Mukhlis Nur: Di Industri Komik, Bakat Bukan Modal Utama
Bekerja sesuai hobi dan passion sudah menjadi keinginan Mukhlis Nur sejak lama. Benar saja, kesenangannya menulis komik lantas menetapkan profesinya sebagai komikus tanah air. Tak tanggung-tanggung, sebagai komikus, Mukhlis telah mencapai prestasi bergengsi di level dunia. Komiknya yang berjudul Only Human berhasil meraih Bronze Award di International Manga Award. Akibatnya, Only Human yang diciptakan Mukhlis ini tak hanya digandrungi pecinta komik tanah air, tetapi juga disanjung pecinta komik dunia.
Antusiasme pecinta komik terhadap Only Human juga dibuktikan dengan minat masyarakat terhadap komik itu sendiri. Tercatat, belum sampai dua bulan Only Human beredar di pasaran, penerbit telah kehabisan stok dan segera cetak ulang karena tingginya permintaan.
Sebagai komikus ulung, Mukhlis mengaku tak jarang pula mengalami titik jenuh. Untuk itu, ia sering melakukan pekerjaan sampingan, meskipun kerjaan sampingannya juga berhubungan dengan komik. “Karena kembali lagi, saya bekerja sesuai passion. Passion saya adalah komik. Saya tidak mungkin meninggalkannya sejenuh apa pun itu,” katanya saat ditemui di Mangafest 2015, Sabtu (17/10).
Mukhlis sendiri, sejak berprofesi sebagai komikus tahun 2008, mengaku masih terus belajar sampai saat ini. “PR saya adalah, bagaimana kemudian saya bisa menjadi komikus yang memiliki karakter kuat, sehingga mudah dikenali dan diterima di industri komik,” ujarnya. Bagi Mukhlis, dalam bidang komik, bakat bukan merupakan modal utama. “Yang terpenting adalah usahanya. Kuncinya, banyak belajar dan latihan,” katanya mantap.
Bekerja sesuai hobi dan passion sudah menjadi keinginan Mukhlis Nur sejak lama. Benar saja, kesenangannya menulis komik lantas menetapkan profesinya sebagai komikus tanah air. Tak tanggung-tanggung, sebagai komikus, Mukhlis telah mencapai prestasi bergengsi di level dunia. Komiknya yang berjudul Only Human berhasil meraih Bronze Award di International Manga Award. Akibatnya, Only Human yang diciptakan Mukhlis ini tak hanya digandrungi pecinta komik tanah air, tetapi juga disanjung pecinta komik dunia.
Antusiasme pecinta komik terhadap Only Human juga dibuktikan dengan minat masyarakat terhadap komik itu sendiri. Tercatat, belum sampai dua bulan Only Human beredar di pasaran, penerbit telah kehabisan stok dan segera cetak ulang karena tingginya permintaan.
Sebagai komikus ulung, Mukhlis mengaku tak jarang pula mengalami titik jenuh. Untuk itu, ia sering melakukan pekerjaan sampingan, meskipun kerjaan sampingannya juga berhubungan dengan komik. “Karena kembali lagi, saya bekerja sesuai passion. Passion saya adalah komik. Saya tidak mungkin meninggalkannya sejenuh apa pun itu,” katanya saat ditemui di Mangafest 2015, Sabtu (17/10).
Mukhlis sendiri, sejak berprofesi sebagai komikus tahun 2008, mengaku masih terus belajar sampai saat ini. “PR saya adalah, bagaimana kemudian saya bisa menjadi komikus yang memiliki karakter kuat, sehingga mudah dikenali dan diterima di industri komik,” ujarnya. Bagi Mukhlis, dalam bidang komik, bakat bukan merupakan modal utama. “Yang terpenting adalah usahanya. Kuncinya, banyak belajar dan latihan,” katanya mantap.
@fitriafarisabentang
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!