Description
Tentang Penulis
Maulana M. Syuhada adalah pencinta seni yang punya hobi sekolah. Setelah lulus dari Teknik Industri ITB pada 2001, ia pergi ke Jerman untuk melanjutkan pendidikan master di bidang Manajemen Produksi di Technische Universitaet Hamburg-Harburg. Selama tinggal di Jerman, penulis aktif terlibat di berbagai kegiatan seni dan budaya. Pada 2002 Maulana mendirikan Angklung-Orchester Hamburg, sebuah grup angklung kampus, dan berhasil menjaring mahasiswa asing yang berasal dari sepuluh negara berbeda. Setahun kemudian bersama tiga rekan mahasiswa lainnya, ia membentuk grup Sabilulungan, sebuah grup kesenian Sunda amatir dengan spesialisasi pada kecapi-suling dan rampak kendang. Maulana juga merupakan personel grup gamelan Margi Budoyo Hamburg dan sering melakukan pentas bersama grup tersebut secara reguler. Selain itu, ia merupakan salah seorang konseptor “Wayang Kontemporer” yang dipentaskan untuk kali pertama di Eropa pada November 2003 pada “Festival Gamelan” di Berlin. Pengalaman terbesarnya di bidang seni dan budaya adalah ketika memimpin Keluarga Paduan Angklung SMAN 3 Bandung (KPA 3) melakukan muhibah budaya ke enam negara Eropa selama empat puluh hari pada musim panas 2004, yang dikisahkannya dalam buku 40 Days in Europe ini. Sejak 2005 ia tinggal di Inggris, melanjutkan pendidikan doktor di bidang Management Science di Lancaster University Management School.
Inilah kisah 35 musisi asal Indonesia yang tak pernah menyerah meskipun didera bencana keuangan, bahkan terancam batal berangkat ke Eropa. Pada titik ekstrem, semua kesulitan mereka berujung pada pilihan yang tak mungkin: menggelandang di Eropa atau pulang dengan berenang melewati Selat Inggris! Walaupun tertatih, kelompok seniman yang membawa misi Expand the Sound of Angklung ini terus menebar pesona di seantero Eropa. Berbagai kota mereka taklukkan. Semua terkesan. Semua takjub. Lalu …, tangis pun pecah saat lagu “Indonesia Raya†mengalun pelan di senyapnya sudut-sudut kota Eropa.
Beli Buku Ini