

Dorothy hilang ingatan dan saat siuman ia sudah bukan lagi putri semata wayang pendeta. Hidupnya yang teratur berganti dengan episode luntang-lantung di sekitran London. Dari kuli musiman, guru di sekolah abal-abal, sampai jadi pengemis—semua dilakoninya demi bertahan hidup. Sambil, ia terus mengais kembali ingatannya yang timbul tenggelam.

Setelah sekian lama hidup di bawah tirani manusia, Major, si babi tua yang bijaksana, mendapat visi bahwa kelak sebuah pemberontakan akan dilakukan binatang terhadap manusia; binatang akan berkuasa atas dirinya sendiri. Tak lama, pemberontakan benar-benar terjadi. Kekuasaan manusia digulingkan. Namun, kekuasaan ternyata sungguh memabukkan.
Animal Farm merupakan novel alegori politik yang ditulis Orwell pada masa Perang Dunia II sebagai satire atas totaliterisme Uni Soviet. Dianugerahi Retro Hugo Award untuk novela terbaik (1996) dan Prometheus Hall of Fame Award (2011), Animal Farm menjadi mahakarya Orwell yang melejitkan namanya.
Gordon Comstock benci mati dengan “Dewa Uang” dan iblis bernama kapitalisme. Demi memerangi keduanya, Gordon bertekad hidup mandiri sebagai penulis, tanpa menghamba pada duet sesembahan umat manusia tersebut. Bencana pun datang! Seiring waktu kian sulit dibedakan, Gordon sedang gelut dengan uang dan kapitalisme, atau dengan dirinya sendiri.
Gerundelan Penulis Kere merupakan terjemahan dari Keep the Aspidistra Flying, novel Orwell yang ditulis sebelum Animal Farm dan 1984. Di sini, pembaca bakal menyimak gerundelan terhadap “Dewa Uang” dan iblis kapitalisme melalui sudut pandang penulis kere, yang barangkali adalah kepingan Orwell muda.
Sepanjang hidupnya, Winston berusaha menjadi warga negara yang baik karena Polisi Pikiran, teleskrin, dan mikrofon tersembunyi membuat privasi hanya serupa fantasi. Bahkan, sejarah ditulis ulang sesuai kehendak Partai. Negara berkuasa mutlak atas rakyatnya. Yang berbeda atau bertentangan akan segera diuapkan.
1984 merupakan satire tajam, menyajikan gambaran tentang luluhnya kehidupan masyarakat totalitarian masa depan yang di dalamnya setiap gerak warga dipelajari, setiap kata yang terucap disadap, dan setiap pemikiran dikendalikan. Hingga kini, 1984 merupakan karya penting Orwell yang mengantarkannya ke puncak kemasyhuran.
George Orwell tidak hanya menulis cerita—ia memberi peringatan. Dan hari ini, peringatannya terasa lebih nyata daripada sebelumnya.
Segera miliki novel-novel karya George Orwell, baca kembali dan pahami lebih dalam. Karena kenyataan tak selalu datang dengan tanda bahaya.