Halal Lifestyle, Apa dan Bagaimana Cara Penerapannya sih?

Halal lifestyle baru-baru ini sedang digembor-gemborkan di Indonesia. Pasalnya, lifestyle ini telah menjadi tren yang sedang beredar di Indonesia dengan mengacu pada bagian dari syariat Islam, yang merupakan kewajiban bagi umat Islam untuk mengkonsumsi dan menggunakan segala sesuatu yang telah terbukti halal.

 

Melalui buku “Muslimah Bukan Agen Moral” karya Maria Fauzi, kamu akan mengetahui bagaimana opini Maria Fauzi dalam menanggapi halal lifestyle itu sendiri. Selain itu, kamu juga akan mengetahui bagaimana sih halal lifestyle ini bisa bermanfaat bagi kehidupan kita baik dari segi kesehatan maupun lainnya.

 

Namun sebelum itu, perlunya kita mengetahui terlebih dahulu, apa sih halal lifestyle itu? Kamu bisa simak melalui artikel Bentang Pustaka berikut ini ya!

Halal Lifestyle, Apa sih Itu?

Dalam satu dekade terakhir, istilah gaya hidup halal semakin populer. Gaya hidup ini mengacu pada bagian dari syariat Islam yang merupakan kewajiban bagi umat Islam untuk mengkonsumsi dan menggunakan segala sesuatu yang telah terbukti halal.

Kata ‘halal’ secara harafiah berarti ‘dibolehkan’, berdasarkan aturan dalam Islam. Oleh karena itu, gaya hidup halal dapat diartikan sebagai cara seseorang menjalani kehidupan sehari-hari dengan prinsip halal, mulai dari perilaku, kebiasaan, aktivitas, hingga minatnya, semuanya harus sesuai syariah Islam.  

Popularitas gaya hidup halal misalnya, dipicu oleh meningkatnya populasi muslim kelas menengah yang selalu mengikuti tren gaya hidup, namun pada saat yang sama menginginkan produk dan layanan yang mencerminkan spiritualitas sesuai Islam.

Dari kalangan umat Islam, gaya hidup halal mulai banyak diminati karena bersifat universal dan sejalan dengan fitrah manusia yang mengutamakan kesehatan, kebersihan, dan kenyamanan. Siapa pun yang menerapkan gaya hidup halal akan selektif dalam memilih produk yang digunakannya, karena harus memenuhi persyaratan halal, tidak hanya dari sumbernya tetapi dari proses produksi hingga distribusinya.

Popularitas gaya hidup halal juga terlihat dari semakin berkembangnya industri halal, tidak terbatas pada industri makanan dan minuman, tetapi juga pada industri kosmetik, fashion, obat-obatan, travel, perhotelan, keuangan, bahkan elektronik. 

Bahkan negara-negara yang mayoritas penduduknya non-Muslim, menyasar pasar peminat gaya hidup halal. Selandia Baru misalnya, yang kini terkenal sebagai salah satu eksportir daging halal terbesar di dunia, Thailand mengklaim sebagai Dapur Halal Dunia, sementara Jepang menjadikan industri halal sebagai kontributor ekonomi utama pada tahun 2020.

 

Baca Juga:

Feminisme Islam dari Perspektif Perempuan Muslim

Penerapan Gaya Hidup Halal

Gaya hidup halal dapat dianggap mencakup semua bidang kehidupan seorang Muslim. Oleh karena itu, penerapan gaya hidup halal ini memerlukan lebih dari sekedar makanan dan cairan yang dikonsumsi. Umat Islam yang mengikuti gaya hidup halal akan menyukai industri farmasi, kesehatan, kosmetik, perlengkapan mandi, dan bahkan peralatan medis halal.

Percetakan, pengiriman, pemasaran, pembiayaan, branding, dan pengemasan halal juga akan menjadi pertimbangan umat Islam. Menurut data Global Islamic Economic Report (GIER), prospek ekonomi Islam global akan berkembang pesat pada tahun 2024, sejalan dengan tren halal lifestyle yang dianut masyarakat di seluruh dunia.

Makanan, perbankan syariah, perjalanan, fesyen, media dan rekreasi, obat-obatan, dan kosmetik hanyalah beberapa industri yang akan mendapatkan manfaat dari perluasan gaya hidup halal. Dapat dilihat bahwa minat masyarakat terhadap barang-barang halal telah berkembang tidak hanya pada makanan dan minuman, tetapi juga pada produk keuangan.

 

Baca Juga:

Sejarah Awal Gerakan Feminisme di Indonesia

Manfaat dari Menerapkan Halal Lifestyle

Dalam praktiknya, gaya hidup halal meningkatkan kualitas hidup manusia secara signifikan. Mengonsumsi segala sesuatu yang baik, aman, dan menyehatkan tentu saja akan membangkitkan kondisi jasmani dan rohani kita. Tubuh akan mendapat nutrisi yang cukup, dan pikiran akan tenang karena semua yang digunakan aman dan berkualitas.

Contoh umumnya adalah meminum minuman beralkohol berarti akan merusak organ tubuh kita secara perlahan. Atau memakan daging babi yang memiliki banyak bakteri di dalamnya. Semua yang diharamkan tentu saja buruk untuk kesehatan kita. Bukan berarti Tuhan semata-mata melarang kita untuk memakan dan meminumnya.

Halal Lifestyle pada Buku “Muslimah Bukan Agen Moral”

Pada buku “Muslimah Bukan Agen Moral” karya Maria Fauzi, kamu juga akan dijelaskan mengenai bagaimana Halal Lifestyle ini diterapkan dalam kegiatan sehari-hari. Pembawaan penulisan Maria Fauzi yang mudah dicerna, menjadikan kita ynag membaca bukunya akan terus berlarut-larut pada buku tersebut.

 

Bukan hanya Halal Lifestyle, buku tersebut secara garis besar membahas mengenai bagaimana para perempuan untuk tidak dijadikan dan tidak mengganggap dirinya sebagai agen moral bagi diri sendiri, keluarga, maupun kehidupan bermasyarakat. Selain itu, buku ini juga mengajarkan sedikit bagaimana cara parenting yang benar ketika menghadapi pertanyaan anak yang agak nyeleneh.

 

Untuk bisa membeli buku ini, kamu bisa membelinya melalui toko buku favoritmu, ataupun membelinya secara online melalui official store milik Bentang Pustaka!

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta