4 Langkah Bijak Menghadapi Perbedaan dalam Ajaran Islam

Adanya perbedaan ajaran dalam agama Islam tentunya sudah sering Sobat Bentang temui. Tak jarang nih, kita menemui teman atau relasi yang melaksanakan hukum Islam berbeda dari kita. Entah itu soal haram tidaknya sesuatu, jumlah rakaat saat tarawih, sampai tentang qunut. Kebayang nggak, dari satu agama yang ada, kenapa bisa muncul ajaran berbeda-beda begitu?

Ironisnya, perbedaan ajaran Islam yang ada sering kali menjadi perdebatan yang kurang perlu. Bukan cuma orang dewasa yang kerap mempermasalahkannya, anak-anak pun kadang menggunakannya sebagai bahan pertengkaran. Alih-alih menimbulkan perpecahan, bukankah sebaiknya kita menyikapi perbedaan dengan lebih bijak? Nah, berikut ini ada beberapa langkah untuk menghadapi perbedaan tanpa mesti saling tuding siapa lebih benar.

1. Memahami dan Menerima Bahwa Perbedaan Sejatinya Memang Ada

Sobat Bentang, perbedaan dalam ajaran Islam sendiri sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu. Jadi, sangat wajar jika masih kita temui hingga saat ini. Bahkan, perbedaan sendiri sebenarnya merupakan sunatullah. Baik itu perbedaan jenis kelamin, status sosial, suku bangsa, hingga opini ataupun penentuan hukum. Saat kita menyadari bahwa perbedaan memang semestinya ada, maka kita pun lebih mudah menerima perbedaan yang ada.

 

Kunci agar tetap tenang saat menyikapi berbagai perbedaan adalah kemauan untuk saling mengenal dan memahami. Kita boleh saja berpegang pada keyakinan ajaran sendiri, tetapi jangan pula menutup diri untuk mengenal ajaran lain. Pahami kenapa bisa muncul perbedaan dan tempat diri pada posisi umat lain. Dengan begitu, kita akan memiliki hati lebih lapang untuk memandang perbedaan ajaran yang ada.

2. Tidak Memegahkan Satu Ajaran Islam secara Berlebihan

Selanjutnya, kita juga mesti belajar untuk tidak terlalu memegahkan ajaran yang kita yakini secara berlebihan. Apalagi jika mesti sampai merendahkan atau meremehkan ajaran lain. Oleh sebab itu, penting untuk mau belajar tentang ajaran yang berbeda dari kita. Bukan untuk menggoyahkan apa yang kita yakini, melainkan sebagai media untuk berempati.

 

Dengan begitu, kita pun terhindar dari sikap mengagungkan satu ajaran. Meskipun berbeda, bukan berarti harus selalu berdebat bukan? Tidak ada salahnya sesekali mengobrol santai sambil mempelajari berbagai ajaran yang ada. Ingat, jangan pakai ngotot apalagi keras kepala ya. Anggap saja berdiskusi sebagai langkah untuk memperluas ilmu tanpa harus serta merta mengikuti ajaran yang berbeda.

 

Baca Juga: Perbedaan Pandang Hukum Islam itu Hal yang Wajar, Gausah Ribut!

3. Kemukakan Pendapat dengan Tepat

Nah, jika sudah ada kemauan untuk lebih terbuka pada perbedaan, poin selanjutnya ini penting loh. Saat terlibat dalam diskusi tentang ajaran Islam, ingatlah untuk mengutarakan pendapat dengan tepat. Hindari opini yang terkesan hanya memojokkan apalagi menjatuhkan umat lain. Diskusi bukan sebagai ajang untuk mencari mana yang benar ataupun mana yang salah.

 

Lewat obrolan sehat, perbedaan ajaran yang ada bisa kita lihat menjadi keragaman yang lebih indah. Opini yang bersahutan akan menggiring kita pada komunikasi sehat, tanpa mesti mendebat. Maka, pelan-pelan kita dapat lebih memahami kenapa masing-masing orang bisa memegang keyakinannya dengan teguh. Saat sudah berada pada titik ini, berbagai keragaman yang ada dalam Islam makin membuat kita mencintai Islam itu sendiri. 

4. Hilangkan Prasangka Buruk

Kenapa banyaknya ajaran Islam malah kerap memunculkan keributan yang tak kita inginkan? Mungkin salah satu alasannya adalah kebiasaan berprasangka kurang baik satu sama lain. Sebagai umat Islam, sering kali tanpa sadar kita melabeli atau memberi cap jelek ke umat lain yang menjalankan hukum berbeda dari kita. Kebiasaan inilah yang nantinya menumbuhkan prasangka kurang bagus.

 

Yuk, mulai belajar mengurangi atau bahkan menghilangkan prasangka jelek ke sesama umat Islam. Sekali lagi nih, tidak perlu mencari siapa yang paling benar. Sadari dan terima bahwa perbedaan memang semestinya ada. Tugas kita sebagai umat Allah adalah saling mengenal, memahami, serta mengasihi. Tidak usah diperdebatkan atau diributkan lagi ya.

 

Itulah tadi beberapa langkah bijak yang bisa kita praktikkan dalam menghadapi berbagai perbedaan pandangan Islam. Mungkin memang awalnya sulit kita praktikkan, tapi tidak ada salahnya mencoba untuk berubah. Keberagaman itu indah kok, sama seperti kisah perbedaan ajaran Islam yang tertuang dalam buku Kambing dan Hujan. Coba deh Sobat Bentang baca buku tersebut kalau ingin mendapat sudut pandang baru mengenai perbedaan!

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta