#LifeAsEditor: Bahasa Indonesia yang Aneh
Teks: Noni Rosliyani, editor Bentang Pustaka
Kayaknya saya harus lebih membiasakan diri lagi dengan perubahan-perubahan lema Bahasa Indonesia, yang udah ditetapkan di KBBI Edisi V sejak Oktober 2016 kemarin. Meski sebenernya, saya masih belum terbiasa juga sih.. pada beberapa kata di KBBI Edisi IV, yang dalam bentuk baku malah kedengeran aneh. Lalu sekarang masih ditambahin lagi lema-lema baru serapan dari bahasa Indonesia.
Ohya, tulisan ini atas usul beberapa pembaca yang japri dan meminta saya menuliskan kata-kata yang seharusnya salah atau tidak baku, tapi banyak digunakan, sehingga seakan-akan kata itu menjadi benar.
Orangtua >> Orang tua
Di KBBI lama, untuk menyebut orangtua kandung adalah disambung. Tapi kalau menyebut orang yang sudah tua, maka dipisah. Tapi di KBBI baru ini, semuanya dipisah, baik orangtua kandung ataupun orang yang sudah tua.
Apa karena Balai Bahasa melihat banyak fenomena orangtua yang berpisah atau bercerai sehingga penulisannya dipisah aja ya.. Hhmm..
Saya sudah sangat nyaman menulis orangtua kandung itu disambung. Karena saya enggak mau berpisah sama suami, kan kami orangtua yang selalu bersama selama-lamanya. Jadi, khusus di blog ini saya bikin selingkung sendiri. Orangtua kandung itu disambung. LOL
Jembel >> Gembel
Eh, pada tahu enggak.. bentuk baku kata gembel itu awalnya jembel lo.. Dan pertama denger, rasanya aneh.. banget. Enggak terima kalau setiap kata gembel di buku diubah jadi jembel. Tapi apa boleh buat ya, buku kan menjadi salah satu alat mengedukasi pembaca pada bentuk baku suatu kata.
Setelah saya udah bisa terima dan membiasakan diri menuliskannya. Lah, sekarang gembel sudah kembali pada hakikat katanya, yaitu gembel.
Apa karena Balai Bahasa menerima banyak komplain bahwa kata itu aneh, ayo kembalikan aja menjadi gembel. Enggak tahu dehh..
Mug >> Mok
Maag >> Mag
Saya pernah mendapat komplain pembaca via email, yang katanya banyak kosakata di novel yang typo. Wott?? Kok bisa banyak, naskah itu sudah di-proof berkali-kali oleh beberapa orang, masa masih ada yang typo sih.. Dan setelah saya telusuri, ternyata enggak ada tuh..
Tapi dugaan saya, mungkin karena di novel tersebut banyak penyebutan kata-kata yang kurang familiar, padahal kata itu adalah bentuk bakunya. Seperti mug yang seharus mok, dan maag yang seharusnya mag. Minum susu pakai segelas mok, bukan mug. Kalau kebanyakan minum kopi bisa terkena mag, bukan maag.
Untuk kedua kata ini, Balai Bahasa masih tetap mempertahankan bentuk bakunya di KBBI Edisi V-nya.
Jomblo >> Jomlo
Salahkan band Gigi yang memopulerkan kata Jomblo. Kemudian kita semua menyebut orang tanpa pasangan itu Jomblo.
Padahal ya gaes, yang benar penulisannya adalah Jomlo, tanpa b. Aneh kan? Aneh … LOL
Kalau orang yang enggak paham, mungkin dikira editornya enggak teliti, sampai typo gitu. Padahal emang yang bener Jomlo.
Lavender >> Lavendel
Nih.. nih.. satu lagi yang aku juga gemes. Tahu kan ya, bunga lavender. Di KBBI edisi lama juga di KBBI edisi V ini, bentuk baku kata lavender adalah lavendel. Disebutkan kayak orang cedal, enggak bisa ngomong -r.
Sebelumnya saya mikir, kenapa sih ini Balai Bahasa kurang kerjaan banget. Udah cantik-cantik disebut lavender, kenapa musti diubah jadi lavendel coba.. Tapi setelah tahu nama latin bunga ini adalah Lavandula angustifolia, saya kemudian membuat asumsi sendiri.
Lavendel dari kata Lavandula. Kalau nama latinnya Lavandura, baru disebutnya Lavender.LOL
Hoax >> Hoaks
Kalau ini lema baru yang masuk di KBBI edisi V. Kita selalu menyebut Hoax (dibaca hoxs) untuk berita yang masih simpang siur kebenarannya. Nah, sekarang Hoax sudah diserap dalam bahasa Indonesia jadi Hoaks.
Aneh enggak sih? Anehhh.. Kalau mau diserap, kenapa enggak jadi Hoks aja?
Misal itu karena banyak orang sudah terlalu banyak yang menyebut dengan kata Hoaks. Tapi buktinya, Jomblo tetap saja Jomlo.
Entahlah.. suka enggak paham sama pemikiran tim Balai Bahasa ini.
Celcius >> Celsius
Kalau yang ini sudah ada di KBBI edisi lama, juga edisi baru. Cuma saya mau meluruskan beberapa orang (termasuk Google) yang masih aja menulisnya menjadi Celcius.
Dulu, entah saat KBBI edisi berapa, kata baku penyebutan suhu ini adalah Celcius. Tapi kemudian diprotes oleh banyak orang. Kata Celsius kan berasal dari nama orang Anders Celsius, kok bahasa Indonesia mengubah-ubah seenak udelnya sih..
Akhirnya deh, dikembalikan menjadi Celsius.
Herbivora >> Herbivor
Karnivora >> Karnivor
Omnivora >> Omnivor
Kata baku bahasa indonesia sering kepentok sama kata-kata yang udah lazim disebut di dunia science deh.. Coba cek buku-buku IPA kalian, kebanyakan menyebutnya Herbivora semua kan.. Padahal yang bener Herbivor.
Saat masih menjadi editor buku penunjang pelajaran, saya pernah diprotes sama penulis, “Kok, kata-katanya diubah.. Anak-anak nanti enggak tahu itu artinya apa.”
Lahh.. Bingung juga kan.. Ngikut guru atau ngikut Balai Bahasa dong..
Game >> Gim
File >> Fail
Ini salah satu kata serapan. Diserap dari bahasa inggris ke bahasa Indonesia. Kalau file jadi fail, kenapa game jadi gim ya? Kok bukan gem? LOL
Auk ah.. Suka enggak paham gimana cara kerja tim Balai Bahasa menentukan bentuk baku kata-kata dalam bahasa Indonesia.
*
Masih banyak lagi benernya gaes.. Tapi aku lelah menjabarkan semuanya. Ada yang lupa juga sihh.. Biasanya baru inget, pas ngedit, trus diproof, dan ketemu katanya.
Cuma yang pasti, plis gaes.. yang bener adalah Gara-gara ya, bukan Gegara. Tiba-tiba, bukan Tetiba. Dan mengubah, bukan merobah apalagi merubah. Kata dasarnya kan ubah, bukan rubah.
Suka risih aja, pas baca banyak orang yang menulis dengan kata-kata itu. Semoga Balai Bahasa tidak terinspirasi dan memasukkan kata-kata itu ke dalam KBBI ya..
Beberapa kata yang sekarang aja aku udah enggak habis pikir, apalagi kalau ditambahi kata-kata ini tadi. LOL
Dikutip dari:
http://nonirosliyani.com/lifeaseditor-bahasa-indonesia-yang-aneh/
Teks: Noni Rosliyani, editor Bentang Pustaka
Kayaknya saya harus lebih membiasakan diri lagi dengan perubahan-perubahan lema Bahasa Indonesia, yang udah ditetapkan di KBBI Edisi V sejak Oktober 2016 kemarin. Meski sebenernya, saya masih belum terbiasa juga sih.. pada beberapa kata di KBBI Edisi IV, yang dalam bentuk baku malah kedengeran aneh. Lalu sekarang masih ditambahin lagi lema-lema baru serapan dari bahasa Indonesia.
Ohya, tulisan ini atas usul beberapa pembaca yang japri dan meminta saya menuliskan kata-kata yang seharusnya salah atau tidak baku, tapi banyak digunakan, sehingga seakan-akan kata itu menjadi benar.
Orangtua >> Orang tua
Di KBBI lama, untuk menyebut orangtua kandung adalah disambung. Tapi kalau menyebut orang yang sudah tua, maka dipisah. Tapi di KBBI baru ini, semuanya dipisah, baik orangtua kandung ataupun orang yang sudah tua.
Apa karena Balai Bahasa melihat banyak fenomena orangtua yang berpisah atau bercerai sehingga penulisannya dipisah aja ya.. Hhmm..
Saya sudah sangat nyaman menulis orangtua kandung itu disambung. Karena saya enggak mau berpisah sama suami, kan kami orangtua yang selalu bersama selama-lamanya. Jadi, khusus di blog ini saya bikin selingkung sendiri. Orangtua kandung itu disambung. LOL
Jembel >> Gembel
Eh, pada tahu enggak.. bentuk baku kata gembel itu awalnya jembel lo.. Dan pertama denger, rasanya aneh.. banget. Enggak terima kalau setiap kata gembel di buku diubah jadi jembel. Tapi apa boleh buat ya, buku kan menjadi salah satu alat mengedukasi pembaca pada bentuk baku suatu kata.
Setelah saya udah bisa terima dan membiasakan diri menuliskannya. Lah, sekarang gembel sudah kembali pada hakikat katanya, yaitu gembel.
Apa karena Balai Bahasa menerima banyak komplain bahwa kata itu aneh, ayo kembalikan aja menjadi gembel. Enggak tahu dehh..
Mug >> Mok
Maag >> Mag
Saya pernah mendapat komplain pembaca via email, yang katanya banyak kosakata di novel yang typo. Wott?? Kok bisa banyak, naskah itu sudah di-proof berkali-kali oleh beberapa orang, masa masih ada yang typo sih.. Dan setelah saya telusuri, ternyata enggak ada tuh..
Tapi dugaan saya, mungkin karena di novel tersebut banyak penyebutan kata-kata yang kurang familiar, padahal kata itu adalah bentuk bakunya. Seperti mug yang seharus mok, dan maag yang seharusnya mag. Minum susu pakai segelas mok, bukan mug. Kalau kebanyakan minum kopi bisa terkena mag, bukan maag.
Untuk kedua kata ini, Balai Bahasa masih tetap mempertahankan bentuk bakunya di KBBI Edisi V-nya.
Jomblo >> Jomlo
Salahkan band Gigi yang memopulerkan kata Jomblo. Kemudian kita semua menyebut orang tanpa pasangan itu Jomblo.
Padahal ya gaes, yang benar penulisannya adalah Jomlo, tanpa b. Aneh kan? Aneh … LOL
Kalau orang yang enggak paham, mungkin dikira editornya enggak teliti, sampai typo gitu. Padahal emang yang bener Jomlo.
Lavender >> Lavendel
Nih.. nih.. satu lagi yang aku juga gemes. Tahu kan ya, bunga lavender. Di KBBI edisi lama juga di KBBI edisi V ini, bentuk baku kata lavender adalah lavendel. Disebutkan kayak orang cedal, enggak bisa ngomong -r.
Sebelumnya saya mikir, kenapa sih ini Balai Bahasa kurang kerjaan banget. Udah cantik-cantik disebut lavender, kenapa musti diubah jadi lavendel coba.. Tapi setelah tahu nama latin bunga ini adalah Lavandula angustifolia, saya kemudian membuat asumsi sendiri.
Lavendel dari kata Lavandula. Kalau nama latinnya Lavandura, baru disebutnya Lavender.LOL
Hoax >> Hoaks
Kalau ini lema baru yang masuk di KBBI edisi V. Kita selalu menyebut Hoax (dibaca hoxs) untuk berita yang masih simpang siur kebenarannya. Nah, sekarang Hoax sudah diserap dalam bahasa Indonesia jadi Hoaks.
Aneh enggak sih? Anehhh.. Kalau mau diserap, kenapa enggak jadi Hoks aja?
Misal itu karena banyak orang sudah terlalu banyak yang menyebut dengan kata Hoaks. Tapi buktinya, Jomblo tetap saja Jomlo.
Entahlah.. suka enggak paham sama pemikiran tim Balai Bahasa ini.
Celcius >> Celsius
Kalau yang ini sudah ada di KBBI edisi lama, juga edisi baru. Cuma saya mau meluruskan beberapa orang (termasuk Google) yang masih aja menulisnya menjadi Celcius.
Dulu, entah saat KBBI edisi berapa, kata baku penyebutan suhu ini adalah Celcius. Tapi kemudian diprotes oleh banyak orang. Kata Celsius kan berasal dari nama orang Anders Celsius, kok bahasa Indonesia mengubah-ubah seenak udelnya sih..
Akhirnya deh, dikembalikan menjadi Celsius.
Herbivora >> Herbivor
Karnivora >> Karnivor
Omnivora >> Omnivor
Kata baku bahasa indonesia sering kepentok sama kata-kata yang udah lazim disebut di dunia science deh.. Coba cek buku-buku IPA kalian, kebanyakan menyebutnya Herbivora semua kan.. Padahal yang bener Herbivor.
Saat masih menjadi editor buku penunjang pelajaran, saya pernah diprotes sama penulis, “Kok, kata-katanya diubah.. Anak-anak nanti enggak tahu itu artinya apa.”
Lahh.. Bingung juga kan.. Ngikut guru atau ngikut Balai Bahasa dong..
Game >> Gim
File >> Fail
Ini salah satu kata serapan. Diserap dari bahasa inggris ke bahasa Indonesia. Kalau file jadi fail, kenapa game jadi gim ya? Kok bukan gem? LOL
Auk ah.. Suka enggak paham gimana cara kerja tim Balai Bahasa menentukan bentuk baku kata-kata dalam bahasa Indonesia.
*
Masih banyak lagi benernya gaes.. Tapi aku lelah menjabarkan semuanya. Ada yang lupa juga sihh.. Biasanya baru inget, pas ngedit, trus diproof, dan ketemu katanya.
Cuma yang pasti, plis gaes.. yang bener adalah Gara-gara ya, bukan Gegara. Tiba-tiba, bukan Tetiba. Dan mengubah, bukan merobah apalagi merubah. Kata dasarnya kan ubah, bukan rubah.
Suka risih aja, pas baca banyak orang yang menulis dengan kata-kata itu. Semoga Balai Bahasa tidak terinspirasi dan memasukkan kata-kata itu ke dalam KBBI ya..
Beberapa kata yang sekarang aja aku udah enggak habis pikir, apalagi kalau ditambahi kata-kata ini tadi. LOL
Dikutip dari:
http://nonirosliyani.com/lifeaseditor-bahasa-indonesia-yang-aneh/
bentang
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!