Blogtour Muhammad #3: Sang Pewaris Hujan

Muhammad 3Tidak kurang dari tiga minggu kisah Kashva dan Astu telah melekat dalam hati blogger. Dan selama satu minggu yang lalu, Muhammad #3: Sang Pewaris Hujan hadir dalam blog Siti Nuryanti. Berikut resensi dari Kak Siti.

Sebelumnya saya sempat penasaran kenapa penulis menggunakan kata hujan dalam setiap judul bukunya, dan setelah saya “googling”. Menurut Tasaro, kata “hujan” mempresentasikan sebuah wahyu yang diberikan pada nabi. Kalau saya boleh menambahkan hujan itu identik dengan berkah atau rahmat yang turun dari langit. Dan itulah kenpa saya juga suka hujan ..#eh ga usah dibahas:)

Seri ke-3 ini bercerita pasca Nabi Muhammad Saw wafat yaitu masa kekhalifahan yang kedua Umar bin Khatab, tentang penaklukan negeri-negeri di Byzantium, seperti Suriah, Palestina dan Mesir. Dan perang yang paling lama dan menegangkan saat penaklukan Alexandria (Mesir). Kisah petualangan Kashva, Sang Pemindai Surga masih berlanjut. Di awali dengan kisah Kashva yang pergi ke Suriah,dimana saat itu Suriah baru saja ditaklukan oleh tentara islam. Pencariannya berlanjut ke Persia, tetapi sebelumnya mampir ke Palestina dan  Madinah. Di Madinah  Kashva tinggal dengan keluarga Pendeta Bar Nasha, yaitu Abdul Masih dan anaknya (namanya juga Abdul Masih). Kashva berharap bertemu dengan Salman Al Farisy, salah seorang sahabat Rasul, dimana menurut Pendeta Bar Nasha, Salman dapat membantu Kashva menemukan pencariannya.  Setelah beberapa bulan tinggal di Madinah, Kashva berniat melanjutkan perjalanan ke Persia, tetapi dalam perjalanan dia bertempur dengan Hurmuzan dan Abu Lu’lah, hingga terluka dan menyebabkan hilang ingatan. Pada saat di temukan oleh Tabib Boutros dan anaknya Maria, Kashva tidak dapat mengingat namanya, hanya Tasbih berbandul Salib dan ingatan sekilasnya tentang cincin dan surat yang didalamnya tertulis Elyas. Dan dia berada di Alexandria, Mesir

Sementara itu, Khalifah Umar Bin Khatab dengan ketegasannya, banyak melahirkan kebijakan yang menerabas jaman. Dia membentuk tata kelola sebuah negara yang maju, membentuk jejaring pemerintahan antar wilayah negara, majelis negara, jawatan pajak, pengadilan, pengaduan hukum, ketentaraan dan keamanan rakyat, pendidikan, keagamaan dan wakaf, perbendaharaan negara, pembangunan kota-kota, masjid, dan madrasah. Umar bin Khattab juga terkenal dengan rendah hati dan kedermawanannya, apabila sedang tidak bertugas menyelesaikan permasalahan umat, ia akan bergerilya malam hari, melihat dari dekat kehidupan masyarakatnya dan tidak segan-segan memberikan bantuan penduduk yang sedang kesulitan.

Muhammad 3 - 1Dalam buku setebal 592 halaman ini,  membuktikan bahwa Tasaro GK, sesuai di akun twitternya The Juru Cerita, memang benar-benar, Sang Juru Cerita yang ulung. Kepiawainya dalam mengolah sejarah dan cerita membuat pembaca, tidak pernah bosan membaca cerita sejarah islam ini ditambah dengan bahasa yang indah, makin membuai pembacanya. Selalu penasaran akan kisahnya. Berbeda kalau kita membaca buku sejarah, pastinya sudah mengantuk dan memutuskan berhenti membaca. Penulis pandai membawa suasana hati pembaca untuk larut dalam ceritanya.

Disini saya sedikit kebingungan, untuk membedakan kisah yang fiktif dan sejarah, mungkin bagi yang sangat paham sejarah islam, akan mudah membedakannya. Mengingat saya awam sekali mengenai sejarah islam, maka bukan hal yang mudah untuk membedakan.  Penulis pandai mengaduk aduk dan meramu antara tokoh fiksi dan tokoh sejarah, seperti saat peperangan penaklukan Alexandria. Ada tokoh sejarah Amr bin Ash yang memimpin tentara islam beserta prajurit andalannya Muhamad. Prajurit yang namanya sama dengan Sang Nabi, ini benar-benar mewarisi ajaran-ajaran Sang Nabi yang dibawanya. Melalui dialog-dialog di tengah peperangan antara Muhamad dan Elyas, justru mengajarkan banyak hal kepada Elyas dan tentunya kita sebagai umat Sang Nabi.

Terlalu banyak kalau saya ceritakan disini, bagaimana perlakuan islam setelah penaklukannya terhadap penduduk  asli negara tersebut. Tidak ada kekerasan, tidak ada pemaksaan, penduduk tetap dapat menjalankan ibadahnya tanpa di paksa masuk islam. Islam datang dengan menawarkan perdamaian.

Buku yang ketiga ini agak lama launchingnya di bandingkan buku pertama dan keduanya, hampir 5 tahun dari jarak buku sebelumnya, tentunya penulis melakukan riset yang lama dan mengumpulkan literature yang mendukung. Meskipun demikian, menurut saya akan lebih baik pada bagian penukilan ayat Al-Qur’an yang di sampaikan dalam dialog antar tokoh,  sebaiknya di cantumkan surat dan ayat ke berapa agar pembaca lebih familiar dengan Al-Qur’an. Mungkin bisa di buat dalam catatan kaki, hal itu juga berlaku untuk kata-kata yang masih terdengar asing seperti Koptik, Antiokhia.

Nah bagaimana, kalian penasaran ingin membacanya ? Buku setebal hampir 600 halaman ini menurutku tidak terlalu berat, apabila dibandingkan membaca sirah Nabawiah atau kisah kehidupan masa khlaifah. Justru dengan membaca buku ini akan menjadi terinspirasi untuk membaca kisah sahabat rasul lainnya.

Sumber: https://jendeladuniaku2015.wordpress.com/2016/04/25/blogtour-review-muhammad-sang-pewaris-hujan/

Gambar: Leovita Augusteen 

Muhammad 3Tidak kurang dari tiga minggu kisah Kashva dan Astu telah melekat dalam hati blogger. Dan selama satu minggu yang lalu, Muhammad #3: Sang Pewaris Hujan hadir dalam blog Siti Nuryanti. Berikut resensi dari Kak Siti.

Sebelumnya saya sempat penasaran kenapa penulis menggunakan kata hujan dalam setiap judul bukunya, dan setelah saya “googling”. Menurut Tasaro, kata “hujan” mempresentasikan sebuah wahyu yang diberikan pada nabi. Kalau saya boleh menambahkan hujan itu identik dengan berkah atau rahmat yang turun dari langit. Dan itulah kenpa saya juga suka hujan ..#eh ga usah dibahas:)

Seri ke-3 ini bercerita pasca Nabi Muhammad Saw wafat yaitu masa kekhalifahan yang kedua Umar bin Khatab, tentang penaklukan negeri-negeri di Byzantium, seperti Suriah, Palestina dan Mesir. Dan perang yang paling lama dan menegangkan saat penaklukan Alexandria (Mesir). Kisah petualangan Kashva, Sang Pemindai Surga masih berlanjut. Di awali dengan kisah Kashva yang pergi ke Suriah,dimana saat itu Suriah baru saja ditaklukan oleh tentara islam. Pencariannya berlanjut ke Persia, tetapi sebelumnya mampir ke Palestina dan  Madinah. Di Madinah  Kashva tinggal dengan keluarga Pendeta Bar Nasha, yaitu Abdul Masih dan anaknya (namanya juga Abdul Masih). Kashva berharap bertemu dengan Salman Al Farisy, salah seorang sahabat Rasul, dimana menurut Pendeta Bar Nasha, Salman dapat membantu Kashva menemukan pencariannya.  Setelah beberapa bulan tinggal di Madinah, Kashva berniat melanjutkan perjalanan ke Persia, tetapi dalam perjalanan dia bertempur dengan Hurmuzan dan Abu Lu’lah, hingga terluka dan menyebabkan hilang ingatan. Pada saat di temukan oleh Tabib Boutros dan anaknya Maria, Kashva tidak dapat mengingat namanya, hanya Tasbih berbandul Salib dan ingatan sekilasnya tentang cincin dan surat yang didalamnya tertulis Elyas. Dan dia berada di Alexandria, Mesir

Sementara itu, Khalifah Umar Bin Khatab dengan ketegasannya, banyak melahirkan kebijakan yang menerabas jaman. Dia membentuk tata kelola sebuah negara yang maju, membentuk jejaring pemerintahan antar wilayah negara, majelis negara, jawatan pajak, pengadilan, pengaduan hukum, ketentaraan dan keamanan rakyat, pendidikan, keagamaan dan wakaf, perbendaharaan negara, pembangunan kota-kota, masjid, dan madrasah. Umar bin Khattab juga terkenal dengan rendah hati dan kedermawanannya, apabila sedang tidak bertugas menyelesaikan permasalahan umat, ia akan bergerilya malam hari, melihat dari dekat kehidupan masyarakatnya dan tidak segan-segan memberikan bantuan penduduk yang sedang kesulitan.

Muhammad 3 - 1Dalam buku setebal 592 halaman ini,  membuktikan bahwa Tasaro GK, sesuai di akun twitternya The Juru Cerita, memang benar-benar, Sang Juru Cerita yang ulung. Kepiawainya dalam mengolah sejarah dan cerita membuat pembaca, tidak pernah bosan membaca cerita sejarah islam ini ditambah dengan bahasa yang indah, makin membuai pembacanya. Selalu penasaran akan kisahnya. Berbeda kalau kita membaca buku sejarah, pastinya sudah mengantuk dan memutuskan berhenti membaca. Penulis pandai membawa suasana hati pembaca untuk larut dalam ceritanya.

Disini saya sedikit kebingungan, untuk membedakan kisah yang fiktif dan sejarah, mungkin bagi yang sangat paham sejarah islam, akan mudah membedakannya. Mengingat saya awam sekali mengenai sejarah islam, maka bukan hal yang mudah untuk membedakan.  Penulis pandai mengaduk aduk dan meramu antara tokoh fiksi dan tokoh sejarah, seperti saat peperangan penaklukan Alexandria. Ada tokoh sejarah Amr bin Ash yang memimpin tentara islam beserta prajurit andalannya Muhamad. Prajurit yang namanya sama dengan Sang Nabi, ini benar-benar mewarisi ajaran-ajaran Sang Nabi yang dibawanya. Melalui dialog-dialog di tengah peperangan antara Muhamad dan Elyas, justru mengajarkan banyak hal kepada Elyas dan tentunya kita sebagai umat Sang Nabi.

Terlalu banyak kalau saya ceritakan disini, bagaimana perlakuan islam setelah penaklukannya terhadap penduduk  asli negara tersebut. Tidak ada kekerasan, tidak ada pemaksaan, penduduk tetap dapat menjalankan ibadahnya tanpa di paksa masuk islam. Islam datang dengan menawarkan perdamaian.

Buku yang ketiga ini agak lama launchingnya di bandingkan buku pertama dan keduanya, hampir 5 tahun dari jarak buku sebelumnya, tentunya penulis melakukan riset yang lama dan mengumpulkan literature yang mendukung. Meskipun demikian, menurut saya akan lebih baik pada bagian penukilan ayat Al-Qur’an yang di sampaikan dalam dialog antar tokoh,  sebaiknya di cantumkan surat dan ayat ke berapa agar pembaca lebih familiar dengan Al-Qur’an. Mungkin bisa di buat dalam catatan kaki, hal itu juga berlaku untuk kata-kata yang masih terdengar asing seperti Koptik, Antiokhia.

Nah bagaimana, kalian penasaran ingin membacanya ? Buku setebal hampir 600 halaman ini menurutku tidak terlalu berat, apabila dibandingkan membaca sirah Nabawiah atau kisah kehidupan masa khlaifah. Justru dengan membaca buku ini akan menjadi terinspirasi untuk membaca kisah sahabat rasul lainnya.

Sumber: https://jendeladuniaku2015.wordpress.com/2016/04/25/blogtour-review-muhammad-sang-pewaris-hujan/

Gambar: Leovita Augusteenbentang

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta