Arya Jayadi: Playboy Cap Tikus yang Terjebak Friend Zone

Arya Jayadi: Playboy Cap Tikus yang Terjebak Friend Zone <p align="center"> </p>

<p align="center"><em>“Kita baru pacaran dua tahun, ya? Perasaan sudah lebih lama.”</em></p>

<p align="center"><em>“Soalnya kamu harus nunggu dua puluh tahun, harus jadi direktur dulu, lihat aku gonta-ganti pacar dari SMP sampai kita berdua segede gini, baru bisa jadi pacarku. Ya, iyalah. Buatmu rasanya pasti lama banget.”</em></p>

<p align="center"><em>“Kalau bukan kamu yang ngemis-ngemis minta keluar dari </em>friend zone<em>, malam ini aku yang ketiban curhat sampah tentang perempuan mana lagi.”</em></p>

<p align="center"><em>“Bersyukurlah, hidup kamu, hidup kita, akhirnya damai setelah kamu berhasil jadi pacarku.”</em></p>

<p> </p>

<p style="text-align: justify;">Sayangnya kedamaian itu nggak berlangsung lama ya, Sahabat Bentang. Di sini ada yang masuk Tim Arya Jayadi? Mungkin yang masuk Tim Arya, akan sedikit kecewa ketika akhirnya Ibu Suri menghadirkan sosok lain yang nyatanya lebih mampu menandingi seorang <em>playboy</em> cap tikus.</p>

<p style="text-align: justify;">Seperti pemeran-pemeran pendamping lainnya, Arya tidak begitu banyak muncul dalam novel ini. Kehadirannya didominasi pada bagian awal cerita untuk menggiring pembaca dalam membangun karakter si tokoh utama. Pada novel ini, Arya digambarkan sebagai seorang pembalap mobil profesional yang tampan, kaya, dan populer.</p>

<p style="text-align: justify;">Berbeda dengan sosok Jati Wesi yang ketika menyeruak mampu menghasilkan perdebatan kompleks ratusan penggemar dari Nicholas Saputra, Chicco Jerikho, Adipati Dolken hingga Reza Rahadian dalam menentukan tokoh Jati di dunia nyata, sosok Arya Jayadi ini justru menghasilkan hura-hara dalam bentuk lain. Huru-hara yang ditimbulkan ini sebagian besar muncul dari kalangan “tim tokoh pendamping” dalam bentuk protes dan pertanyaan, “Sedikit kecewa pas Arya tiba-tiba menghilang. Ibu Suri balikin Arya dong, kok Arya sebentar banget. Ibu Suri, Arya cuma numpang mampir jadi <em>stylish-</em>nya Jati doang, ya?”</p>

<p style="text-align: justify;">Pertanyaan terakhir memang cukup menggelitik. Tapi, mungkin ada benarnya. Ironisnya, setelah Jati Wesi memiliki “cangkang” yang baru, pesona Arya Jayadi tiba-tiba tenggelam. Seakan sudah terlatih menjadi nakhoda yang andal, secepat kilat Ibu Suri menggiring pembaca untuk masuk ke dalam karakter lain yang ia dapuk sebagai tokoh utama.</p>

<p style="text-align: justify;">Kalau sosok Jati Wesi muncul sebagai tokoh utama yang memiliki keunikan karakter, profesi, dan jalan hidup, Arya Jayadi digambarkan sebagai sosok laki-laki idola pada umumnya. Tampan, sukses, kaya, populer, dan memiliki seorang kekasih yang cantik. Lima hal mendasar yang cukup mendefinisikan sebuah kata “sempurna”. Sayangnya, memang tidak ada yang benar-benar sempurna di dunia ini, begitu pun di dunia <a href="http://aromakarsa.bentangpustaka.com/"><span style="color:#FF0000;"><em>Aroma Karsa</em></span></a> yang diciptakan Ibu Suri.</p>

<p style="text-align: justify;">Nah, kira-kira ketidaksempurnaan apa ya yang dimiliki oleh seorang Arya Jayadi? Apakah ia lebih beruntung dibanding Jati? Ngomong-ngomong, Sahabat Bentang termasuk Tim Arya atau Tim Jati?</p>

<p style="text-align: justify;"> </p>

<p> </p>Aini Syarifah

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta