Agama dan imajinasi kerap dipandang sebagai dua hal yang saling menolak. Yang satu seperti rapi tertata, satunya lagi mengembara tanpa batas.
Padahal, keduanya berbagi tujuan yang sama: membayangkan suatu ideal yang mungkin di balik apa-apa yang kasatmata.
Lewat buku ini, Haidar Bagir menunjukkan bahwa dengan imajinasi keberagamaan kita menjadi lebih lapang dan mendalam.
“Keberagamaan yang tidak imajinatif membawa dampak kurang sehat dalam kehidupan sosial, antara lain sikap tertutup, intoleransi, dan kekakuan dalam memahami teks-teks agama. Mas Haidar, melalui Agama dan Imajinasi, sejatinya sedang melakukan ‘kritik tidak langsung’ terhadap modus keberagamaan semacam ini.”
—Ulil Abshar Abdalla, cendekiawan Muslim, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia PBNU (2022–2027)
“Agama dan Imajinasi merupakan karya orisinal berbahasa Indonesia yang layak diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Inggris sebagai kontribusi ilmiah dari intelektual Indonesia.”
—Komaruddin Hidayat, cendekiawan Muslim, Ketua Dewan Pers (2025–2028), Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2006–2015)






















