5 Cara Mendidik Anak Positif dengan Perilaku dan Bahasa Suportif
Apa yang dianggap negatif bisa diubah menjadi positif karena pemilihan kalimat dan kata-kata yang tepat.Ternyata Kita juga bisa melakukannya lo!. Dan berikut adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan di rumah untuk mendidik anak positif dengan perilaku dan bahasa suportif. <p>Dalam keseharian, pastinya kita akan memerlukan banyak sekali pikiran dan perilaku positif agar&nbsp;hidup kita selalu berarti. Betul bukan? Namun, tak semua orang memiliki sifat berpikir positif sejak&nbsp;lahir. Demikian juga dengan anak-anak kita. Yes, karena itu kita sudah bisa mendidik anak kita untuk&nbsp;bisa selalu berpikir dan bertindak positif sejak sekarang.</p>
<p>Seperti halnya cara orang Denmark dalam mendidik anak-anak mereka, seperti yang ada dalam&nbsp;buku <a href="http://bentangpustaka.com/read/33957/yuk-kenalan-dengan-the-danish-way-of-parenting–gaya-mengasuh-anak-ala-orang-denmark.html">The Danish Way of Parenting</a>. Disebutkan kalau mereka lebih memilih kalimat yang tepat untuk&nbsp;membuat perubahan persepsi. Apa yang dianggap negatif bisa diubah menjadi positif karena pemilihan kalimat dan kata-kata yang tepat. Kita juga bisa melakukannya lo.&nbsp;</p>
<h1>Berikut adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan di rumah untuk mendidik anak positif dengan perilaku dan bahasa suportif.</h1>
<p>&nbsp;</p>
<p><strong>1. Selalu berkata positif</strong><br />
Mendidik anak positif bisa kita mulai dari mencoba untuk mengganti kalimat. Misalnya, &ldquo;Adik, ayo&nbsp;cepat! Ini sudah siang, jalan pasti macet. Nanti kita terlambat!&rdquo; dengan kalimat yang lebih positif dan&nbsp;suportif, seperti, &ldquo;Yuk, Dik, lebih cepat siap-siapnya biar nanti kita berangkat jalanan masih lancar.</p>
<p>Jadi Adik bisa lebih cepat sampai sekolah. Bisa main dulu sama teman-teman.&rdquo;&nbsp;Atau, mengganti kalimat &ldquo;Adik, jangan lari-lari! Nanti jatuh!&rdquo; dengan &ldquo;Hati-hati ya, Dik, kalau lari.&rdquo;&nbsp;Mungkin awalnya memang sulit, terutama bila kita terbiasa dengan kata &ldquo;tidak boleh&quot;, &quot;jangan&rdquo;, dan&nbsp;sebagainya. Namun, jika kita lakukan secara konsisten, pasti bisa. Setelah itu dijamin, anak-anak<br />
akan berperilaku berbeda karena mereka selalu diberi semangat dan suport dengan kalimat yang<br />
positif.</p>
<p>&nbsp;</p>
<p><strong>2. Selalu fokus pada keberhasilan</strong><br />
Sikap dan pikiran positif tidak akan berfokus pada kegagalan, melainkan pada keberhasilan meskipun&nbsp;hanya kecil. Jadi, jika keluarga Anda belum punya ritual berkumpul dan berbincang mengenai hal&nbsp;positif setiap hari, maka sekaranglah waktu yang tepat untuk memulainya.</p>
<p>Misalnya, pujilah si kecil yang hari ini tidak membuat bajunya berantakan saat mengambil. Atau,&nbsp;sudah membantu membersihkan meja makan, dan seterusnya. Temukan setiap hal kecil yang&nbsp;berhasil dicapai oleh si kecil, dan juga anggota keluarga lain, dan bahaslah bersama.&nbsp;Dengan lebih berfokus pada apa yang sudah dicapai akan membuat si kecil semakin bersemangat&nbsp;untuk melakukan hal positif yang lain lagi, dan lebih banyak.</p>
<p>&nbsp;</p>
<p><strong>3. Jangan abaikan kegagalan</strong><br />
Meskipun kita selalu berfokus pada keberhasilan, namun jangan sampai mengabaikan kegagalan&nbsp;juga. Diskusikan hal ini antara ayah dan ibu agar bisa mendidik anak dan mengubah kekurangan&nbsp;menjadi kelebihan, kegagalan menjadi pelajaran untuk keberhasilan nantinya.&nbsp;Misalnya, si kecil kurang bisa bergaul dan pendiam, maka orang tua harus menemukan hal yang bisa&nbsp;menjadikan kelemahan ini menjadi kelebihannya, karena sifat pendiam sebenarnya bukanlah&nbsp;kelemahan.</p>
<p>Kasus lain misalnya, gagal berangkat liburan. Maka gantilah acara liburan ke luar kota tersebut&nbsp;dengan berkemah di halaman belakang. Jelaskan bahwa Anda mengerti akan perasaannya yang&nbsp;kecewa karena gagal liburan ke luar kota, dan tambahkan,&nbsp;</p>
<p><em>&quot;Tapi kita juga bisa lo, berkemah di rumah. Kita coba bikin tenda di halaman belakang yuk! Nanti kita juga bakar jagung&quot;</em></p>
<p>&nbsp;</p>
<p><strong>4. Ajarkan cara bersyukur</strong><br />
Ada kalanya rasa negatif muncul karena kita kurang bersyukur. Jika kita mampu bersyukur atas&nbsp;semua yang sudah kita miliki dan capai&mdash;apa pun bentuknya&mdash;tentulah rasa negatif tak akan pernah&nbsp;timbul.&nbsp;Jadi, salah satu cara memunculkan sikap dan perilaku positif adalah dengan mendidik anak untuk&nbsp;selalu bersyukur atas apa pun yang sudah dicapai. Cobalah cara berikut. Setiap hari ajak si kecil&nbsp;untuk merenung, dan menyebutkan 3 hal yang membuat hatinya senang pada hari itu. Apa saja;&nbsp;tidak terjebak macet, makanan enak, bisa bermain dengan bebas, atau kakek-nenek datang pun bisa&nbsp;menjadi hal yang menyenangkan buat anak-anak.</p>
<p>Setelah menemukan 3 hal tersebut, kemudian ajaklah si kecil berdoa. Ucapkan rasa syukur dan&nbsp;terima kasih pada Tuhan. Lambat laun ia pun akan semakin peka dan akan lebih bereaksi terhadap&nbsp;hal-hal baik yang terjadi padanya, dibanding kegagalannya.</p>
<p>&nbsp;</p>
<p><strong>5. Menjadi Contoh</strong><br />
Nah, yang terakhir ini justru menjadi yang terpenting. Kalau kita ingin mendukung dan mendidik&nbsp;anak menjadi pribadi yang selalu memiliki sikap dan pikiran positif, ingin agar ia selalu semangat,&nbsp;tentunya harus dimulai dari diri kita sendiri dulu. Bukankah orang tua selalu menjadi role model bagi&nbsp;anak-anaknya?</p>
<p>&nbsp;</p>
<h2>Jadi, yuk, sebelum mendidik anak agar berperilaku dan bersikap positif dengan bahasa suportif, kita&nbsp;harus introspeksi dulu. Apakah kita sudah menerapkan sikap positif ini sehari-hari? Apakah kita&nbsp;masih sering marah-marah? Apakah kalau marah, kita masih berteriak-teriak? Apakah kita masih&nbsp;mudah cemas?</h2>
<p>&nbsp;</p>
<h3>Nah, selamat mendidik anak untuk selalu berpikir positif dengan bahasa yang suportif ya!</h3>
<p>&nbsp;</p>
<p>&nbsp;</p>
<p>Sumber foto : www.unsplash.com</p>Carolina Ratri
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!