Menemukan Indonesia: Apa Itu Indonesia?

Pandji Pragiwaksono tak pernah kehabisan ide untuk menciptakan hal-hal baru. Tak cukup dengan memiliki program acara sendiri di televisi, beraksi stand up comedy dari panggung ke panggung, hingga menulis buku-buku unggulan, tahun 2014 lalu Pandji muncul dengan ide gilanya; world tour dalam waktu satu tahun. Tak tanggung-tanggung, selama 365 hari, Pandji menjelajah 20 kota di delapan negara dan empat benua berbeda. Gilanya lagi, ia menggelar world tour dalam rangka beraksi stand up comedy.

Tak sendirian, Pandji melangsungkan world tour bersama timnya yang diberi nama, Mesakke Bangsaku World Tour atau MBWT. Tim ini beranggotakan sembilan orang, termasuk Pandji di dalamnya. Terhitung sejak April 2014 hingga setahun setelahnya, Pandji dan rombongan berhasil menaklukkan Singapura, Sydney, Melbourne, Adelaide, Brisbane, Gold Coast, Hongkong, Makau, London, Liverpool, Manchaster, Amsterdam, Leiden, Berlin, Guangzhou, Beijing, Tokyo, Kyoto, Los Angeles, dan San Fransisco.

IMG_20160817_114428

Sepulang dari world tour, Pandji dan rombongan tak membawa tangan kosong. Bagi Pandji, ia tak hanya kenyang akan pengalaman menjajaki bermacam tanah orang, melainkan juga mendapatkan kemenangan atas keberhasilannya “menemukan Indonesia”. Lewat perjalanan 365 harinya, Pandji membandingkan Indonesia dengan negara-negara yang ia kunjungi. Mulai dari perilaku masyarakatnya, infrastruktur yang diselenggarakan negara, biaya hidup, hingga potensi tiap negara. Semua itu Pandji tulis secara apik dan menyenangkan dalam buku keenamnya, Menemukan Indonesia.

Lewat buku berjumlah 282 halaman itu, Panjdi berhasil menjawab pertanyaan terbesarnya, apa itu Indonesia?. “Jadi, apa itu Indonesia? Apa itu menjadi “orang Indonesia”?” Tanyanya.

“Setelah jalan ke dua puluh kota di delapan negara dalam satu tahun, saya mulai memahami apa artinya menjadi orang Indonesia, dan apa itu Indonesia sebenarnya, terutama ketika dihadapkan dengan negara lain di seluruh penjuru dunia.”

Fitria Farisa Pandji Pragiwaksono tak pernah kehabisan ide untuk menciptakan hal-hal baru. Tak cukup dengan memiliki program acara sendiri di televisi, beraksi stand up comedy dari panggung ke panggung, hingga menulis buku-buku unggulan, tahun 2014 lalu Pandji muncul dengan ide gilanya; world tour dalam waktu satu tahun. Tak tanggung-tanggung, selama 365 hari, Pandji menjelajah 20 kota di delapan negara dan empat benua berbeda. Gilanya lagi, ia menggelar world tour dalam rangka beraksi stand up comedy.

Tak sendirian, Pandji melangsungkan world tour bersama timnya yang diberi nama, Mesakke Bangsaku World Tour atau MBWT. Tim ini beranggotakan sembilan orang, termasuk Pandji di dalamnya. Terhitung sejak April 2014 hingga setahun setelahnya, Pandji dan rombongan berhasil menaklukkan Singapura, Sydney, Melbourne, Adelaide, Brisbane, Gold Coast, Hongkong, Makau, London, Liverpool, Manchaster, Amsterdam, Leiden, Berlin, Guangzhou, Beijing, Tokyo, Kyoto, Los Angeles, dan San Fransisco.

IMG_20160817_114428

Sepulang dari world tour, Pandji dan rombongan tak membawa tangan kosong. Bagi Pandji, ia tak hanya kenyang akan pengalaman menjajaki bermacam tanah orang, melainkan juga mendapatkan kemenangan atas keberhasilannya “menemukan Indonesia”. Lewat perjalanan 365 harinya, Pandji membandingkan Indonesia dengan negara-negara yang ia kunjungi. Mulai dari perilaku masyarakatnya, infrastruktur yang diselenggarakan negara, biaya hidup, hingga potensi tiap negara. Semua itu Pandji tulis secara apik dan menyenangkan dalam buku keenamnya, Menemukan Indonesia.

Lewat buku berjumlah 282 halaman itu, Panjdi berhasil menjawab pertanyaan terbesarnya, apa itu Indonesia?. “Jadi, apa itu Indonesia? Apa itu menjadi “orang Indonesia”?” Tanyanya.

“Setelah jalan ke dua puluh kota di delapan negara dalam satu tahun, saya mulai memahami apa artinya menjadi orang Indonesia, dan apa itu Indonesia sebenarnya, terutama ketika dihadapkan dengan negara lain di seluruh penjuru dunia.”

Fitria FarisaFitria Farisa

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta