Gempita Pagelaran Dialog Budaya & Musikalisasi Serat Tripama Seruling Jiwa Bersama Sujiwo Tejo di Ponorogo

Kesyahduan rangkain acara Sudjiwo Tejo di Bumi Reog, Ponorogo dalam pagelaran Dialog Budaya & Musikalisasi Serat Tripama : Seruling Jiwa pada Minggu (9/04) yang bertempat di STKIP Ponorogo berlangsung begitu fenomenal!

Yang paling fenomenalnya adalah ada 50 orang dari Komunitas Vespa Ponorogo menyambut kedatangan Sujiwo Tejo dan mengarak dalang nyentrik itu menuju venue acara. Si Mbah mengendari vespanya sendiri dengan diikuti 50 orang lainnya yang pecinta vespa juga, arakan berkeliling melihat pesona Bumi Reog dengan melewati jalan-jalannya dan tak lupa untuk melewati ikon-ikon khas Ponorogonya, seperti berhenti di alun-alun Ponorogo dan masih banyak lagi tempat eksentrik yang dikunjung.

Kemudian acara arakan ditutup dengan persembahan kenang-kenangan dan foto bersama Komunitas Vespa Ponorogo, lalu kemudian perjalanan berlanjut lagi menuju venue. Kalo kata Simbah, kenapa harus vespa? Karena vespa itu bisa didefinisikan dengan dua kata, unik dan menarik!

Tak hanya selesai disitu, acara utama pun digelar tepat pukul 08.00 WIB yang telah dihadiri oleh para penggemar atau pengikut aliran Sujiwo Tejo berbondong memadati venue di STKIP PGRI Ponorogo siap dilantunan dan ikutan larut dalam kesyahduan bersama Sujiwo Tejo.

Acara berlangsung syahdu dibuka dengan dramatical reading gubahan terbaru Sujiwo Tejo yaitu Serat Tripama : Seruling Jiwa, yang dimana tokoh-tokoh wayang yang ada di Serat Tripama : Seruling Jiwa itu dilakoni langsung oleh pemuda dan pemudi dari STKIP Ponorogo. Dramatical reading begitu apik mengisahkan tentang Kumbakarna, tokoh utama dalam Serat Tripama : Seruling Jiwa yang tukang tidur, karena dalam tidurnya ia bermimpi tentang istirnya, Dewi Aswani yang membelainya dan bermain musik.

Dalam sesi Dialog budaya, Sujiwo Tejo memberikan sepatah banyak kata tentang gubahan terbarunya Serat Tripama : Seruling Jiwa, tak sendirian, Editor dari gubahannya pun jga ikutan memberikan materi yaitu bersama Maulida Ulil, acara dialog berlangsug interaktif dengan dibukanya sesi pertanyaan.

“Kenapa beraninya Si Mbah mengubah kisah Ramayana ini, jawabannya adalah kita justru malah butuh orang-orang seperti Sujiwo Tejo ini, orang antimainstream supata yang kita tahu tidak lempeng-lempeng aja, bukan cerita yang begitu terus, tapi sesuatu yang baru diambil dari sudut pandang lain…” tukas Editor Bentang Komik, Maulida Ulil saat dilontarkan pertanyaan seputar gubahan terbaru Sujiwo Tejo, Serat Tripama : Seruling Jiwa.

Tak ketinggalan tentunya si mbah pun melantunkan kesyahduan karya-karya musiknya dengan diiringi paduan suara dari STKIP Ponorogo. Acara ditutup dengan foto-foto dan tanda tangan bersama Sujiwo Tejo.

 

  Kesyahduan rangkain acara Sudjiwo Tejo di Bumi Reog, Ponorogo dalam pagelaran Dialog Budaya & Musikalisasi Serat Tripama : Seruling Jiwa pada Minggu (9/04) yang bertempat di STKIP Ponorogo berlangsung begitu fenomenal!

Yang paling fenomenalnya adalah ada 50 orang dari Komunitas Vespa Ponorogo menyambut kedatangan Sujiwo Tejo dan mengarak dalang nyentrik itu menuju venue acara. Si Mbah mengendari vespanya sendiri dengan diikuti 50 orang lainnya yang pecinta vespa juga, arakan berkeliling melihat pesona Bumi Reog dengan melewati jalan-jalannya dan tak lupa untuk melewati ikon-ikon khas Ponorogonya, seperti berhenti di alun-alun Ponorogo dan masih banyak lagi tempat eksentrik yang dikunjung.

Kemudian acara arakan ditutup dengan persembahan kenang-kenangan dan foto bersama Komunitas Vespa Ponorogo, lalu kemudian perjalanan berlanjut lagi menuju venue. Kalo kata Simbah, kenapa harus vespa? Karena vespa itu bisa didefinisikan dengan dua kata, unik dan menarik!

Tak hanya selesai disitu, acara utama pun digelar tepat pukul 08.00 WIB yang telah dihadiri oleh para penggemar atau pengikut aliran Sujiwo Tejo berbondong memadati venue di STKIP PGRI Ponorogo siap dilantunan dan ikutan larut dalam kesyahduan bersama Sujiwo Tejo.

Acara berlangsung syahdu dibuka dengan dramatical reading gubahan terbaru Sujiwo Tejo yaitu Serat Tripama : Seruling Jiwa, yang dimana tokoh-tokoh wayang yang ada di Serat Tripama : Seruling Jiwa itu dilakoni langsung oleh pemuda dan pemudi dari STKIP Ponorogo. Dramatical reading begitu apik mengisahkan tentang Kumbakarna, tokoh utama dalam Serat Tripama : Seruling Jiwa yang tukang tidur, karena dalam tidurnya ia bermimpi tentang istirnya, Dewi Aswani yang membelainya dan bermain musik.

Dalam sesi Dialog budaya, Sujiwo Tejo memberikan sepatah banyak kata tentang gubahan terbarunya Serat Tripama : Seruling Jiwa, tak sendirian, Editor dari gubahannya pun jga ikutan memberikan materi yaitu bersama Maulida Ulil, acara dialog berlangsug interaktif dengan dibukanya sesi pertanyaan.

“Kenapa beraninya Si Mbah mengubah kisah Ramayana ini, jawabannya adalah kita justru malah butuh orang-orang seperti Sujiwo Tejo ini, orang antimainstream supata yang kita tahu tidak lempeng-lempeng aja, bukan cerita yang begitu terus, tapi sesuatu yang baru diambil dari sudut pandang lain…” tukas Editor Bentang Komik, Maulida Ulil saat dilontarkan pertanyaan seputar gubahan terbaru Sujiwo Tejo, Serat Tripama : Seruling Jiwa.

Tak ketinggalan tentunya si mbah pun melantunkan kesyahduan karya-karya musiknya dengan diiringi paduan suara dari STKIP Ponorogo. Acara ditutup dengan foto-foto dan tanda tangan bersama Sujiwo Tejo.

 

 Priyo Bagus Anggara

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta