Pasca Nakba “Pengusiran”, sepasukan Israel menangkap gadis Badui yang tertinggal dari kabilahnya yang meloloskan diri dari penyergapan di Gurun Negev. Bukan hanya ditangkap, gadis Badui ini pun diperkosa, ditembak mati, lalu dikubur di tengah gurun oleh mereka pada 13 Agustus 1949.
Berpuluh tahun setelahnya, seorang jurnalis perempuan asal Ramallah, Palestina, menemukan arsip berita kejadian pemerkosaan si gadis Badui. Dia pun terobsesi untuk menggali dan, syukur-syukur, menuliskan kebenaran di balik tragedi itu.
Gairah petualangannya membuncah bukan hanya oleh detail-detail minor yang baginya sama penting dengan “peristiwa besar” seperti ratusan ribu penduduk Palestina yang terusir, melainkan juga tergerak oleh fakta bahwa si gadis Badui mati tepat 25 tahun sebelum kelahirannya, 13 Agustus 1974.
- Lahir di Palestina tahun 1974, Adania Shibli adalah seorang penulis dan esais yang mulai dikenal setelah menerbitkan sejumlah tulisan di berbagai majalah sastra di Eropa dan Timur Tengah sejak 1996.
- Ia telah meraih gelar Ph.D. dari University of East London dengan disertasi berjudul “Visual Terror” yang mengeksplorasi citraan visual Serangan 9/11 dan rangkaian “War on Terror” oleh media TV Inggris dan Prancis.
- Pada 2003, Shibli meraih Penghargaan Penulis Muda Palestina yang dianugerahkan oleh A. M. Qatan Foundation berkat karyanya Touching dan We Are All Equally Far From Love.
- Pada 2009, Shibli masuk ke dalam senarai “Beirut39”, yakni 39 sastrawan Arab paling menjanjikan yang berusia di bawah 40 tahun yang dipilih melalui kontes yang diselenggarakan oleh majalah Banipal dan Hay Festival.








