Naraya membenci ayahnya, Damar Atmadja, yang menelantarkan keluarga dan membiarkannya tumbuh tanpa figur orang tua lengkap. Seumur hidup, Naraya menyalahkan Damar atas seluruh penderitaan, bahkan kematian ibunya.
Akan tetapi, sebuah toko buku bekas yang diwariskan Damar mengubah segalanya. Satu-satunya jejak hidup Damar itu membawa Naraya melintasi waktu menuju masa lalu. Memberinya kesempatan untuk sekadar melihat atau sekaligus mengubah masa depannya.










