“Apakah mungkin seseorang yang hidupnya serba-biasa bisa terkoneksi dengan kandungan dan makna Al-Qur’an?”
BISA. Al-Qur’an tidak pernah pilih kasih. Ia datang bukan hanya untuk mereka yang tekun ibadah sepertiga malam, atau yang fasih mengkaji kitab. Ia juga menyapa tukang ojek, pedagang beras, ibu rumah tangga, artis, kalangan profesional, bahkan siapa pun yang merasa dirinya “biasa”. Syaratnya hanya satu: hati yang mau terbuka.
Lewat Ketika Qur’an Jatuh di Hati Hamba yang Merasa Biasa, Gus Nadir menghadirkan tafsir Juz ‘Amma dengan pendekatan baru: kisah naratif kontemporer yang memadukan makna ayat dengan pergulatan hidup sehari-hari—menginspirasi dan penuh hikmah.
Setiap bab ditutup dengan doa singkat yang menggugah, menjadikan buku ini bukan sekadar tafsir, melainkan perjalanan spiritual yang hidup—sebuah jembatan indah antara wahyu dan realitas, antara langit dan bumi.
“Buku ini menggunakan bahasa renyah dan mudah dipahami, membuat tafsir Qur’an tidak berjarak dengan realitas manusia masa kini yang kita hadapi sehari-hari.”
—Dr. Tb. Ace Hasan Syadzily, M.Si.
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta



















