setelahnya, meja itu sedikit sesak lantaran didatangi banyak kepala.
Di sisi lainnya, sebuah meja coklat tua diletakkan dengan dikelilingi 3 kursi warna senada. Kursi ini yang kemudian ditempati Dy Lunaly sebagai penulis, Dila Maretihaqsari sebagai editor, dan Atria Sartika sebagai moderator dalam acara launching buku terbaru Dy, My Wedding Dress. Bertempat di Yellow Truck Coffee, Bandung, Minggu (13/12), acara diramaikan oleh Klub Baca Bandung dan beberapa penggemar tulisan Dy. Jelas saja para penggemar antusias, sebab My Wedding Dress adalah novel pertama Dy yang bertema pernikahan, dan dikategorikan sebagai seri Weddinglit Bentang Pustaka.
Selama dua jam, Dy bercerita tentang proses kreatifnya menulis, perdebatan dengan editor, hingga My Wedding Dress selesai dan sampai ke tangan pembaca.
“Karena setting cerita dalam novel adalah Penang dan Singapura yang pernah aku kunjungi, aku pikir proses penulisannya akan lebih mudah. Ternyata aku salah. Karena aku melewatkan beberapa detail, dan tetep harus balik lagi ke riset,” aku Dy.
Sementara sebagai editor My Wedding Dress, Dila mengaku tak menghabiskan banyak waktu selama proses editing. “Tapi, selama proses editing beberapa bagian yang ditulis Dy harus aku potong. Karena Dy ini kan tipe penulis yang sangat mengalir, jadi saking mengalirnya sampai sering kebablasan,” beber Dila sambil terkekeh.
Hingga My Wedding Dress sampai ke tangan pembaca, Dy mengaku senang dan puas. Sebab, tak hanya menulis cerita baru yang lebih segar, namun dalam novel terbarunya, Dy berhasil memunculkan beberapa tokoh yang ia kisahkan dalam beberapa novel terdahulunya.
“Wira, tokoh laki-laki yang dipasangkan dengan tokoh utama perempuan, Abby, juga sebelumnya telah muncul dalam novel Pssst!-ku. Aku juga berhasil memunculkan Tasia dan Juna yang merupakan salah satu tokoh dalam novel Mantan-ku,” kata Dy.
Launching My Wedding Dress semakin ramai saat sesi baca bersama dari peserta yang hadir. Beberapa peserta launching tersipu, terkekeh, bahkan menunjukkan muka sendu saat peserta lain membacakan cuplikan My Wedding Dress.
“Selama ini aku terus menyisakan kesedihan tanpa menyisakan ruang untuk kebahagiaan. Aku lupa bahwa bahagia itu pilihan,” ucap salah seorang peserta launching yang mengutip tulisan dalam My Wedding Dress, diikuti dengan senyum dan sipu peserta lainnya.
Bagi Dy, momen launching My Wedding Dress sangat spesial. Terbukti, jauh-jauh hari sebelum launching berlangsung, Dy telah menyiapkan pouch-pouch kecil yang ia buat sendiri untuk dibagikan kepada peserta yang datang. Tak hanya itu, Dy juga membuat totebag khusus bagi beberapa peserta launching terpilih. Menjelang siang, seiring langit Bandung mulai redup ditutup awan mendung, acara launching ditutup dengan sesi book signing dari Dy Lunaly, serta foto bersama.
bentang
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!