Berdamai dengan Inner Child, Bagaimana Caranya?

Inner child, setiap orang pasti mempunyai sisi anak kecil dalam dirinya. Biasanya inner child sendiri ada karena sisi anak kecil dalam diri tersebut belum terpuaskan dengan kejadian di masa lalu.

Pada novel “Restart” karya Nara Lahmusi pun juga sedikit disinggung mengenai keadaan inner child yang belum terpuaskan. Kira-kira, bagaimana contoh inner child yang ada pada novel tersebut?

Namun sebelum itu, baiknya kamu mempelajari terlebih dahulu, apa itu inner child yang ada pada diri kita sendiri. Simak artikel Bentang Belia berikut ini ya!

Inner Child dalam Diri Kita

Istilah inner child tentu saja bukan berarti bahwa ada seorang anak kecil yang tinggal di dalam diri kita, atau bahkan bagian otak kita hanya bisa dilimpahkan pada pikiran-pikiran kekanak-kanakan.

Ide umum dari Inner Child sendiri yaitu, bahwa kita semua memiliki aspek kekanak-kanakan dalam pikiran bawah sadar kita. Inner Child dapat dilihat sebagai ‘sub kepribadian’. Ini adalah sisi karakter dirimu yang dapat mengambil alih ketika kamu dihadapkan pada tantangan. 

Inner Child mencerminkan sisi anak kita yang dulu, baik dalam aspek ‘negatif’ dan ‘positif’. Kebutuhan kita yang belum terpenuhi dan emosi masa kanak-kanak yang tertekan, serta kepolosan, kreativitas, dan kegembiraan kita yang kekanak-kanakan, masih menunggu di dalam diri kita. 

Emosi yang tertekan adalah hal-hal yang diajarkan kepada kita sebagai seorang anak untuk tidak dirasakan jika kamu ingin dicintai. Jadi jika kita hanya diberi perhatian saat ‘baik’, maka kita mungkin mendapati inner child yang menyimpan pemberontakan, kesedihan, dan kemarahan. 

Atau, jika kita mengalami trauma atau pelecehan, kita akan belajar menyembunyikan rasa sakit dan ketakutan untuk bertahan hidup. Inner child juga bisa menyembunyikan semua hal yang diajarkan orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya kepada kita untuk memikirkan diri kita sendiri. 

Ini mungkin terdengar seperti, “sebaiknya kamu tidak mengatakan apa yang sebenarnya kamu pikirkan”, “Jangan mencoba untuk mendapatkan promosi karena dirimu tidak cukup pintar”, atau “Anak laki-laki besar tidak menangis”.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Cerita Fantasi Dongeng Amat Digemari Remaja

Lalu, Bagaimana Cara Berdamai dengan Inner Child?

Adanya permasalahan yang masih tersimpan dalam inner child kita, membuat diri kita menjadi tidak terbuka terhadap diri sendiri, apa lagi untuk masa depan yang lebih baik. Karena pastinya kita akan tetap dihantui oleh trauma masa kecil.

Namun, pastinya kita tetap ingin berusaha untuk berdamai dengan inner child kita. Lalu, bagaimana caranya? Kamu bisa mencoba hal ini ya!

1. Tetap berpikiran terbuka 

Bagi kebanyakan orang, masa lalu berisi gabungan peristiwa positif dan negatif. Keadaan ini membantu membentuk karakter kamu dan memandu pilihan serta tujuan kamu seiring bertambahnya usia dan akhirnya mencapai usia dewasa.

Jika kamu masih memiliki keraguan, itu sangat normal. Cobalah melihat innerchildmu sebagai cara untuk mengeksplorasi hubunganmu dengan masa lalu, tidak lebih. Perspektif ini dapat membantu kamu mendekati proses dengan sikap ingin tahu.

2. Mintalah bimbingan dari anak-anak

Anak-anak dapat mengajari kamu banyak hal tentang kehidupan, mulai dari menemukan kegembiraan dalam hal-hal kecil hingga menjalani hidup saat ini. 

Jika kamu kesulitan mengingat kembali pengalaman masa kecil yang menyenangkan, terlibat dalam permainan kreatif dengan anak-anak dapat membantu menghidupkan kembali kenangan ini dan menghubungkan kamu kembali dengan kenikmatan hari-hari yang lebih sederhana.

Menonton film atau acara televisi dari masa kecil kamu, atau membaca ulang beberapa buku favorit kamu, juga bisa menjadi cara yang berguna untuk membangkitkan perasaan positif.

3. Kunjungi kembali kenangan masa kecil

Foto dan kenang-kenangan lainnya dapat membantu kamu memasuki kembali ruang emosional yang tercermin dalam gambar dan kata-kata di masa lalu Untuk melihat ke belakang, kamu dapat mencoba aktivitas seperti membuka-buka album foto dan buku tahunan sekolah, atau membaca ulang buku harian masa kecil.

Jika orang tua, saudara kandung, atau teman masa kecil kamu mempunyai cerita untuk dibagikan, kenangan ini mungkin membangkitkan perasaan dan kenangan yang sudah lama kamu lupakan.

4. Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang dulu kamu sukai

Saat mengenal innerchild kamu, pikirkan hal-hal yang membuat kamu bahagia di masa kecil.

Mungkin kamu bersepeda ke sungai setiap musim panas bersama sahabat kamu untuk berenang atau memancing. Atau mungkin kamu suka menghabiskan liburan musim panas dengan membaca di loteng kakek dan nenek kamu yang berdebu. Mungkin kamu menghabiskan waktu berjam-jam membuat kerajinan tangan, atau bermain sepatu roda ke toko sudut untuk makan camilan sepulang sekolah.

Aktivitas kreatif seperti mewarnai, mencoret-coret, atau melukis juga bisa membantu. Ketika kamu membiarkan pikiran aktif kamu beristirahat, emosi yang biasanya tidak kamu pertimbangkan dapat muncul dalam karya seni kamu, melalui ujung jarimu.

5. Bicaralah dengan inner child kamu

Salah satu cara terbaik untuk berhubungan dengan innerchild kamu adalah dengan membuka percakapan. Jika kita memiliki luka akibat trauma, menulis tentang trauma tersebut dapat membantu kita terhubung dengan anak di dalam diri kita.

Selama penyatuan kembali ini, kamu bisa memanfaatkan dan mungkin memahami beberapa alasan ketakutan, fobia, dan pola hidup orang dewasa. Memahami innerchild membantu kita melihat alasan mengapa kita menjadi seperti sekarang ini.

Cobalah menyimpan pemikiran tertentu di kepalamu untuk memandu latihan surat atau penjurnalan, atau gunakan tulisan aliran kesadaran untuk mengungkapkan pemikiran apa pun yang muncul di benakmu.

6. Bicaralah dengan terapis

Jika menghubungi innerchild kamu memicu ketidaknyamanan atau emosi yang menyakitkan, termasuk kesedihan, kenangan traumatis, dan perasaan tidak berdaya atau takut, lebih baik untuk mencari bimbingan dari ahli kesehatan mental terlatih.

Seorang terapis dapat menawarkan dukungan dan memperkenalkan kamu pada strategi penanggulangan yang dapat membantu kamu menghadapi trauma dan emosi dari masa lalu. Beberapa terapis mungkin memiliki lebih banyak pengalaman dan pelatihan dalam menangani innerchild dibandingkan yang lain.

 

Baca Juga: Membaca Buku Fantasi: Mengembalikan Kewarasan

Inner Child dalam Buku “Restart”

Pada novel “Restart” karya Nara Lahmusi juga disinggung mengenai innerchild sendiri. Innerchild tersebut karena adanya efek buruk perisakan terhadap anak. Yang mana perisakan terjadi dikarenakan diri yang berbeda dan pola asuh orang tua. 

Terdapat juga gangguan inferiority complex yang diangkat pada isu novel ini, yang berkembang di masa kanak-kanak karena pengalaman yang tidak valid, atau dibesarkan dalam keluarga yang kurang suportif hingga seseorang merasa lebih rendah atau tidak cukup baik. 

 

Untuk bisa mengetahui ceritanya, langsung saja kamu beli novelnya secara offline melalui toko buku terdekat kalian, ataupun membelinya secara online melalui official store dari Bentang Pustaka ya!

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta