Sedang Merasa Putus Asa? Lakukan Hal Ini Agar Kembali Bangkit!

Sahabat Bentang, jika saat ini kamu berada di fase sedang digempur masalah yang datang silih berganti. Serta bertemu dengan dirimu yang sedang merasa putus asa, coba tarik napas panjang, tahan sejenak lalu buang, ya! Merasa stuck atau buntu, seolah segalanya tidak berjalan dengan baik dan tidak menemukan jalan keluar pasti sangat melelahkan. Walaupun sedang diliputi perasaan buruk, ada beberapa hal yang bisa Sahabat Bentang lakukan untuk memperbaiki keadaan secara perlahan.

Memaknai Kembali Apa itu Putus Asa

Putus asa atau dalam bahasa Inggris disebut dengan hopeless, merupakan sebuah kondisi di mana perasaan dan keyakinan bahwa segalanya tak berjalan lancar. Ada sebuah keyakinan dalam diri bahwa segala usaha yang dilakukan gagal atau tidak akan pernah sukses. Keyakinan ini akhirnya berlarut dan mempengaruhi perasaan, tindakan, pengambilan keputusan hingga aktivitas sehari-hari.

Putus asa bisa dirasakan oleh siapa saja, bahkan anak remaja. Apalagi kondisi psikologis usia remaja adalah fase pembentukan jati diri. Tokoh Ailsa dalam novel Asa untuk Ailsa misalnya, ia adalah remaja yang sedang duduk di kelas tiga SMA. Ia baru saja putus dengan Dirga setelah tiga tahun menjalin hubungan. Ailsa berkali-kali merasa putus asa dan tak tahu arah. Ailsa ada tokoh yang mampu menggambarkan bagaimana kondisi putus asa sering dirasakan oleh remaja di luar sana.

Bagaimana Cara Mengatasi Putus Asa?

Dilansir dari laman Verrywellmind, otak memegang peranan penting saat kita sedang merasa putus asa. Sahabat Bentang mungkin sering berpikir bahwa “Wah engga bakal sukses nih”, “Duh sia-sia semua yang aku lakukan!” atau “Percuma aku bangkit, segalanya sudah gagal sejak awal”. Otak kita mengirimkan pesan-pesan yang begitu mengerikan kepada kita, pikiran itu pasti datang tapi bukan berarti kenyataannya demikian atau belum pasti benar. 

 

Kondisi seperti ini disebut sebagai cognitive distortion atau sederhananya merupakan kondisi kita tidak mengakui usaha kita tapi malah terganggu dengan hasilnya yang tak berjalan sesuai rencana. Dalam praktiknya Sahabat Bentang bisa melakukan beberapa hal ini untuk mengatasi putus asa:

  1. Sadari pikiran kita

Seperti yang sudah dijelaskan, pikiran kita adalah sumber segala perasaan buruk yang kita rasakan saat merasakan putus asa. Sahabat Bentang bisa perlahan menyadari pikiran-pikiran yang datang. Dengan menyadarinya, Sahabat Bentang jadi lebih tau mana pikiran yang baik dan mana pikiran yang buruk, yang malah membuat kita makin merasa putus asa. Sahabat Bentang engga mau kan terus-terusan lelah dan jahat dengan diri sendiri?

  1. Lakukan sesuatu agar harapan berkembang

Putus asa hadir karena kita hanya fokus dengan kegagalan, Sahabat Bentang perlu menyeimbangkannya dengan melawan kegagalan. Lawan dari kegagalan adalah harapan. Dengan menyadari adanya harapan, perlahan kondisi akan berkembang. Kadang, kita hanya perlu merubah kebiasaan agar perasaan kita juga berubah. Misalnya, saat seseorang baru putus seperti Ailsa, mereka cenderung untuk menutup diri. Jika masih menyadari adanya harapan, keluar rumah dan bertemu orang baru adalah cara untuk menemukan kembali harapan.

  1. Berbicara dengan orang sekitar yang kamu percaya

Memberitahu orang lain yang kamu percaya tentang apa yang sedang dirasakan dapat memberi manfaat. Mereka yang bisa kita percayai bisa saja tak hanya sebagai pendengar yang baik, tapi juga mampu memberi bantuan. Salah satu bantuan yang penting adalah memberi masukan dari perspektif yang berbeda. Dalam novel Asa Ailsa, teman yang dipercaya Ailsa adalah Adhyaksa. Adhyaksa mencoba menjadi support system bagi Ailsa semampu yang ia bisa. 

 

Kisah Ailsa dalam novel Asa Ailsa bisa jadi teman perjalanan hidup bersama bagi Sahabat Bentang. Perihal bagaimana seorang remaja berproses bangkit dalam situasi putus asa dan berada di titik rendah. Yuk, bareng-bareng Ailsa menghadapi beratnya perjalanan hidup ini! Informasi novel Asa Ailsa bisa Sahabat Bentang cek di Shopee Bentang Official Shop, ya!

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta