Description
- Penulis
- Terbit
- ISBN
- Jumlah halaman
- Penerbit
- Kode
- Iksaka Banu dan Kurnia Efendi
- Februari 2020
- 978-602-291-675-8
- 604
- Bentang Pustaka
- BT-563
Iksaka Banu dilahirkan di Yogyakarta, 7 Oktober 1964. Menamatkan kuliah di Jurusan Desain Grafis, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung. Bekerja di bidang periklanan di Jakarta hingga tahun 2006, kemudian memutuskan menjadi praktisi iklan yang bekerja lepas.
Semasa kanak-kanak (1974—1976), beberapa tulisannya dimuat di Rubrik Anak Harian Angkatan Bersenjata. Pernah pula dimuat di rubrik anak Kompas, dan majalah Kawanku. Setelah dewasa, kesibukan sebagai seorang pengarah seni di beberapa biro iklan membuatnya seolah lupa dunia tulis-menulis.
Pada tahun 2000, saat menunggu ibunya yang sakit, dia mencoba menulis sebuah cerita pendek. Ternyata dimuat di majalah Matra. Sejak itu, dia kembali giat menulis. Sejumlah karyanya muncul di majalah Femina, Horison, Majas, Jurnal Perempuan, Litera, koran Media Indonesia, dan Koran Tempo. Dua buah cerpennya, “Mawar di Kanal Macan” dan “Semua untuk Hindia” berturut-turut terpilih menjadi salah satu dari 20 cerpen terbaik Indonesia versi Pena Kencana tahun 2008 dan 2009.
Buku kumpulan cerita pendeknya yang bertema kolonial, Semua untuk Hindia (2014) dan Teh dan Pengkhianat (2019) meraih penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa kategori prosa. Teh dan Pengkhianat juga menjadi buku kumpulan cerpen terbaik pilihan Badan Bahasa. Buku-bukunya yang lain adalah Ratu Sekop (2017) dan Sang Raja (2017).
Kurnia Effendi dilahirkan di Tegal, 20 Oktober 1960. Menulis untuk media massa sejak 1978. Pada era ‘80-an gemar mengikuti lomba penulisan cerpen dan puisi, hingga meraih sekitar 30 penghargaan, 8 di antaranya juara pertama.
Selain menjadi penulis, juga menjadi pembicara dalam diskusi sastra, instruktur penulisan kreatif, juri lomba sastra, kurator festival sastra, dan penyunting lepas beberapa penerbitan. Diundang dalam berbagai perhelatan sastra baik nasional maupun internasional. Pada 2017 mengikuti residensi penulis beasiswa unggulan dari Kemendikbud yang dikelola Komite Buku Nasional, memilih Negeri Belanda untuk riset tentang Raden Saleh.
Sampai kini telah menerbitkan 25 buku dalam berbagai genre (puisi, cerpen, esai, novel, dan memoar). Buku Kincir Api (2005) masuk dalam 5 besar Khatulistiwa Literary Award 2006. Buku Anak Arloji (2011) meraih penghargaan sastra dari Badan Bahasa 2013. Buku Mencari Raden Saleh (2019) meraih juara 3 penghargaan buku terbaik Perpusnas 2019.
Lulusan Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung ini selama 19 tahun bekerja formal di sebuah perusahaan otomotif hingga pensiun pada 2015. Tinggal dan bergiat di Jakarta dalam bidang seni budaya, serta menggemari wastra Nusantara.