Sop Jamur Kuping
“Sop… ” tiba tiba jari Ratih menempel di bibir Jarwo, “jangan sekali-kali katakan itu!” teriakan Ratih mengguncang telinga pengunjung pasar. “Babiklah babiklah” (baiklah baiklah) kata Jarwo yang bibirnya tersumpal jari Ratih.
Sejak mengalami krisis finansial bulan lalu, pasangan Ratih dan Jarwo berikrar untuk berhemat. Berjanji untuk tidak mengatakan sebuah kata terlarang, kata yang selalu ingin dilakukan tiap orang ketika menerima sms banking masuknya gaji.
Perlahan Jarwo melepaskan telunjuk Ratih dari bibirnya. “Sayang, maksudku sopblebbleb…” tiba tiba kelima jari Ratih mencengkeram bibir Jarwo hingga berbentuk abstrak.
“Bukankah kita berjanji untuk tidak mengatakan kata itu agar tidak tersugesti melakukanya? Bahkan hari ini @bentangpustaka pun melarangnya,” ucap Ratih menahan nada bicaranya. Jarwo memegang tangan Ratih lalu menyeretnya kesebuah warung. “Maksudku ini …” kata Jarwo sambil menunjuk menu yang tertulis di warung, baris kelima tertulis (SOP JAMUR KUPING … RP 10.000,- ).
“Kita makan disini saja, ini menu termurah,” kata Ratih seakan dia yang menemukan ide itu.
Sembari makan Jarwo berkata, “Seharusnya kita punya kata pengganti yang tepat. Misalnya HANTU… :sayang jangan HANTU berlebihan untuk pakaian ya? agar hemat.”
“Hmmm setuju,” balas Ratih. “Mas Jarwo juga jangan berHANTU yang gak penting.”
Selesai makan Jarwo mengeluarkan dompet sambil bertanya, “Bu berapa semua HANTU yang kami makan?”
Hening….
dan tawapun pecah.
*****
Karya Rinto Yuniarso
“Sop… ” tiba tiba jari Ratih menempel di bibir Jarwo, “jangan sekali-kali katakan itu!” teriakan Ratih mengguncang telinga pengunjung pasar. “Babiklah babiklah” (baiklah baiklah) kata Jarwo yang bibirnya tersumpal jari Ratih.
Sejak mengalami krisis finansial bulan lalu, pasangan Ratih dan Jarwo berikrar untuk berhemat. Berjanji untuk tidak mengatakan sebuah kata terlarang, kata yang selalu ingin dilakukan tiap orang ketika menerima sms banking masuknya gaji.
Perlahan Jarwo melepaskan telunjuk Ratih dari bibirnya. “Sayang, maksudku sopblebbleb…” tiba tiba kelima jari Ratih mencengkeram bibir Jarwo hingga berbentuk abstrak.
“Bukankah kita berjanji untuk tidak mengatakan kata itu agar tidak tersugesti melakukanya? Bahkan hari ini @bentangpustaka pun melarangnya,” ucap Ratih menahan nada bicaranya. Jarwo memegang tangan Ratih lalu menyeretnya kesebuah warung. “Maksudku ini …” kata Jarwo sambil menunjuk menu yang tertulis di warung, baris kelima tertulis (SOP JAMUR KUPING … RP 10.000,- ).
“Kita makan disini saja, ini menu termurah,” kata Ratih seakan dia yang menemukan ide itu.
Sembari makan Jarwo berkata, “Seharusnya kita punya kata pengganti yang tepat. Misalnya HANTU… :sayang jangan HANTU berlebihan untuk pakaian ya? agar hemat.”
“Hmmm setuju,” balas Ratih. “Mas Jarwo juga jangan berHANTU yang gak penting.”
Selesai makan Jarwo mengeluarkan dompet sambil bertanya, “Bu berapa semua HANTU yang kami makan?”
Hening….
dan tawapun pecah.
*****
Karya Rinto Yuniarso
Tema: Shoppingbentang
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!