Bakhtiar Rakhman: Jangan Takut Pergi Sendiri

musafirbikelala

Minggu Pagi (22/01) halaman kantor surat kabar Kedaulatan Rakyat (KR) terlihat berbeda. Hari itu, terdapat panggung kecil dan kursi-kursi yang berjejer di depannya. Seorang pria berkaos hitam tampak sedang berbicara di dekat panggung kecil tersebut. Bakhtiar Rakhman, nama pria yang tengah berbicara itu tengah membagikan pengalamannya berkeliling dunia dengan mengendarai motor gede (moge) saat peluncuran bukunya yaitu Musafir Biker.

Penampakan yang berbeda dari halaman kantor KR saat itu terjadi karena adanya peluncuran buku Musafir Biker. Bentang Pustaka bekerjasama dengan Kedaulatan Rakyat meluncurkan buku bertema traveling yang ditulis oleh Bakhtiar Rakhman. Walaupun buku bertema traveling sudah sangat banyak, namun kita perlu mengapresiasi Bakhtiar. Sebab, ia melakukan perjalanan dengan mengendarai motor gede. Tentu dalam perjalanan dengan moge ada banyak hal yang harus diantisipasi. “Mulai dari kemungkinan ban bocor, mesin mogok, dan lain sebagainya,” tutur Bakhtiar yang juga merupakan pebisnis sukses itu.

B akhtiar sendiri dari dulu bercita-cita ingin cepat lulus dan bekerja. Ia juga ingin pensiun dini sehingga bisa menikmati masa tua dengan pergi ke berbagai tempat. Hingga saat ini Bakhtiar telah mengunjungi berbagai wilayah di Indonesia. Mulai dari Cilacap, Baluran, hingga berbagai dearah di Sulawesi. Tidak hanya menjelajahi nusantara, Bakhtiar juga telah mencicipi rasanya berkendara di luar negeri seperti di India. Tentu saja Bakhtiar tidak dapat memungkiri bahwa banyak tantangan yang harus dilalui.

Apalagi Bakhtiar sendiri kerap mengajak istrinya, Nadia, untuk ikut serta touring. Touring dengan moge memang bukan hal yang mudah. Bahkan tidak dapat dikatakan sebagai traveling yang nyaman. Namun, Nadia sendiri yakin bahwa suaminya dapat mengatasi berbagai hal. “Saya yakin bahwa suami saya bisa menghadapi berbagai tantangan di jalan. Jadi, saya tidak pernah merasa takut ketika mengikuti beliau touring,” tuturnya.

Sebelum acara berakhir, Bakhtiar mengingatkan bahwa Indonesia itu unik. Ada banyak tempat yang harus dikunjungi sebagai medium untuk mengucapk rasa syukur. Bagi Bakhtiar, menjelajahi nusantara dan negara lain adalah bentuk kontemplasi diri dengan Tuhan YME. “Pergi sendiri? Kenapa tidak,” ujarnya.

Menurut Bakhtiar, melakukan perjalanan sendiri adalah salah satu cara untuk berdialog dengan diri sendiri. Pada saat itulah, kita akan mulai memahami diri sendiri dan mengenali diri dengan lebih baik. Tidak hanya itu, melakukan perjalanan sendiri juga membuat kita merasa terasing sehingga bisa lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Tidak ada rasa superior dan pongah ketika traveling sendiri. Namun, yang paling penting adalah kita mampu berdialog dengan diri sendiri. “Siapa kita, apa yang ingin kita lakukan, kemana tujuan kita, dan semua pertanyaan yang diajukan ketika melakukan perjalanan sendirian adalah cara untuk memahami diri sendiri,” ujarnya. “Oleh karena itu, jangan pernah takut pergi sendiri,” pungkasnya.
Lamia Putri D. musafirbikelala

Minggu Pagi (22/01) halaman kantor surat kabar Kedaulatan Rakyat (KR) terlihat berbeda. Hari itu, terdapat panggung kecil dan kursi-kursi yang berjejer di depannya. Seorang pria berkaos hitam tampak sedang berbicara di dekat panggung kecil tersebut. Bakhtiar Rakhman, nama pria yang tengah berbicara itu tengah membagikan pengalamannya berkeliling dunia dengan mengendarai motor gede (moge) saat peluncuran bukunya yaitu Musafir Biker.

Penampakan yang berbeda dari halaman kantor KR saat itu terjadi karena adanya peluncuran buku Musafir Biker. Bentang Pustaka bekerjasama dengan Kedaulatan Rakyat meluncurkan buku bertema traveling yang ditulis oleh Bakhtiar Rakhman. Walaupun buku bertema traveling sudah sangat banyak, namun kita perlu mengapresiasi Bakhtiar. Sebab, ia melakukan perjalanan dengan mengendarai motor gede. Tentu dalam perjalanan dengan moge ada banyak hal yang harus diantisipasi. “Mulai dari kemungkinan ban bocor, mesin mogok, dan lain sebagainya,” tutur Bakhtiar yang juga merupakan pebisnis sukses itu.

B akhtiar sendiri dari dulu bercita-cita ingin cepat lulus dan bekerja. Ia juga ingin pensiun dini sehingga bisa menikmati masa tua dengan pergi ke berbagai tempat. Hingga saat ini Bakhtiar telah mengunjungi berbagai wilayah di Indonesia. Mulai dari Cilacap, Baluran, hingga berbagai dearah di Sulawesi. Tidak hanya menjelajahi nusantara, Bakhtiar juga telah mencicipi rasanya berkendara di luar negeri seperti di India. Tentu saja Bakhtiar tidak dapat memungkiri bahwa banyak tantangan yang harus dilalui.

Apalagi Bakhtiar sendiri kerap mengajak istrinya, Nadia, untuk ikut serta touring. Touring dengan moge memang bukan hal yang mudah. Bahkan tidak dapat dikatakan sebagai traveling yang nyaman. Namun, Nadia sendiri yakin bahwa suaminya dapat mengatasi berbagai hal. “Saya yakin bahwa suami saya bisa menghadapi berbagai tantangan di jalan. Jadi, saya tidak pernah merasa takut ketika mengikuti beliau touring,” tuturnya.

Sebelum acara berakhir, Bakhtiar mengingatkan bahwa Indonesia itu unik. Ada banyak tempat yang harus dikunjungi sebagai medium untuk mengucapk rasa syukur. Bagi Bakhtiar, menjelajahi nusantara dan negara lain adalah bentuk kontemplasi diri dengan Tuhan YME. “Pergi sendiri? Kenapa tidak,” ujarnya.

Menurut Bakhtiar, melakukan perjalanan sendiri adalah salah satu cara untuk berdialog dengan diri sendiri. Pada saat itulah, kita akan mulai memahami diri sendiri dan mengenali diri dengan lebih baik. Tidak hanya itu, melakukan perjalanan sendiri juga membuat kita merasa terasing sehingga bisa lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Tidak ada rasa superior dan pongah ketika traveling sendiri. Namun, yang paling penting adalah kita mampu berdialog dengan diri sendiri. “Siapa kita, apa yang ingin kita lakukan, kemana tujuan kita, dan semua pertanyaan yang diajukan ketika melakukan perjalanan sendirian adalah cara untuk memahami diri sendiri,” ujarnya. “Oleh karena itu, jangan pernah takut pergi sendiri,” pungkasnya.
Lamia Putri D.bentang

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta