Ini Dia 7 Hal yang Membuatmu Wajib Baca IEP
Sejak akhir tahun 2015 lalu, pecinta buku dihebohkan dengan kabar akan diterbitkannya Inteligensi Embun Pagi (IEP), seri pamungkas dari heksalogi Supernova karya Dee Lestari. Tak ayal, berita ini menjadi kado awal tahun yang menyenangkan bagi Addeection, sebutan untuk penggemar Dee.
Untuk kamu yang belum membaca Supernova, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui, kenapa IEP wajib dibaca. Berikut di antaranya:
- IEP lahir setelah 15 tahun dikandung
Dalam kurun waktu 15 tahun, Dee berhasil menggenapkan heksalogi akbarnya, seri Supernova. Dimulai dari Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh/ KPBJ (2001), Akar (2002), Petir (2004), Partikel (2012), dan Gelombang (2014), Dee akan mengakhiri perjalanannya di IEP. Sejak awal, Dee memang telah merancang Supernova sebagai kisah sci-fi serial. Sejak awal pula, Dee telah memegang gambaran bagaimana cara mengakhiri heksalogi yang ia garap. Judul seri Supernova terakhir, bahkan telah ia bocorkan bersamaan dengan lahirnya Supernova: Akar, tahun 2002.
- IEP adalah seri terakhir Supernova
Kelahiran IEP menjadi suatu hal yang dilematis bagi Dee dan pembacanya. Meskipun pada akhirnya rangkaian Supernova menjadi utuh sebagai pustaka serial, akan tetapi hal ini juga menjadi penanda akhir perjalanan panjang seri Supernova. Artinya, momentum kelahiran IEP juga menjadi rambu berakhirnya kisah Supernova, dan tidak akan membuat pembaca menanti-nantikan kembali kelanjutan serialnya. Menurut Dee, sejak kemunculan KPBJ, terbentuk sebuah milis para pembaca Supernova yang serius berkembang hingga mampu melahirkan buku, dan sampai saat ini masih sering menggelar kopi darat. Dengan kata lain, para pembaca ini telah menjalin keterikatan seiring dengan Supernova ‘bertumbuh’, dan genap memasuki usia ke 15.
- IEP penuh kejutan
Menjadi karya penutup, Dee tak ingin mengecewakan harapan pembaca. Ia memastikan, bahwa seri Supernova terakhir akan penuh kejutan yang mampu membuat pembaca terheran-heran. Dalam IEP, semua tokoh utama dari episode Supernova sebelumnya akan bertemu. Kepingan-kepingan cerita yang tadinya tersebar acak akan terekat menjadi satu. Menguak siapa sebenarnya para peretas dan apa misi mereka, mengungkap siapa makhluk yang disebut infiltran dan sarvara, serta apa sebenarnya agenda mereka. Pertanyaan-pertanyaan besar tersebut akan Dee jawab sekaligus dalam IEP.
- IEP adalah seri Supernova favorit Dee
Sebagai penulis, Dee memiliki kecenderungan untuk merasa paling dekat dengan karya yang paling baru ia buat. Baru saja merampungkan IEP, otomatis Dee memfavoritkan garapannya tersebut. Selain itu, Dee mengaku, secara konten IEP akan memuat hal-hal yang sangat seru, banyak twist, ketegangan, sekaligus bumbu humor dan romantisme.
- IEP memuat kisah cinta antartokoh yang difavoritkan Dee
IEP menyimpan banyak kejutan tak terduga. Dari seri 1-5, seri Supernova mengusung banyak nilai spiritualitas, ilmu sains, termasuk di dalamnya menyeruak bumbu-bumbu kisah cinta. Namun, lebih dari itu, di IEP Dee menyisipkan kisah cinta tak terduga antara 2 tokoh utama seri Supernova sebelumnya.
- Simbol IEP menjadi favorit Dee
Masing-masing seri Supernova memiliki simbolnya sendiri. Di balik simbol tersebut, terkandung makna khas yang merepresentasikan inti cerita. Menurut Dee, simbol IEP adalah favoritnya. Selain simbol tersebut dirancang sendiri oleh Dee dan desainer, simbol IEP juga kaya akan makna, dan mengadopsi pilihan warna yang unik.
- IEP mampu membuat Dee menangis
Lima belas tahun adalah waktu yang panjang dalam sebuah perjalanan serial buku. Selain memiliki beban untuk menyelesaikan serial yang telah diawali, Dee juga menjadi penanggung jawab tunggal untuk memuaskan ekspektasi pembacanya. Oleh karenanya, untuk merampungkan IEP, Dee sampai ‘mengungsi’ ke hotel supaya tidak mengalami distraksi. Tak hanya itu, selama pengerjaan IEP, ia juga memiliki ‘kantor’ favorit, yaitu sebuah kedai kopi. Dalam kedai tersebut, Dee seakan memiliki tempat keramat, yang menurut baristanya, pengunjung lain enggan duduk di tempat tersebut, karena tahu Dee akan datang dan duduk di sana selama berjam-jam. Namun, pada suatu hari, datang serombongan arisan di kedai tersebut sehingga semua meja penuh. Akhirnya, Dee diungsikan ke kantor atau gudang staf untuk ia menulis. Dee mengaku, ia justru menulis adegan puncak IEP di tempat tersebut, dikelilingi karung-karung berisi biji kopi. Sampai pada titik tersebut, ia berhasil menyelesaikan adegannya, dan mampu membuatnya menangis haru.
Sejak akhir tahun 2015 lalu, pecinta buku dihebohkan dengan kabar akan diterbitkannya Inteligensi Embun Pagi (IEP), seri pamungkas dari heksalogi Supernova karya Dee Lestari. Tak ayal, berita ini menjadi kado awal tahun yang menyenangkan bagi Addeection, sebutan untuk penggemar Dee.
Untuk kamu yang belum membaca Supernova, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui, kenapa IEP wajib dibaca. Berikut di antaranya:
- IEP lahir setelah 15 tahun dikandung
Dalam kurun waktu 15 tahun, Dee berhasil menggenapkan heksalogi akbarnya, seri Supernova. Dimulai dari Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh/ KPBJ (2001), Akar (2002), Petir (2004), Partikel (2012), dan Gelombang (2014), Dee akan mengakhiri perjalanannya di IEP. Sejak awal, Dee memang telah merancang Supernova sebagai kisah sci-fi serial. Sejak awal pula, Dee telah memegang gambaran bagaimana cara mengakhiri heksalogi yang ia garap. Judul seri Supernova terakhir, bahkan telah ia bocorkan bersamaan dengan lahirnya Supernova: Akar, tahun 2002.
- IEP adalah seri terakhir Supernova
Kelahiran IEP menjadi suatu hal yang dilematis bagi Dee dan pembacanya. Meskipun pada akhirnya rangkaian Supernova menjadi utuh sebagai pustaka serial, akan tetapi hal ini juga menjadi penanda akhir perjalanan panjang seri Supernova. Artinya, momentum kelahiran IEP juga menjadi rambu berakhirnya kisah Supernova, dan tidak akan membuat pembaca menanti-nantikan kembali kelanjutan serialnya. Menurut Dee, sejak kemunculan KPBJ, terbentuk sebuah milis para pembaca Supernova yang serius berkembang hingga mampu melahirkan buku, dan sampai saat ini masih sering menggelar kopi darat. Dengan kata lain, para pembaca ini telah menjalin keterikatan seiring dengan Supernova ‘bertumbuh’, dan genap memasuki usia ke 15.
- IEP penuh kejutan
Menjadi karya penutup, Dee tak ingin mengecewakan harapan pembaca. Ia memastikan, bahwa seri Supernova terakhir akan penuh kejutan yang mampu membuat pembaca terheran-heran. Dalam IEP, semua tokoh utama dari episode Supernova sebelumnya akan bertemu. Kepingan-kepingan cerita yang tadinya tersebar acak akan terekat menjadi satu. Menguak siapa sebenarnya para peretas dan apa misi mereka, mengungkap siapa makhluk yang disebut infiltran dan sarvara, serta apa sebenarnya agenda mereka. Pertanyaan-pertanyaan besar tersebut akan Dee jawab sekaligus dalam IEP.
- IEP adalah seri Supernova favorit Dee
Sebagai penulis, Dee memiliki kecenderungan untuk merasa paling dekat dengan karya yang paling baru ia buat. Baru saja merampungkan IEP, otomatis Dee memfavoritkan garapannya tersebut. Selain itu, Dee mengaku, secara konten IEP akan memuat hal-hal yang sangat seru, banyak twist, ketegangan, sekaligus bumbu humor dan romantisme.
- IEP memuat kisah cinta antartokoh yang difavoritkan Dee
IEP menyimpan banyak kejutan tak terduga. Dari seri 1-5, seri Supernova mengusung banyak nilai spiritualitas, ilmu sains, termasuk di dalamnya menyeruak bumbu-bumbu kisah cinta. Namun, lebih dari itu, di IEP Dee menyisipkan kisah cinta tak terduga antara 2 tokoh utama seri Supernova sebelumnya.
- Simbol IEP menjadi favorit Dee
Masing-masing seri Supernova memiliki simbolnya sendiri. Di balik simbol tersebut, terkandung makna khas yang merepresentasikan inti cerita. Menurut Dee, simbol IEP adalah favoritnya. Selain simbol tersebut dirancang sendiri oleh Dee dan desainer, simbol IEP juga kaya akan makna, dan mengadopsi pilihan warna yang unik.
- IEP mampu membuat Dee menangis
Lima belas tahun adalah waktu yang panjang dalam sebuah perjalanan serial buku. Selain memiliki beban untuk menyelesaikan serial yang telah diawali, Dee juga menjadi penanggung jawab tunggal untuk memuaskan ekspektasi pembacanya. Oleh karenanya, untuk merampungkan IEP, Dee sampai ‘mengungsi’ ke hotel supaya tidak mengalami distraksi. Tak hanya itu, selama pengerjaan IEP, ia juga memiliki ‘kantor’ favorit, yaitu sebuah kedai kopi. Dalam kedai tersebut, Dee seakan memiliki tempat keramat, yang menurut baristanya, pengunjung lain enggan duduk di tempat tersebut, karena tahu Dee akan datang dan duduk di sana selama berjam-jam. Namun, pada suatu hari, datang serombongan arisan di kedai tersebut sehingga semua meja penuh. Akhirnya, Dee diungsikan ke kantor atau gudang staf untuk ia menulis. Dee mengaku, ia justru menulis adegan puncak IEP di tempat tersebut, dikelilingi karung-karung berisi biji kopi. Sampai pada titik tersebut, ia berhasil menyelesaikan adegannya, dan mampu membuatnya menangis haru.
@fitriafarisabentang
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!