Description
<p>MAHFUD IKHWAN lahir di Lamongan, 07 Mei 1980. Lulus dari Jurusan Sastra Indonesia UGM pada 2003. Ia menulis sejak kuliah, cerpen-cerpennya terbit di Annida, Minggu Pagi, Jawa Pos, dan di beberapa media komunitas di Jogja. Setelah lima tahun jadi buruh di penerbitan buku sekolah, novel pertamanya Ulid terbit pada 2009 dan ia memutuskan untuk menjadi penulis penuh waktu. Novel keduanya, Kambing dan Hujan (2015), menjadi pemenang Sayembara Novel DKJ 2014 dan mendapat penghargaan dari Badan Bahasa Kemendikbud RI untuk karya terbaik kategori novel. Kambing dan Hujan juga mendapat predikat buku terbaik dari Rolling Stone 2015 dan Mojok.co 2015. Novel terbarunya, Dawuk: Kisah Kelabu dari<br />
Rumbuk Randu (2017), memenangi Kusala Sastra Khatulistiwa 2017. Ia juga menerbitkan kumpulan cerpen Belajar Mencintai Kambing (2016). Selain novel dan cerpen, ia menerbitkan buku-buku nonfiksi, yaitu esai-esai film Aku dan Film India Melawan Dunia (2017, dua jilid) dan kumpulan tulisan sepakbola Dari Kekalahan ke Kematian (2018).</p>
<p>Miftahul Abrar tumbuh dalam tradisi Islam modern. Latar belakang itu tidak membuatnya ragu mencintai Nurul Fauzia yang merupakan anak seorang tokoh Islam tradisional. Namun, seagama tidak membuat hubungan mereka baik-baik saja. Perbedaan cara beribadah dan waktu hari raya seurpa jembatan putus yang memisahkan keduanya, termasuk rencana pernikahan mereka. Hubungan Mif dan Fauzia menjelma tegangan antara hasrat dan norma agama. Ketika cinta harus diperjuangkan melintasi jarak kultural yang rasanya hampir mustahil mereka lalui, Mif dan Fauzia justru menemukan sekelumit rahasia yang selama ini dikubur oleh ribuan prasangka. Rahasia itu akhirnya membawa mereka pada dua pilihan: percaya akan kekuatan cinta atau menyerah pada perbedaan yang memisahkan mereka.&nbsp;</p>
kambing dan hujan, muhammadiyah, NU
79000
67150