Description
Rasanya lelah.
Terus berjuang tanpa ada timbal balik.
Rasanya putus asa.
Terus tersenyum, tapi aku bukan alasanmu tersenyum.
Tapi, aku bisa apa?
Arsenio Abrisam. Dia cowok paling sempurna di mataku. Kami emang udah pacaran sejak kelas X di SMA Nusa Cendekia. Tapi, sikap baiknya selama ini kayak udah SOP, datar. Seolah-olah dia cuma menjalankan kewajiban sebagai pacar. Aku bingung. Apa cuma aku yang punya perasaan cinta? Atau, apa mungkin dia jenuh sama aku? Sebenernya aku masih pengin pertahanin hubungan ini. Tapi, mana bisa cinta bertepuk kalau hanya salah satu yang berjuang?
Apa aku salah mencintai cowok dingin seperti Arsenio dan bertahan hampir 3 tahun? Sementara itu, jelas-jelas ada cowok lain bernama Erlan yang lebih perhatian. Mungkin aku bisa mengelabui orang lain. Tapi, gimana dengan hati ini?