Nadirsyah Hosen Tulis Buku soal Tabayun Info Agama di Medsos
Yogyakarta, Gatra.com – Informasi yang tidak jelas, bahkan salah, dengan dasar agama terutama Islam, kerap cepat beredar belakangan ini di media sosial. Cendekiawan Muslim Nadirsyah Hosen coba menjelaskan kondisi ini lewat bukunya dan mengajak bertabayun atas tiap info agama di medsos.
“Kita menghadapi serbuan berita dan info yang tidak jelas. Beredar di grup WA atau Instagram, penggalan terjemah hadis atau cuplikan kisah Nabi Muhammad Saw yang sayangnya sering dipakai untuk menghakimi praktik ibadah ataupun pilihan hidup orang lain, hingga pilihan di tempat pemungutan suara saat pilpres,”kata Nadirsyah dalam rilis yang diterima Gatra.com, Jumat (8/3).
Apalagi, kata Nadirsyah, kecepatan jempol kita mengklik tombol share membuat kita khilaf tidak memverifikasi atau bertanya dulu kepada mereka yang lebih paham. “Tabayun di medsos menjadi terlupakan hingga berita hoaks menyebar dengan cepat,” ujar dosen di Fakultas Hukum Monash University, Australia, sejak 2015 ini.
Menurut putra mendiang ulama KH. Ibrahim Hosen ini, ada krisis pada masyarakat Muslim Indonesia saat ini. Antara lain kecenderungan memilih jalan instan dalam beragama, membabi buta dalam memaknai pesan agama, dan gemar menuduh dan menyalahkan sesama.
“Juga mudahnya memproduksi dan mendistribusi hoaks di media massa, dan sikap eksklusif kepada sesama Muslim maupun non-Muslim,” kata Rois Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama di Australia dan Selandia Baru ini.
Ia mencontohkan, ia dicaci-maki di media sosial karena menyebut istri Nabi Muhammad Saw, Siti Aisyah. Panggilan “Siti” dianggap tidak tepat karena tak terdapat dalam riwayat hadis. Padahal, menurut Nadirsyah, “Siti” kependekan dari Sayyidati, sebuah panggilan kehormatan untuk keluarga Nabi sebagai adab dari para kiai.
Penjelasan-penjelasan semacam ini yang disampaikan Nadirsyah dalam buku terbarunya, Saring Sebelum Sharing. Lewat buku ini, Nadirsyah ingin mengajak untuk berhati-hati dalam beragama dan bermasyarakat.
“Nadirsyah sangat berhati-hati dalam memilih referensi. Beberapa hadis yang kerap diperdebatkan, dikupas dengan detail dan diberi penjelasan mengenai konteks. Pembaca bisa meneladani sikap tabayun dalam menerima informasi terutama di medsos,” ujar Nurjannah Intan, editor Bentang Pustaka selaku penerbit buku ini, kepada Gatra.com.
Menurut Nurjanah, buku ini terasa pas terbit menjelang pemilu karena semakin banyak warganet yang mengatasnamakan agama dan ayat untuk membenarkan pendapatnya sendiri sekaligus menyerang pandangan yang berseberangan termasuk di bidang politik.
“Buku ini hadir supaya situasi semakin adem dan berefleksi terhadap tindakan-tindakan Nabi Muhammad Saw dalam memimpin umat dan Negara,” ujarnya.
Untuk mengenalkan buku yang terbit pertengahan Maret ini, Nadirsyah akan menggelar bedah buku di beberapa kota, yaitu Yogyakarta, Solo, Semarang, dan Jepara, pada 11-17 Maret 2019.
Penulis: Gatra
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!