Lagi, Candra Malik Ramaikan Panggung Sastra
Penulis, sastrawan sufi, dan pemusik, Candra Malik, akan menggelar sebuah pertunjukan sastra, Unity in Culture bertajuk Festival Tahun Depan. Acara akan dihelat pada 30 Desember 2015, bertempat di Rumah Sanur, Bali. Gus Can, begitu ia akrab disapa, akan menggandeng komunitas seniman di Bali, dan berkolaborasi dengan penyair, Wayan Jengki Sunarta, serta Minladunka Band.
Lewat Festival Tahun Depan, Gus Can mengajak masyarakat menyaksikan sejumlah repertoar world music secara akustik, yang dipadukan dengan musik Bali. Tak hanya masyarakat biasa, para seniman dan sastrawan pun diharapkan dapat ikut menikmati pertunjukkan kolaborasi antara puisi, musik, dan lagu ini.
“Ide dasarnya adalah merangkul para seniman serta budayawan untuk berdialektika dan berproses bersama,” kata penulis yang baru-baru ini menerbitkan buku sastra berjudul Mawar Hitam ini.
“Saya berharap, kantong-kantong seni dan budaya terus bermunculan di berbagai daerah, termasuk Bali. Tentu saja tidak hanya melalui event ini, tapi melalui kesadaran bersama yang terus kita bangun,” tambahnya.
Sebagai penulis, sastrawan, dan pemusik, Gus Can tercatat aktif menggelar acara bertema sastra. Dirinya kerap berkolaborasi dengan seniman dan sastrawan lain, seperti Sujiwo Tejo, Idris Sardi, Dewa Budjana, Pidi Baiq, dll.
Penulis, sastrawan sufi, dan pemusik, Candra Malik, akan menggelar sebuah pertunjukan sastra, Unity in Culture bertajuk Festival Tahun Depan. Acara akan dihelat pada 30 Desember 2015, bertempat di Rumah Sanur, Bali. Gus Can, begitu ia akrab disapa, akan menggandeng komunitas seniman di Bali, dan berkolaborasi dengan penyair, Wayan Jengki Sunarta, serta Minladunka Band.
Lewat Festival Tahun Depan, Gus Can mengajak masyarakat menyaksikan sejumlah repertoar world music secara akustik, yang dipadukan dengan musik Bali. Tak hanya masyarakat biasa, para seniman dan sastrawan pun diharapkan dapat ikut menikmati pertunjukkan kolaborasi antara puisi, musik, dan lagu ini.
“Ide dasarnya adalah merangkul para seniman serta budayawan untuk berdialektika dan berproses bersama,” kata penulis yang baru-baru ini menerbitkan buku sastra berjudul Mawar Hitam ini.
“Saya berharap, kantong-kantong seni dan budaya terus bermunculan di berbagai daerah, termasuk Bali. Tentu saja tidak hanya melalui event ini, tapi melalui kesadaran bersama yang terus kita bangun,” tambahnya.
Sebagai penulis, sastrawan, dan pemusik, Gus Can tercatat aktif menggelar acara bertema sastra. Dirinya kerap berkolaborasi dengan seniman dan sastrawan lain, seperti Sujiwo Tejo, Idris Sardi, Dewa Budjana, Pidi Baiq, dll.
@fitriafarisabentang
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!