Kantor Bentang Mendadak Disulap Jadi Tempat Hajatan, Ada Apa?
Kamis (03/03) halaman kantor Bentang tampak berbeda. Halaman yang biasanya hijau karena hamparan rumput itu kini terlihat merah. Sebuah tenda besar berwarna merah dipasang. Suasana itu, tampak seperti sebuah hajatan besar. Di bawah tenda itu, tampak penuh dengan orang-orang berjas hijau. Mereka duduk di kursi sembari mendengarkan Pemimpin Redaksi Bentang berbicara tentang penerbitan. Imam Risdiyanto, selaku Pimred menjelaskan berbagai hal terkait dengan penerbitan, mulai dari profesi apa saja yang bisa dilakukan sampai proses pemilihan naskah. Sore yang diiringi hujan itu adalah kunjungan Mahasiswa Sastra dan Bahasa FKIP Pasundan ke Bentang untuk mempelajari ihwal penerbitan.
Sebanyak 150 mahasiswa dan dosen tampak mendengarkan dengan saksama apa yang diulas oleh Imam. Dalam penjelasan Imam, ia memaparkan struktur kerja yang ada di Bentang. Selain itu, ia juga menjelaskan fungsi dan peran kerja yang terdapat di Bentang. Ia menjelaskan mulai dari editor sampai desain grafis. Para mahasiswa pun tampak antusias dan bertanya.
Berbagai pertanyaan dilemparkan termasuk bagaimana caranya Bentang bisa bertahan sampai duabelas tahun dengan banyaknya prestasi. Salah seorang mahasiswa bertanya bagaimana kesulitan dan kendala yang dihadapi oleh Bentang selama duabelas tahun untuk mencapai kesuksesan. Imam pun menjawab dengan berkelakar bahwa ia lebih senang menjawab sesuatu hal yang menyenangkan daripada sulit. “Yang jelas, Bentang sekarang jauh lebih kerepotan karena memiliki banyak penulis. Tetapi kami tetap berusaha berkomunikasi dengan para penulis,” ujarnya.
Keseruan dan kemeriahan pun tidak terelekkan di kantor Bentang. Berbarengan dengan Bentang yang baru saja berulang tahun, tentu kunjungan para mahasiswa FKIP Pasundan bisa menjadi ajang berbagi ilmu.
Kamis (03/03) halaman kantor Bentang tampak berbeda. Halaman yang biasanya hijau karena hamparan rumput itu kini terlihat merah. Sebuah tenda besar berwarna merah dipasang. Suasana itu, tampak seperti sebuah hajatan besar. Di bawah tenda itu, tampak penuh dengan orang-orang berjas hijau. Mereka duduk di kursi sembari mendengarkan Pemimpin Redaksi Bentang berbicara tentang penerbitan. Imam Risdiyanto, selaku Pimred menjelaskan berbagai hal terkait dengan penerbitan, mulai dari profesi apa saja yang bisa dilakukan sampai proses pemilihan naskah. Sore yang diiringi hujan itu adalah kunjungan Mahasiswa Sastra dan Bahasa FKIP Pasundan ke Bentang untuk mempelajari ihwal penerbitan.
Sebanyak 150 mahasiswa dan dosen tampak mendengarkan dengan saksama apa yang diulas oleh Imam. Dalam penjelasan Imam, ia memaparkan struktur kerja yang ada di Bentang. Selain itu, ia juga menjelaskan fungsi dan peran kerja yang terdapat di Bentang. Ia menjelaskan mulai dari editor sampai desain grafis. Para mahasiswa pun tampak antusias dan bertanya.
Berbagai pertanyaan dilemparkan termasuk bagaimana caranya Bentang bisa bertahan sampai duabelas tahun dengan banyaknya prestasi. Salah seorang mahasiswa bertanya bagaimana kesulitan dan kendala yang dihadapi oleh Bentang selama duabelas tahun untuk mencapai kesuksesan. Imam pun menjawab dengan berkelakar bahwa ia lebih senang menjawab sesuatu hal yang menyenangkan daripada sulit. “Yang jelas, Bentang sekarang jauh lebih kerepotan karena memiliki banyak penulis. Tetapi kami tetap berusaha berkomunikasi dengan para penulis,” ujarnya.
Keseruan dan kemeriahan pun tidak terelekkan di kantor Bentang. Berbarengan dengan Bentang yang baru saja berulang tahun, tentu kunjungan para mahasiswa FKIP Pasundan bisa menjadi ajang berbagi ilmu.
Lamia Putri D.bentang
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!