Nur Muhammad: Fakta di Balik Shalawat

[et_pb_section admin_label=”Section” global_module=”31499″ transparent_background=”off” allow_player_pause=”off” inner_shadow=”off” parallax=”off” parallax_method=”off” custom_padding=”0px|0px|0px|0px” make_fullwidth=”off” use_custom_width=”off” width_unit=”on” make_equal=”off” use_custom_gutter=”off” fullwidth=”on” specialty=”off” disabled=”off”][et_pb_fullwidth_post_title global_parent=”31499″ admin_label=”Fullwidth Post Title” title=”on” meta=”on” author=”on” date=”on” date_format=”M j, Y” categories=”on” comments=”off” featured_image=”on” featured_placement=”above” parallax_effect=”on” parallax_method=”on” text_orientation=”center” text_color=”dark” text_background=”on” text_bg_color=”#ffcc51″ title_font=”Montserrat|on|||” title_font_size=”28px” title_font_size_tablet=”25px” title_font_size_phone=”22px” title_font_size_last_edited=”on|tablet” title_text_color=”#333333″ meta_font=”Abel|on||on|” meta_font_size=”16px” use_border_color=”off” border_color=”#ffffff” border_width=”1px” border_style=”solid” custom_margin=”||-100px|” custom_padding=”|||” disabled=”off”] [/et_pb_fullwidth_post_title][/et_pb_section][et_pb_section admin_label=”section” transparent_background=”off” allow_player_pause=”off” inner_shadow=”off” parallax=”off” parallax_method=”off” custom_padding=”0px|0px|0px|0px” make_fullwidth=”off” use_custom_width=”off” width_unit=”on” make_equal=”off” use_custom_gutter=”off” fullwidth=”off” specialty=”off” disabled=”off”][et_pb_row admin_label=”row” make_fullwidth=”off” use_custom_width=”off” width_unit=”off” custom_width_px=”1080px” custom_width_percent=”80%” use_custom_gutter=”off” gutter_width=”3″ allow_player_pause=”off” parallax=”off” parallax_method=”on” make_equal=”off” parallax_1=”off” parallax_method_1=”on” parallax_2=”off” parallax_method_2=”on” parallax_3=”off” parallax_method_3=”on” parallax_4=”off” parallax_method_4=”on” disabled=”off”][et_pb_column type=”4_4″][et_pb_text admin_label=”Text” background_layout=”light” text_orientation=”left” text_font_size=”17px” use_border_color=”off” border_style=”solid” disabled=”off” border_color=”#ffffff”]

Shalawat berasal dari bentuk jamak kata salla atau salat yang memiliki arti doa, ibadah, keberkahan, kemuliaan dan kesejahteraan. Shalawat kerap kali dilantunkan ketika shalat, memanjatkan doa dan memohon ampun serta dan berkah kepada Allah SWT. Tahukah kalian bahwa shalawat memiliki berbagai macam keistimewaan serta rahasia? Berikut adalah beberapa fakta tersembunyi di balik sebait shalawat:

  1. Shalawat mendatangkan keberkahan bagi yang mengucapkannya

Dalam buku “Nur Muhammad” yang ditulis oleh Ir. Agus Haryo Sudarmojo terdapat sebuah pertanyaan menarik untuk direnungkan. Pertanyaan tersebut adalah: “Apakah Nabi Muhammad masih membutuhkan doa atau shalawat dari umat manusia?”. Jawabannya, tentu tidak. Hal ini ditegaskan oleh sebuah ayat dalam Al Quran yang menyatakan bahwa dosa Nabi Muhammad Saw pada masa lalu dan masa mendatang telah diampuni oleh Allah Swt.

Jika diibaratkan, kemuliaan dan kesucian Nabi Muhammad Saw adalah layaknya gelas yang berisi penuh dengan air jernih. Ketika kita bershalawat kepada beliau, shalawat itu bagaikan menambahkan air jernih tersebut ke dalam gelas yang telah penuh. Maka, apa yang akan terjadi? Air jernih tersebut akan tumpah melampui gelasnya. Tumpahan atau percikan air jernih itulah yang akan kita dapatkan.

Jadi, jelaslah bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. tidak membutuhkan shalawat yang kita kirimkan. Sebaliknya, justru kita yang penuh kekhilafan inilah yang membutuhkan tumpahan atau percikan kemuliaan dari shalawat kepada beliau itu.

  1. Shalawat melancarkan doa

Doa yang kita haturkan seringkali terhambat sehingga tidak atau lambat sampai kepada Allah Swt. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Rupanya hal ini disebabkan oleh kemusyrikan kecil atau besar serta larangan Allah yang seringkali kita langgar. Oleh sebab itu, strategi berdoa yang baik adalah menghaturkan shalawat terlebih dahulu sebelum memulai doa.

Ketika kita bershalawat, Allah Swt dan malaikat juga akan melipatgandakan doa kita. Hadits riwayat HR Ahmad menegaskan jika Allah Swt akan membalas sebuah shalawat dengan sepuluh kali lipat kebaikan. Hadist riwayat HR Ibn Majah dan Thabrani menambahkan jika malaikat juga akan mendoakan keselamatan yang sama. Oleh sebab itu, bershalawatlah meski sedikit ataupun banyak

  1. Banyak sekali saat-saat yang tepat untuk melakukan shalawat

Shalawat tidak hanya dianjurkan untuk dibaca ketika mengawali atau mengakhiri doa. Mengucapkan shalawat pada waktu-waktu berikut ini pun sangat dianjurkan:  sebelum dan sesudah adzan, ketika akan memulai urusan penting, setiap mengadakan majelis, saat pagi dan petang, saat merasa susah, berjumpa sahabat dan kerabat, malam Jumat dan hari Jumat.

Bahkan ketika mendapati telinga tengah berdenging, kita juga disarankan untuk memanjatkan shalawat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw sebagai berikut:

????? ??????? ?????? ?????????? ??????????????? ???????????? ??????? ?????????? ?????? ??????? ???? ????????? ???????? – ???? ?????? ???? ?????? ???????? ???? ??? ???? ?????

“Jika telinga salah seorang di antara kalian berdengung, maka hendaknya ia mengingatku (Rasulullah Saw), membaca shalawat kepadaku, dan mengucapakan: dzakarallahu man dzakarani bi khairin (Semoga Allah swt mengingat orang yang mengingatku dengan kebaikan)” (H.R. al-Hakim, Ibn as-Sinni, at-Thabarani).

  1. Kisah Seorang Anak yang Dosanya Terampuni Karena Shalawat

Seorang ibu sangat bersedih ketika memimpikan anaknya yang telah meninggal. Dalam mimpi itu, sang anak dikenai adzab kubur yang berat karena semasa hidupnya si anak selalu melakukan dosa. Namun, ketika memimpikan anaknya untuk kali kedua, si ibu mendapatkan kondisi yang berbeda. Lalu sang anak bercerita:

“Wahai Ibunda, suatu ketika lewat di hadapanku sekelompok orang yang sedang mengusung jenazah yang hendak dikuburkan. Mayat itu kukenal dan dia semasa hidupnya ternyata lebih jahat daripada diriku. Ketika itulah aku berpikir bahwa laki-laki sial itu sudah pasti ditimpa oleh huru-hara akhirat akibat perbuatan maksiatnya. Secara tidak sadar aku menangis dan membayangkan kalau diriku juga bakal ditimpa peristiwa mengerikan yang sama. Pada saat itulah aku menyesali segala kesalahan dan dosa yang telah kuperbuat dan bertobat dengan sebenar-benarnya tobat di hadapan Ilahi.

Lantas, aku membaca Al-Quran, lalu mengucapkan shalawat atas Nabi Muhammad Saw sebanyak sepuluh kali. Aku membacakan shalawat sejumlah sebelas kali yang pahalanya kuhadiahkan kepada ahli kubur yang nahas tersebut sehingga di situlah Allah Swt menunjukkan pengampunan-Nya. Dia mengampuni dosa-dosaku. Shalawat atas Nabi Muhammad Saw itu menjadi cahaya di dalam kuburku, menghapuskan dosa-dosaku dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang hidup maupun yang sudah meninggal.”

Itulah tadi sedikit dari fakta-fakta yang terkadung di balik shalawat. Baca lebih banyak kisah-kisah keajaiban shalawat Nabi Muhammad Saw dalam buku Nur Muhammad karya Ir. Agus Haryo Sudarmojo. Dapatkan bukunya melalui mizanstore.com!

Tentang penulis: Agus Haryo Sudarmojo, pakar sains dan penceramah, sudah menulis beberapa buku, di antaranya: Menyibak Rahasia Sains Bumi dalam Al-Quran, Perjalanan  Akbar  Ras  Adam;  Sebuah  Interpretasi Baru Sains & Quran, Kepahlawanan dan Inspirasi Pangeran Sambernyowo, Amazing Baitullah, dan DNA Muhammad.

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section][et_pb_section admin_label=”section” global_module=”31503″ transparent_background=”off” allow_player_pause=”off” inner_shadow=”off” parallax=”off” parallax_method=”on” make_fullwidth=”off” use_custom_width=”off” width_unit=”off” make_equal=”off” use_custom_gutter=”off” fullwidth=”on” specialty=”off”][et_pb_fullwidth_post_slider global_parent=”31503″ admin_label=”Fullwidth Post Slider” posts_number=”3″ include_categories=”3″ orderby=”rand” show_arrows=”on” show_pagination=”on” show_more_button=”on” more_text=”Baca Selengkapnya” content_source=”off” excerpt_length=”125″ show_meta=”off” background_layout=”dark” show_image=”on” image_placement=”background” parallax=”on” parallax_method=”on” use_bg_overlay=”on” remove_inner_shadow=”off” background_position=”default” background_size=”default” auto=”on” auto_speed=”7000″ auto_ignore_hover=”on” hide_content_on_mobile=”off” hide_cta_on_mobile=”off” show_image_video_mobile=”on” header_font=”Montserrat|on|||” meta_font=”Abel||||” custom_button=”on” use_manual_excerpt=”on” background_color=”rgba(0,0,0,0)” use_text_overlay=”on” meta_letter_spacing=”0″ button_text_color=”#333333″ button_bg_color=”#ffcc51″ button_border_color=”#ffcc51″ button_letter_spacing=”0″ button_font=”Abel||||” button_use_icon=”on” button_icon=”%%368%%” button_icon_color=”#ffffff” button_icon_placement=”left” button_on_hover=”on” button_text_color_hover=”#ffffff” button_bg_color_hover=”#333333″ button_border_color_hover=”#333333″ button_letter_spacing_hover=”0″ text_overlay_color=”rgba(255,204,81,0.7)”] [/et_pb_fullwidth_post_slider][/et_pb_section] [et_pb_section admin_label=”Section” global_module=”31499″ transparent_background=”off” allow_player_pause=”off” inner_shadow=”off” parallax=”off” parallax_method=”off” custom_padding=”0px|0px|0px|0px” make_fullwidth=”off” use_custom_width=”off” width_unit=”on” make_equal=”off” use_custom_gutter=”off” fullwidth=”on” specialty=”off” disabled=”off”][et_pb_fullwidth_post_title global_parent=”31499″ admin_label=”Fullwidth Post Title” title=”on” meta=”on” author=”on” date=”on” date_format=”M j, Y” categories=”on” comments=”off” featured_image=”on” featured_placement=”above” parallax_effect=”on” parallax_method=”on” text_orientation=”center” text_color=”dark” text_background=”on” text_bg_color=”#ffcc51″ title_font=”Montserrat|on|||” title_font_size=”28px” title_font_size_tablet=”25px” title_font_size_phone=”22px” title_font_size_last_edited=”on|tablet” title_text_color=”#333333″ meta_font=”Abel|on||on|” meta_font_size=”16px” use_border_color=”off” border_color=”#ffffff” border_width=”1px” border_style=”solid” custom_margin=”||-100px|” custom_padding=”|||” disabled=”off”] [/et_pb_fullwidth_post_title][/et_pb_section][et_pb_section admin_label=”section” transparent_background=”off” allow_player_pause=”off” inner_shadow=”off” parallax=”off” parallax_method=”off” custom_padding=”0px|0px|0px|0px” make_fullwidth=”off” use_custom_width=”off” width_unit=”on” make_equal=”off” use_custom_gutter=”off” fullwidth=”off” specialty=”off” disabled=”off”][et_pb_row admin_label=”row” make_fullwidth=”off” use_custom_width=”off” width_unit=”off” custom_width_px=”1080px” custom_width_percent=”80%” use_custom_gutter=”off” gutter_width=”3″ allow_player_pause=”off” parallax=”off” parallax_method=”on” make_equal=”off” parallax_1=”off” parallax_method_1=”on” parallax_2=”off” parallax_method_2=”on” parallax_3=”off” parallax_method_3=”on” parallax_4=”off” parallax_method_4=”on” disabled=”off”][et_pb_column type=”4_4″][et_pb_text admin_label=”Text” background_layout=”light” text_orientation=”left” text_font_size=”17px” use_border_color=”off” border_style=”solid” disabled=”off” border_color=”#ffffff”]

Shalawat berasal dari bentuk jamak kata salla atau salat yang memiliki arti doa, ibadah, keberkahan, kemuliaan dan kesejahteraan. Shalawat kerap kali dilantunkan ketika shalat, memanjatkan doa dan memohon ampun serta dan berkah kepada Allah SWT. Tahukah kalian bahwa shalawat memiliki berbagai macam keistimewaan serta rahasia? Berikut adalah beberapa fakta tersembunyi di balik sebait shalawat:

  1. Shalawat mendatangkan keberkahan bagi yang mengucapkannya

Dalam buku “Nur Muhammad” yang ditulis oleh Ir. Agus Haryo Sudarmojo terdapat sebuah pertanyaan menarik untuk direnungkan. Pertanyaan tersebut adalah: “Apakah Nabi Muhammad masih membutuhkan doa atau shalawat dari umat manusia?”. Jawabannya, tentu tidak. Hal ini ditegaskan oleh sebuah ayat dalam Al Quran yang menyatakan bahwa dosa Nabi Muhammad Saw pada masa lalu dan masa mendatang telah diampuni oleh Allah Swt.

Jika diibaratkan, kemuliaan dan kesucian Nabi Muhammad Saw adalah layaknya gelas yang berisi penuh dengan air jernih. Ketika kita bershalawat kepada beliau, shalawat itu bagaikan menambahkan air jernih tersebut ke dalam gelas yang telah penuh. Maka, apa yang akan terjadi? Air jernih tersebut akan tumpah melampui gelasnya. Tumpahan atau percikan air jernih itulah yang akan kita dapatkan.

Jadi, jelaslah bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. tidak membutuhkan shalawat yang kita kirimkan. Sebaliknya, justru kita yang penuh kekhilafan inilah yang membutuhkan tumpahan atau percikan kemuliaan dari shalawat kepada beliau itu.

  1. Shalawat melancarkan doa

Doa yang kita haturkan seringkali terhambat sehingga tidak atau lambat sampai kepada Allah Swt. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Rupanya hal ini disebabkan oleh kemusyrikan kecil atau besar serta larangan Allah yang seringkali kita langgar. Oleh sebab itu, strategi berdoa yang baik adalah menghaturkan shalawat terlebih dahulu sebelum memulai doa.

Ketika kita bershalawat, Allah Swt dan malaikat juga akan melipatgandakan doa kita. Hadits riwayat HR Ahmad menegaskan jika Allah Swt akan membalas sebuah shalawat dengan sepuluh kali lipat kebaikan. Hadist riwayat HR Ibn Majah dan Thabrani menambahkan jika malaikat juga akan mendoakan keselamatan yang sama. Oleh sebab itu, bershalawatlah meski sedikit ataupun banyak

  1. Banyak sekali saat-saat yang tepat untuk melakukan shalawat

Shalawat tidak hanya dianjurkan untuk dibaca ketika mengawali atau mengakhiri doa. Mengucapkan shalawat pada waktu-waktu berikut ini pun sangat dianjurkan:  sebelum dan sesudah adzan, ketika akan memulai urusan penting, setiap mengadakan majelis, saat pagi dan petang, saat merasa susah, berjumpa sahabat dan kerabat, malam Jumat dan hari Jumat.

Bahkan ketika mendapati telinga tengah berdenging, kita juga disarankan untuk memanjatkan shalawat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw sebagai berikut:

????? ??????? ?????? ?????????? ??????????????? ???????????? ??????? ?????????? ?????? ??????? ???? ????????? ???????? – ???? ?????? ???? ?????? ???????? ???? ??? ???? ?????

“Jika telinga salah seorang di antara kalian berdengung, maka hendaknya ia mengingatku (Rasulullah Saw), membaca shalawat kepadaku, dan mengucapakan: dzakarallahu man dzakarani bi khairin (Semoga Allah swt mengingat orang yang mengingatku dengan kebaikan)” (H.R. al-Hakim, Ibn as-Sinni, at-Thabarani).

  1. Kisah Seorang Anak yang Dosanya Terampuni Karena Shalawat

Seorang ibu sangat bersedih ketika memimpikan anaknya yang telah meninggal. Dalam mimpi itu, sang anak dikenai adzab kubur yang berat karena semasa hidupnya si anak selalu melakukan dosa. Namun, ketika memimpikan anaknya untuk kali kedua, si ibu mendapatkan kondisi yang berbeda. Lalu sang anak bercerita:

“Wahai Ibunda, suatu ketika lewat di hadapanku sekelompok orang yang sedang mengusung jenazah yang hendak dikuburkan. Mayat itu kukenal dan dia semasa hidupnya ternyata lebih jahat daripada diriku. Ketika itulah aku berpikir bahwa laki-laki sial itu sudah pasti ditimpa oleh huru-hara akhirat akibat perbuatan maksiatnya. Secara tidak sadar aku menangis dan membayangkan kalau diriku juga bakal ditimpa peristiwa mengerikan yang sama. Pada saat itulah aku menyesali segala kesalahan dan dosa yang telah kuperbuat dan bertobat dengan sebenar-benarnya tobat di hadapan Ilahi.

Lantas, aku membaca Al-Quran, lalu mengucapkan shalawat atas Nabi Muhammad Saw sebanyak sepuluh kali. Aku membacakan shalawat sejumlah sebelas kali yang pahalanya kuhadiahkan kepada ahli kubur yang nahas tersebut sehingga di situlah Allah Swt menunjukkan pengampunan-Nya. Dia mengampuni dosa-dosaku. Shalawat atas Nabi Muhammad Saw itu menjadi cahaya di dalam kuburku, menghapuskan dosa-dosaku dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang hidup maupun yang sudah meninggal.”

Itulah tadi sedikit dari fakta-fakta yang terkadung di balik shalawat. Baca lebih banyak kisah-kisah keajaiban shalawat Nabi Muhammad Saw dalam buku Nur Muhammad karya Ir. Agus Haryo Sudarmojo. Dapatkan bukunya melalui mizanstore.com!

Tentang penulis: Agus Haryo Sudarmojo, pakar sains dan penceramah, sudah menulis beberapa buku, di antaranya: Menyibak Rahasia Sains Bumi dalam Al-Quran, Perjalanan  Akbar  Ras  Adam;  Sebuah  Interpretasi Baru Sains & Quran, Kepahlawanan dan Inspirasi Pangeran Sambernyowo, Amazing Baitullah, dan DNA Muhammad.

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section][et_pb_section admin_label=”section” global_module=”31503″ transparent_background=”off” allow_player_pause=”off” inner_shadow=”off” parallax=”off” parallax_method=”on” make_fullwidth=”off” use_custom_width=”off” width_unit=”off” make_equal=”off” use_custom_gutter=”off” fullwidth=”on” specialty=”off”][et_pb_fullwidth_post_slider global_parent=”31503″ admin_label=”Fullwidth Post Slider” posts_number=”3″ include_categories=”3″ orderby=”rand” show_arrows=”on” show_pagination=”on” show_more_button=”on” more_text=”Baca Selengkapnya” content_source=”off” excerpt_length=”125″ show_meta=”off” background_layout=”dark” show_image=”on” image_placement=”background” parallax=”on” parallax_method=”on” use_bg_overlay=”on” remove_inner_shadow=”off” background_position=”default” background_size=”default” auto=”on” auto_speed=”7000″ auto_ignore_hover=”on” hide_content_on_mobile=”off” hide_cta_on_mobile=”off” show_image_video_mobile=”on” header_font=”Montserrat|on|||” meta_font=”Abel||||” custom_button=”on” use_manual_excerpt=”on” background_color=”rgba(0,0,0,0)” use_text_overlay=”on” meta_letter_spacing=”0″ button_text_color=”#333333″ button_bg_color=”#ffcc51″ button_border_color=”#ffcc51″ button_letter_spacing=”0″ button_font=”Abel||||” button_use_icon=”on” button_icon=”%%368%%” button_icon_color=”#ffffff” button_icon_placement=”left” button_on_hover=”on” button_text_color_hover=”#ffffff” button_bg_color_hover=”#333333″ button_border_color_hover=”#333333″ button_letter_spacing_hover=”0″ text_overlay_color=”rgba(255,204,81,0.7)”] [/et_pb_fullwidth_post_slider][/et_pb_section]Bentang

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta