Memahami Demografi Termutakhir Pasar Asia Bersama Marketing for Competitiveness
Bagi para pebisnis dan pemasar, memahami karakteristik pasar adalah hal penting yang tak boleh dilewatkan. Ibarat pergi berperang, mereka harus mengatur strategi sepiawai mungkin untuk menakhlukkan kompetitor dan memenangkan hati konsumen. Semakin potensial suatu pasar, maka semakin besar tantangan yang harus dihadapi.
Sebagai wilayah geografis terpadat dengan jumlah populasi 50% dari penduduk dunia, Asia adalah arena yang menjanjikan. Banyak negara-negara Asia memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin mengesankan. Tak heran jika wilayah ini menyediakan pasar yang sangat menarik dan menguntungkan bagi banyak perusahaan, besar maupun kecil dari semua jenis industri.
Dalam buku “Marketing for Competitiveness”, tiga ahli pemasaran dunia yaitu Philip Kotler, Hermawan Kartajaya dan Hooi Den Huan membeberkan perkembangan termutakhir dari pasar Asia. Perubahan yang disikapi dengan sangat dinamis oleh penduduk Asia mendorong para pemasar untuk memperbaharui model pendekatan. Oleh sebab itu, berbagai data dan hasil riset disiapkan oleh penulis untuk mereka yang akan, sedang dan ingin terus berkompetisi di pasar Asia.
Penulis menggarisbawahi bahwa perkembangan teknologi memberikan dampak besar bagi pasar Asia. Sebagai contoh, penetrasi ponsel di wilayah Asia mencapai 93%, bahkan setengah negara Asia penerasinya mencapai 100%. Hal tersebut dipengaruhi oleh cakupan mobile broadband yang semakin luas, kehadiran ponsel terjangkau yang semakin meningkat, serta berkembangnya kelas menengah Asia dengan disposable income yang semakin membaik. Namun di balik itu, ketimpangan distribusi penetrasi dan infrastruktur digital di wilayah Asia juga perlu diperhatikan dengan seksama.
Penulis juga memparkan hasil penelitian yang menunjukkan korelasi antara digitalisasi dengan naiknya PDB per kapita, pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran di negara-negara Asia. Di sisi lain, penulis juga memberikan perhatian khusus pada paradoks digitalisasi serta tantangan legal politik, ekonomi hingga sosial budaya yang tak boleh luput dari perhatian setiap pemasar yang bermain di wilayah Asia.
Selain perubahan dari sisi teknologi, tak boleh dilupakan bahwa konsumen juga mengalami perubahan karakteristik yang sangat signifikan. Pemasar yang ingin memenangkan pasar Asia, perlu menyimak hasil kajian penulis mengenai pola konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Sebelum digitalisasi berkembang pesat, konsumen umumnya melalui proses 4A: Aware, Attitude, Act dan Act Again. Namun di era keterhubungan, jalur konsumen berproses menjadi 5A: Aware, Appeal, Ask, Act dan Advocate.
Perubahan-perubahan demografi tersebut membawa pengaruh yang besar bagi aktivitas pemasaran, mengingat pemasaran adalah sebuah ilmu dan kerampilan yang harus bereaksi dinamis terhadap perubahan. Memahami hasil penelitian yang telah dihimpun dalam “Marketing for Competitiveness” menjadi penting bagi mereka yang ingin memenangkan pasar Asia. Selain banyak konsep-konsep baru dan kerangka kerja, buku ini memberikan sejumlah besar contoh nyata dari berbagai perusahaan Asia maupun global dalam mengimplementasikan strategi bersaing di pasar Asia.
Buku “Marketing for Competitiveness” telah bisa didapat di toko-toko buku terdekat dengan harga Rp79.000. Pemesanan secara online juga bisa dilakukan lewat mizanstore.com yang akan memberikan diskon 15% bagi para pembelinya.
—
Penulis Buku
Philip Kotler
Dr Philip Kotler adalah S.C. Johnson Distinguished Professor of International Marketing di Kellogg School of Management. Dia salah satu pemikir pemasaran terkemuka dunia. Dia meraih gelar M.A. dalam bidang ekonomi (1953) di University of Chicago dan gelar PhD dalam bidang ekonomi (1956) di Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan menerima gelar kehormatan dari 20 universitas di negara-negara lain. Dia menulis lebih dari 58 buku dan lebih dari 150 artikel. Dia pernah menjadi konsultan di IBM, General Electric, Sony, AT&T, Bank of America, Merck, Motorola, Ford, dan banyak lagi. The Financial Times memasukkan namanya dalam daftar 10 pemikir bisnis terkemuka. Surat kabar tersebut juga menyebut buku Marketing Management karyanya sebagai salah satu dari 50 buku bisnis terbaik sepanjang masa.
