“Sebuah kisah tentang peristiwa yang hampir dilupakan dalam sejarah, penuh trauma, dan memori rakyat Palestina setelah Nakba.”

Karya penulis yang penghargaannya dijegal dari LiBeraturpreis di Frankfurt Book Fair 2023 karena berasal dari Palestina

Pasca Nakba “Pengusiran”, sepasukan Israel menangkap gadis Badui yang tertinggal dari kabilahnya yang meloloskan diri dari penyergapan di Gurun Negev. Bukan hanya ditangkap, gadis Badui ini pun diperkosa, ditembak mati, lalu dikubur di tengah gurun oleh mereka pada 13 Agustus 1949. 

Berpuluh tahun setelahnya, seorang jurnalis perempuan asal Ramallah, Palestina, menemukan arsip berita kejadian pemerkosaan si gadis Badui. Dia pun terobsesi untuk menggali dan, syukur-syukur, menuliskan kebenaran di balik tragedi itu.

Gairah petualangannya membuncah bukan hanya oleh detail-detail minor yang baginya sama penting dengan “peristiwa besar” seperti ratusan ribu penduduk Palestina yang terusir, melainkan juga tergerak oleh fakta bahwa si gadis Badui mati tepat 25 tahun sebelum kelahirannya, 13 Agustus 1974.

  • Mengangkat tema tentang trauma rakyat Palestina setelah Nakba dan dibalut misteri pembunuhan seorang wanita muda.
  • Membantu pembaca memahami sejarah Palestina dan dampak tragedi Nakba.
  • Unik karena novel ini diceritakan dengan dua sudut pandang yang berbeda.
  • Menggunakan gaya penulisan yang kuat dan deskriptif serta membuat pembaca ikut merasakan emosi tiap karakternya.
  • Tema-tema dalam novel masih sangat relevan dengan realitas saat ini.
  • Mewakili suara para korban Nakba dan pendudukan Israel, terutama para perempuan.

Adania Shibli

  • Lahir di Palestina tahun 1974, Adania Shibli adalah seorang penulis dan esais yang mulai dikenal setelah menerbitkan sejumlah tulisan di berbagai majalah sastra di Eropa dan Timur Tengah sejak 1996.
  • Ia telah meraih gelar Ph.D. dari University of East London dengan disertasi berjudul “Visual Terror” yang mengeksplorasi citraan visual Serangan 9/11 dan rangkaian “War on Terror” oleh media TV Inggris dan Prancis. 
  • Pada 2003, Shibli meraih Penghargaan Penulis Muda Palestina yang dianugerahkan oleh A. M. Qatan Foundation berkat karyanya Touching dan We Are All Equally Far From Love.
  • Pada 2009, Shibli masuk ke dalam senarai “Beirut39”, yakni 39 sastrawan Arab paling menjanjikan yang berusia di bawah 40 tahun yang dipilih melalui kontes yang diselenggarakan oleh majalah Banipal dan Hay Festival.

“Minor Detail memang karya fiksi, tetapi punya peran penting sebagai gerbang untuk memahami konflik Israel-Palestina sejak 1940-an hingga sekarang.”

—Dwi Ayu Silawati, IDN Times

“Minor Detail menampilkan kekejaman dari pendudukan Israel. Mereka menghapus jejak warga Palestina dari bumi.”

—Jasmine Floretta VD, Magdalene

“Adania bertaruh dengan memercayakan kunci kisah—pemerkosaan dan pembunuhan gadis Badui—kepada pembacanya lewat dua narator unik: seorang Israel psikopat dan gadis Palestina yang macak detektif. Nyatanya, metode ini, yang agak berputar untuk menunjukkan kebenaran dan sikap pengarang, justru berhasil; pembaca dibiarkan termangu di akhir cerita.”

—JM Coetzee, Nobelis Sastra 2003

“Eksperimen tak ternilai atas pengisahan hasrat manusia terhadap keadilan.”

Publishers Weekly

“Novel politis dan revolusioner yang dinanti-nanti.”

—Meena Kandasamy

“Penulis paling viral se-Tepi Barat.”

—Ahdaf Soueif

“Sebuah novel yang pendek, tapi kuat. Prosa yang seperti mimpi dan menghantui.”

World Literature Today 

Ulasan ‘Minor Detail’: Kami Orang Palestina Dianggap Setengah Binatang

Minor Detail by Adania Shibli review – horror in the desert

Who’s Afraid of (a) Minor Detail? Adania Shibli and Specters of the Disaster on Literature and the Body

Minor Detail book: how the language of the past can help us read the present situation in Palestine

Ini Novel Penulis Palestina Adania Shibli yang Picu Kontroversi di FBF

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta
Shopee bentangofficialshop

Tokopedia Bentang Pustaka
Shopee mizanofficialshop

Jogja
Akal Buku
Buku Akik

Malang
Book by Ibuk

Bondowoso
Rona Buku

Jakarta
Owlbookstore
Tangerang Selatan
Haru Semesta