Menyingkap Rahasia Semesta dalam Nur Muhammad
Jauh sebelum tubuh biologis Nabi Muhammad Saw diciptakan oleh Allah Swt, semesta telah menyambut kehadiran beliau. Cahaya atau nur Muhammad menjadi alasan penciptaan seluruh makhluk dalam semesta. Seluruh utusan Allah Swt berikrar bersama dalam perjanjian besar untuk beriman dan membantu ketika kelak beliau hadir sebagai nabi akhir zaman.
Bagaikan puzzle otomatis, proses penciptaan semesta bergerak sesuai rencana Allah Swt dalam kitab Lauh Mahfuzh. Lembaran-lembaran Lauh Mahfuzh menyimpan kumpulan informasi yang menjadi dasar penulisan segala takdir bagi setiap makhluk Allah Swt. Ibarat gen atau DNA, setiap makhluk hidup telah mengantongi rencana-rencana Allah yang akan terjadi dalam hidupnya.
Lalu, kapan malaikat, jin dan manusia pertama diciptakan? Bagaimana proses terbentuknya alam semesta? Apa wujud semesta sebelum ia diciptakan? Melalui buku Nur Muhammad, beragam pertanyaan dan rasa penasaran tersebut dapat dituntaskan. Penulis tak sekadar menjelaskan proses penciptaan alam semesta berdasarkan ayat-ayat Al-Quran, tetapi juga menjabarkan analisis sesuai sains dan ilmu pengetahuan. Menariknya, analisis sains tersebut memiliki kesinambungan yang kuat dengan Al-Quran dan hadis. Pembaca tak perlu pusing karena penulis menggunakan bahasa ilmiah populer yang mudah untuk dipahami.
Pemahaman diri juga menjadi kunci penting untuk memahami kebesaran Allah Swt dalam menciptakan alam semesta dan seluruh isinya. Hal tersebut sesuai dengan sebuah hadis yang mengungkapkan bahwa “Barang siapa yang memahami dirinya, dia memahami Tuhannya”. Oleh karena itu, buku Nur Muhammad memberikan panduan-panduan kepada pembaca untuk dapat mengenal diri sendiri. Panduan tersebut didasarkan pada tujuh tingkatan a’qabah (rintangan) yang disebutkan Imam Al-Gazali dalam buku Minhaj Al-Abidin. Seorang mukmin yang mampu menghadapi rintangan-ritangan tersebut niscaya mampu mencapai gerbang Ilahiah untuk memahami keberadaan Sang Pencipta.
Lebih lanjut, Nur Muhammad mengajak pembaca untuk meneladani sosok Nabi Muhammad Saw dengan lebih mendalam. Dengan segala keistimewaan beliau, salahkah jika kita memandang Nabi Muhammad sebagai manusia biasa? Temukan jawabannya dalam Nur Muhammad.
Agus Haryo Sudarmojo, pakar sains dan penceramah, sudah menulis beberapa buku, di antaranya: Menyibak Rahasia Sains Bumi dalam Al-Quran, Perjalanan Akbar Ras Adam; Sebuah Interpretasi Baru Sains & Quran, Kepahlawanan dan Inspirasi Pangeran Sambernyowo, Amazing Baitullah, dan DNA Muhammad.
Jauh sebelum tubuh biologis Nabi Muhammad Saw diciptakan oleh Allah Swt, semesta telah menyambut kehadiran beliau. Cahaya atau nur Muhammad menjadi alasan penciptaan seluruh makhluk dalam semesta. Seluruh utusan Allah Swt berikrar bersama dalam perjanjian besar untuk beriman dan membantu ketika kelak beliau hadir sebagai nabi akhir zaman.
Bagaikan puzzle otomatis, proses penciptaan semesta bergerak sesuai rencana Allah Swt dalam kitab Lauh Mahfuzh. Lembaran-lembaran Lauh Mahfuzh menyimpan kumpulan informasi yang menjadi dasar penulisan segala takdir bagi setiap makhluk Allah Swt. Ibarat gen atau DNA, setiap makhluk hidup telah mengantongi rencana-rencana Allah yang akan terjadi dalam hidupnya.
Lalu, kapan malaikat, jin dan manusia pertama diciptakan? Bagaimana proses terbentuknya alam semesta? Apa wujud semesta sebelum ia diciptakan? Melalui buku Nur Muhammad, beragam pertanyaan dan rasa penasaran tersebut dapat dituntaskan. Penulis tak sekadar menjelaskan proses penciptaan alam semesta berdasarkan ayat-ayat Al-Quran, tetapi juga menjabarkan analisis sesuai sains dan ilmu pengetahuan. Menariknya, analisis sains tersebut memiliki kesinambungan yang kuat dengan Al-Quran dan hadis. Pembaca tak perlu pusing karena penulis menggunakan bahasa ilmiah populer yang mudah untuk dipahami.
Pemahaman diri juga menjadi kunci penting untuk memahami kebesaran Allah Swt dalam menciptakan alam semesta dan seluruh isinya. Hal tersebut sesuai dengan sebuah hadis yang mengungkapkan bahwa “Barang siapa yang memahami dirinya, dia memahami Tuhannya”. Oleh karena itu, buku Nur Muhammad memberikan panduan-panduan kepada pembaca untuk dapat mengenal diri sendiri. Panduan tersebut didasarkan pada tujuh tingkatan a’qabah (rintangan) yang disebutkan Imam Al-Gazali dalam buku Minhaj Al-Abidin. Seorang mukmin yang mampu menghadapi rintangan-ritangan tersebut niscaya mampu mencapai gerbang Ilahiah untuk memahami keberadaan Sang Pencipta.
Lebih lanjut, Nur Muhammad mengajak pembaca untuk meneladani sosok Nabi Muhammad Saw dengan lebih mendalam. Dengan segala keistimewaan beliau, salahkah jika kita memandang Nabi Muhammad sebagai manusia biasa? Temukan jawabannya dalam Nur Muhammad.
Agus Haryo Sudarmojo, pakar sains dan penceramah, sudah menulis beberapa buku, di antaranya: Menyibak Rahasia Sains Bumi dalam Al-Quran, Perjalanan Akbar Ras Adam; Sebuah Interpretasi Baru Sains & Quran, Kepahlawanan dan Inspirasi Pangeran Sambernyowo, Amazing Baitullah, dan DNA Muhammad.Bentang
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!