Hermawan Kartajaya
Hermawan Kartajaya adalah pendiri Asia Marketing Federation dan Presiden Asia Council for Small Business. Pada 2003, namanya disebut sebagai salah satu dari “50 Gurus Who Have Shaped the Future of Marketing” oleh CIM-UK. Pada 2009, dia menerima penghargaan Distinguished Global Leadership Award dari Pan-Pacific Business Association. Dia juga seorang pemikir bisnis strategis dan praktisi pemasaran. Dia telah menulis lima buku internasional bersama Philip Kotler—bapak pemasaran modern. Buku terakhir Hermawan, Marketing 3.0, diterima secara global dan diterbitkan dalam 25 bahasa.
Hermawan adalah executive chairman dan pendiri MarkPlus Inc., penyedia layanan pemasaran terintegrasi yang terkemuka dan memberikan layanan komprehensif untuk konsultasi, riset, pelatihan, dan media, dengan cabang di 18 kota di Indonesia. Dia menerima gelar doktor kehormatan dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Hooi Den Huan
Dr Hooi Den Huan adalah Direktur Nanyang Technopreneurship Center, Nanyang Technological University, dan Associate Professor di Nanyang Business School. Dia juga menjadi penyelia di Asia Marketing Federation Foundation, wakil presiden di Asian Council for Small Business, konsultan kehormatan untuk CCPIT Commercial Sub-Council, and anggota dewan penasihat Times Higher Education, Times of India. Den menerima gelar BSc (Hons) dalam bidang business studies dari University of Bradford, gelar PhD dari University of Manchester, dan pernah menjadi sarjana tamu di Sloan School of Management, MIT.
Dia adalah Chartered Marketer (CIM-UK), Chartered Accountant (ICAEW), Chartered Management Accountant (CIMA), dan juga seorang Babson TETA Fellow. Selain itu, Den pernah menerima penghargaan Distinguished Global Leadership Award dari Pan-Pacific Business Association pada 2011, kemudian ICSB President’s Award pada 2014, dan Fellowship dari Marketing Institute of Malaysia pada 2016. Bagi para pebisnis dan pemasar, memahami karakteristik pasar adalah hal penting yang tak boleh dilewatkan. Ibarat pergi berperang, mereka harus mengatur strategi sepiawai mungkin untuk menakhlukkan kompetitor dan memenangkan hati konsumen. Semakin potensial suatu pasar, maka semakin besar tantangan yang harus dihadapi.
Sebagai wilayah geografis terpadat dengan jumlah populasi 50% dari penduduk dunia, Asia adalah arena yang menjanjikan. Banyak negara-negara Asia memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin mengesankan. Tak heran jika wilayah ini menyediakan pasar yang sangat menarik dan menguntungkan bagi banyak perusahaan, besar maupun kecil dari semua jenis industri.
Dalam buku “Marketing for Competitiveness”, tiga ahli pemasaran dunia yaitu Philip Kotler, Hermawan Kartajaya dan Hooi Den Huan membeberkan perkembangan termutakhir dari pasar Asia. Perubahan yang disikapi dengan sangat dinamis oleh penduduk Asia mendorong para pemasar untuk memperbaharui model pendekatan. Oleh sebab itu, berbagai data dan hasil riset disiapkan oleh penulis untuk mereka yang akan, sedang dan ingin terus berkompetisi di pasar Asia.
Penulis menggarisbawahi bahwa perkembangan teknologi memberikan dampak besar bagi pasar Asia. Sebagai contoh, penetrasi ponsel di wilayah Asia mencapai 93%, bahkan setengah negara Asia penerasinya mencapai 100%. Hal tersebut dipengaruhi oleh cakupan mobile broadband yang semakin luas, kehadiran ponsel terjangkau yang semakin meningkat, serta berkembangnya kelas menengah Asia dengan disposable income yang semakin membaik. Namun di balik itu, ketimpangan distribusi penetrasi dan infrastruktur digital di wilayah Asia juga perlu diperhatikan dengan seksama.
Penulis juga memparkan hasil penelitian yang menunjukkan korelasi antara digitalisasi dengan naiknya PDB per kapita, pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran di negara-negara Asia. Di sisi lain, penulis juga memberikan perhatian khusus pada paradoks digitalisasi serta tantangan legal politik, ekonomi hingga sosial budaya yang tak boleh luput dari perhatian setiap pemasar yang bermain di wilayah Asia.
Selain perubahan dari sisi teknologi, tak boleh dilupakan bahwa konsumen juga mengalami perubahan karakteristik yang sangat signifikan. Pemasar yang ingin memenangkan pasar Asia, perlu menyimak hasil kajian penulis mengenai pola konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Sebelum digitalisasi berkembang pesat, konsumen umumnya melalui proses 4A: Aware, Attitude, Act dan Act Again. Namun di era keterhubungan, jalur konsumen berproses menjadi 5A: Aware, Appeal, Ask, Act dan Advocate.
Perubahan-perubahan demografi tersebut membawa pengaruh yang besar bagi aktivitas pemasaran, mengingat pemasaran adalah sebuah ilmu dan kerampilan yang harus bereaksi dinamis terhadap perubahan. Memahami hasil penelitian yang telah dihimpun dalam “Marketing for Competitiveness” menjadi penting bagi mereka yang ingin memenangkan pasar Asia. Selain banyak konsep-konsep baru dan kerangka kerja, buku ini memberikan sejumlah besar contoh nyata dari berbagai perusahaan Asia maupun global dalam mengimplementasikan strategi bersaing di pasar Asia.
Buku “Marketing for Competitiveness” telah bisa didapat di toko-toko buku terdekat dengan harga Rp79.000. Pemesanan secara online juga bisa dilakukan lewat mizanstore.com yang akan memberikan diskon 15% bagi para pembelinya.
—
Penulis Buku
Philip Kotler
Dr Philip Kotler adalah S.C. Johnson Distinguished Professor of International Marketing di Kellogg School of Management. Dia salah satu pemikir pemasaran terkemuka dunia. Dia meraih gelar M.A. dalam bidang ekonomi (1953) di University of Chicago dan gelar PhD dalam bidang ekonomi (1956) di Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan menerima gelar kehormatan dari 20 universitas di negara-negara lain. Dia menulis lebih dari 58 buku dan lebih dari 150 artikel. Dia pernah menjadi konsultan di IBM, General Electric, Sony, AT&T, Bank of America, Merck, Motorola, Ford, dan banyak lagi. The Financial Times memasukkan namanya dalam daftar 10 pemikir bisnis terkemuka. Surat kabar tersebut juga menyebut buku Marketing Management karyanya sebagai salah satu dari 50 buku bisnis terbaik sepanjang masa.
Hermawan Kartajaya
Hermawan Kartajaya adalah pendiri Asia Marketing Federation dan Presiden Asia Council for Small Business. Pada 2003, namanya disebut sebagai salah satu dari “50 Gurus Who Have Shaped the Future of Marketing” oleh CIM-UK. Pada 2009, dia menerima penghargaan Distinguished Global Leadership Award dari Pan-Pacific Business Association. Dia juga seorang pemikir bisnis strategis dan praktisi pemasaran. Dia telah menulis lima buku internasional bersama Philip Kotler—bapak pemasaran modern. Buku terakhir Hermawan, Marketing 3.0, diterima secara global dan diterbitkan dalam 25 bahasa.
Hermawan adalah executive chairman dan pendiri MarkPlus Inc., penyedia layanan pemasaran terintegrasi yang terkemuka dan memberikan layanan komprehensif untuk konsultasi, riset, pelatihan, dan media, dengan cabang di 18 kota di Indonesia. Dia menerima gelar doktor kehormatan dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Hooi Den Huan
Dr Hooi Den Huan adalah Direktur Nanyang Technopreneurship Center, Nanyang Technological University, dan Associate Professor di Nanyang Business School. Dia juga menjadi penyelia di Asia Marketing Federation Foundation, wakil presiden di Asian Council for Small Business, konsultan kehormatan untuk CCPIT Commercial Sub-Council, and anggota dewan penasihat Times Higher Education, Times of India. Den menerima gelar BSc (Hons) dalam bidang business studies dari University of Bradford, gelar PhD dari University of Manchester, dan pernah menjadi sarjana tamu di Sloan School of Management, MIT.
Dia adalah Chartered Marketer (CIM-UK), Chartered Accountant (ICAEW), Chartered Management Accountant (CIMA), dan juga seorang Babson TETA Fellow. Selain itu, Den pernah menerima penghargaan Distinguished Global Leadership Award dari Pan-Pacific Business Association pada 2011, kemudian ICSB President’s Award pada 2014, dan Fellowship dari Marketing Institute of Malaysia pada 2016.Bentang
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!