Description
Tentang Penulis
Setelah menyelesaikan kuliah pada tahun 2005, Ernest kemudian bekerja di perusahaan rekaman sampai tahun 2011. Sebelumnya sejak tahun 2001, ia adalah seorang penyiar radio. Awal mulanya ia menjadi seorang komika adalah ketika mengikuti prgram Stand Up Comedy Indonesia di Kompas TV. Ernest berhasil menyabet juara 3 dalam acara tersebut dan kemudian memutuskan untuk menjadi seorang komika secara full time.
Ernest Prakasa juga tergabung dalam komunitas StandUpIndo. Ketika itu ia bersama Ryan (sesama peserta SUCI 1) untuk open mic di Comedy Cafe yang berada di daerah kemang. Singkat cerita, Ryan kemudian mengajak Pandji beserta Raditya Dika. Sementara Ernest mengajak Isman yang merupakan seorang penulis komedi. Al hasil Comedy Cafe yang hanya berkapasitas 50 orang itu disebur ratusan pengunjung. Video dalam event tersebut kemudian di uploud di youtube. Ternyata video itu mendapat respon yang sangat bagus sehingga pada event-event selanjutnya penontonya bisa sampai 1000 orang. Dan tanggal 13 Juli 2013 ditetapkan lahirnya StandUpIndo yakni komunitas stand up comedy di Indonesia dengan 5 co-founder (Ernest, Radit, Ryan, Panji dan Isman).
Kepopuleran Ernest semakin melambung ketika membintangi film bergenre action comedy yakni Comic 8. Selain itu ia juga menggelar Stand Up Comedy Tour di berbagai kota dengan tajuk “Illucinati”.Di tahun 2014 Ernest Prakasa menorehkan rekor sebagai komedi tunggal pertama di Indonesia yang menggelar 3x pertunjukan dalam satu hari.
Bagi Ernest, Stand Up Comedy bukanlah sekedar profesi namun lebih dari itu adalah menjadi media untuk menyampaikan pesan. Berbagai keresahan bisa ia lontarkan di atas panggung. Alasan itulah yang membuatnya tetap bertahan menjadi seorang komika sampai saat ini.
Izinkan Ernest bercerita kenapa dia segitunya sama umur 35 ini, sampe jadi inspirasi buat bikin buku ini dan tur stand-up comedy.
Pertama-tama, usia hidup rata-rata orang Indonesia itu sekitar 70 tahun. Berarti, ketika menginjak angka 35, dia udah ada di halfway point. Setengah jalan menuju game over. Aneh banget menyadari bahwa kemungkinan besar sisa hidupnya ke depan sama lamanya dengan hidup yang selama ini udah gue jalanin. Suddenly, death seems so much closer. Jadi mendadak merasa lebih menghargai hidup.
Kedua, umur 35 adalah setengah jalan dari kepala 3 menuju kepala 4. Dan ini bener-bener bikin dia senewen. Ada pepatah yang mengatakan, “Life begins at 40”. Hell no. Menurutnya, “Life begins at 30”. Kenapa? Karena di umur 30-an, dia ngerasa udah cukup punya bekal skill dan pengalaman hidup untuk bisa menjalani apa yang dia sudah jalani dengan cukup baik, sambil masih tetap bisa menyandang label “anak muda”.
Coba kita telaah. Di umur 30-an, Ernest jadi komika pertama yang bikin tur nasional, udah bikin tiga kali tur dan empat kali show tunggal, nulis tiga buku best-seller, serta nulis dan nyutradarain film yang ketika rilis bisa menarik hampir lebih dari satu juta penonton, plus dapet beberapa award bergengsi. Sebentar, jangan ngatain dia sombong dulu, karena semua ini ada tujuannya. Yaitu, pamer. Tapi, poinnya adalah, semua itu jadi keren karena dia mencapainya di umur 30-an. Coba semua itu terjadi ketika dia umur 40-an. Tetep ada kerennya sih, tapi jadi jauh lebih luntur.
2017,Agustus 2017,Ernest Prakasa,Setengah Jalan
69000
58650