The Art of Giving Back
Rp59.000 Original price was: Rp59.000.Rp50.150Current price is: Rp50.150.
Nila Tanzil, perempuan yang sebelumnya menghabiskan waktunya dalam dunia korporasi, kini dikenal sebagai pendiri Taman Bacaan Pelangi—yayasan pendidikan yang telah mendirikan lebih dari 100 perpustakaan anak di 17 pulau di Indonesia Timur, memberikan akses lebih dari 200.000 buku cerita untuk lebih dari 30.000 anak, serta pelatihan kepada lebih dari 1.000 guru di pelosok.
Nila menyalurkan kegelisahan dan pengalaman hidupnya menjadi apa yang dia sebut, The Art of Giving Back, sebuah seni untuk merayakan rasa syukur dengan memberi. Dalam buku ini, Nila bercerita dengan sangat lepas, hangat, tetapi mampu menggelitik sisi “generous” dalam diri, mengingatkan kita pada tulisan-tulisan Ajahn Bram dan Gobind Vashdev.
Melalui kisah-kisah berbalut gurau yang ia tuliskan, Nila ingin meyakinkan lebih banyak orang bahwa kebiasaan memberi bisa diubah menjadi sebuah lifestyle. She wants to encourage us believe that the art of giving back is contagious, addictive, and powerful.
–
“Berbagi tidak hanya harus bersifat materi, terkadang sesuatu yang simple and intangible juga nggak kalah berharganya.” —Vidi Aldiano, penyanyi
“The art of giving back is the joy of serving. Memberi apa pun dengan tujuan melayani akan membawa kegembiraan bagi penerima dan juga pemberinya, baik itu sebuah buku ataupun senyum manis yang tulus.” —Olga Lidya, aktris & model
“Giving back is the essence of a meaningful life. It’s very important. Putting other first is a big part of having a beautiful life.” —Susan Eisenhower, cucu Presiden Amerika Serikat ke-34, Dwight D. Eisenhower
“Giving back–it means: making an impact and ultimately, a difference in the future for my community, my country, and my planet. In short, making good things happen.” —Suzy Hutomo, Chairperson The Body Shop Indonesia
“Rasa bahagia sudah selayaknya dibagikan. Jika kita mendapatkan kebahagiaan, entah karena mendapat pekerjaan baru, dikaruniai anak, mendapat hadiah kejutan yang sudah lama diidam-idamkan, dan lain sebagainya, sudah sepantasnya jika kebahagiaan tersebut dibagikan kepada sesama. Kebiasaan berbagi kebahagiaan ini juga dapat dileburkan dalam kehidupan kita sehari-hari.” —Tri Mumpuni, perempuan yang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebagai sumber energi listrik bagi wilayah tertinggal di Indonesia