Adept Widiarsa: Ga Ada Teori Management yang Bisa Ngasih Solusi Kerja Model Ginian!
Negeri Van Oranje, atau lebih sering disingkat menjadi NVO, adalah novel terbitan tahun 2009 yang ditulis oleh empat penulis! Keempat penulis itu adalah Kak Wahyuningrat, Kak Rizki Pandu Permana, Kak Annisa Tyas, dan Kak Adept Widiarsa. Bisa dibayangkan bukan keseruan menulis dengan empat kepala yang mana setiap kepala memiliki karakternya sendiri-sendiri. Dari pengalaman si penulis-penulis ini kita mendapatkan suatu pembelajaran: itu tuh ga gampang! Dalam TwitTalk Penulis yang diadakan oleh Bentang Pustaka pada hari Rabu, 2 Desember 2015, adalah Kak Adept Widiarsa, yang menumpahkan curhatannya pada pembaca.
“Nulis ber-4 susah – nggak ada teori management yang bisa ngasih solusi kerja model ginian,” curhat Kak Adept Rabu lalu. Memang, di teori management mana pun tidak ada yang memberikan solusi menulis satu novel dari ide empat penulis. Apalagi keempat penulis ini memiliki karakternya sendiri-sendiri. Kak Adept mengatakan bahwa keempat penulis ini ada yang memiliki karakter perfeksionis, progresif, kartunis, artis, hingga bahkan kumis (mungkin ini karakter visual salah satu penulisnya).
Dari karakter yang berbeda-beda ini, terkadang terjadi perdebatan untuk hal-hal kecil. Dicontohkan oleh Kak Adept bahwa misal si eta (sebut saja mawar) submit tulisan cuma pada hari-hari baik primbonnya dia. Kemudian dalam penuturan Kak Adept, ada lagi yang lain (sebut saja mawar) belum jadwalnya, tapi sudah mengirim tulisan, kemudian nagih-nagih yang lainnya.
“Suatu hari mawar bawa berita ada penerbit suka tulisan kite! Mawar2 laen jejingkrakan,” jelas Kak Adept yang diikuti oleh anggukan peserta TwitTalk Penulis yang digambarkan dengan retweet yang banyak.
Empat kepala menjadi satu gaya tulisan menimbulkan banyak kekonyolan, seperti: Lu kemaren pake “kite” sekarang “kita” maunya gimana sih?
Ataupun pertanyaan aneh seperti: Eh, kira-kira Daus tingginya berapa cm?
Ada lagi: Guys, gw kudu dines luar nih 2 minggu. Padahal si mawar sedang gilirannya mengecek tulisan.
Dan yang lebih seru: Woi tulisan gue kenapa lo apus!? Lalu diam-diam dimasukkan lagi.
Namun hal-hal kecil seperti itu lah yang membuat tulisan dalam Negeri Van Oranje lebih berkesan. Meskipun terkadang diakui terjadi perdebatan-perdebatan kecil, namun selalu mereka atasi dengan menyampingkan ego mereka masing-masing. Hingga akhirnya terciptalah novel Negeri Van Oranje yang sudah diterbitkan berkali-kali.
Bahkan difilmkan!
Oleh karena itu, jangan sampai ketinggalan untuk menyaksikan di bioskop-bioskop pada tanggal 23 Desember nanti. Dan sebelum menyaksikan filmnya, jangan lupa baca bukunya.
Negeri Van Oranje, atau lebih sering disingkat menjadi NVO, adalah novel terbitan tahun 2009 yang ditulis oleh empat penulis! Keempat penulis itu adalah Kak Wahyuningrat, Kak Rizki Pandu Permana, Kak Annisa Tyas, dan Kak Adept Widiarsa. Bisa dibayangkan bukan keseruan menulis dengan empat kepala yang mana setiap kepala memiliki karakternya sendiri-sendiri. Dari pengalaman si penulis-penulis ini kita mendapatkan suatu pembelajaran: itu tuh ga gampang! Dalam TwitTalk Penulis yang diadakan oleh Bentang Pustaka pada hari Rabu, 2 Desember 2015, adalah Kak Adept Widiarsa, yang menumpahkan curhatannya pada pembaca.
“Nulis ber-4 susah – nggak ada teori management yang bisa ngasih solusi kerja model ginian,” curhat Kak Adept Rabu lalu. Memang, di teori management mana pun tidak ada yang memberikan solusi menulis satu novel dari ide empat penulis. Apalagi keempat penulis ini memiliki karakternya sendiri-sendiri. Kak Adept mengatakan bahwa keempat penulis ini ada yang memiliki karakter perfeksionis, progresif, kartunis, artis, hingga bahkan kumis (mungkin ini karakter visual salah satu penulisnya).
Dari karakter yang berbeda-beda ini, terkadang terjadi perdebatan untuk hal-hal kecil. Dicontohkan oleh Kak Adept bahwa misal si eta (sebut saja mawar) submit tulisan cuma pada hari-hari baik primbonnya dia. Kemudian dalam penuturan Kak Adept, ada lagi yang lain (sebut saja mawar) belum jadwalnya, tapi sudah mengirim tulisan, kemudian nagih-nagih yang lainnya.
“Suatu hari mawar bawa berita ada penerbit suka tulisan kite! Mawar2 laen jejingkrakan,” jelas Kak Adept yang diikuti oleh anggukan peserta TwitTalk Penulis yang digambarkan dengan retweet yang banyak.
Empat kepala menjadi satu gaya tulisan menimbulkan banyak kekonyolan, seperti: Lu kemaren pake “kite” sekarang “kita” maunya gimana sih?
Ataupun pertanyaan aneh seperti: Eh, kira-kira Daus tingginya berapa cm?
Ada lagi: Guys, gw kudu dines luar nih 2 minggu. Padahal si mawar sedang gilirannya mengecek tulisan.
Dan yang lebih seru: Woi tulisan gue kenapa lo apus!? Lalu diam-diam dimasukkan lagi.
Namun hal-hal kecil seperti itu lah yang membuat tulisan dalam Negeri Van Oranje lebih berkesan. Meskipun terkadang diakui terjadi perdebatan-perdebatan kecil, namun selalu mereka atasi dengan menyampingkan ego mereka masing-masing. Hingga akhirnya terciptalah novel Negeri Van Oranje yang sudah diterbitkan berkali-kali.
Bahkan difilmkan!
Oleh karena itu, jangan sampai ketinggalan untuk menyaksikan di bioskop-bioskop pada tanggal 23 Desember nanti. Dan sebelum menyaksikan filmnya, jangan lupa baca bukunya.
bentang
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!