Adania Shibli dan LiBeraturpreis yang Penuh Kontroversi
Pada 2023, dunia sastra dihebohkan dengan keputusan pembatalan pemberian penghargaan LiBeraturpreis kepada Adania Shibli atas novelnya yang berjudul Minor Detail. Keputusan tersebut menuai banyak kontroversi sekaligus memicu gelombang protes.
Apa itu LiBeraturpreis?
LiBeraturpreis merupakan salah satu penghargaan sastra bergengsi yang diberikan setiap tahun secara eksklusif kepada penulis dari Afrika, Asia, Amerika Latin atau dunia Arab, yang dimulai sejak 1987 oleh Initiative LiBeraturpreis.
Namun, sejak 2013, asosiasi LitProm telah mengambil alih seremoni penghargaan LiBeraturpreis di bawah arahan Frankfurt Book Fair.
Kontroversi Frankfurt Book Fair
Pada 2023, Adania Shibli, seorang penulis asal Palestina, ditetapkan sebagai pemenang penghargaan LiBeraturpreis atas karyanya, Minor Detail versi Jerman yang berjudul Eine Nebensache.
Novel ini menceritakan kisah nyata tentang pemerkosaan dan pembunuhan seorang gadis Badui Palestina oleh sekelompok tentara Israel pada 1949, setelah tragedi Nakba.
Seremoni penghargaan ini rencananya akan dilangsungkan pada 20 Oktober 2023. Namun, beberapa hari sebelum tanggal yang telah ditentukan, LitProm mengumumkan bahwa seremoni pemberian penghargaan tersebut ditunda dengan alasan kondisi konflik antara Israel dan Palestina.
Juergen Boos, Direktur FBF, juga mengutuk operasi militer Hamas kepada Israel dan menyatakan bahwa pameran buku tersebut akan memberikan panggung khusus bagi Israel.
Dalam pernyataan awal, LitProm juga mengeklaim bahwa keputusan penundaan tersebut merupakan “keputusan bersama” dengan penulis. Namun, Shibli mengonfirmasi bahwa keputusan tersebut dibuat tanpa persetujuan darinya.
Dilansir dari berbagai sumber, seorang kritikus Jerman bernama Taz juga menyatakan bahwa novel tersebut mengandung unsur anti-Semitisme. Dia menganggap novel tersebut hanya sebuah dakwaan yang tidak berimbang karena menggambarkan semua tentara Israel sebagai pemerkosa dan pembunuh tidak dikenal, sementara seluruh warga Palestina adalah korban dari penjajah yang suka menggunakan kekerasan.
Respons Dunia Sastra Global
Akibat keputusan pembatalan tersebut, para penerbit dari beberapa negara, termasuk Indonesia, memutuskan menarik diri dari keikutsertaan Frankfurt Book Fair yang dilangsungkan pada 18–22 Oktober 2023.
Sementara itu, penerbit terjemahan bahasa Inggris dari buku ini mengambil langkah untuk menyediakan ebook Minor Detail secara gratis selama pameran berlangsung.
Pembatalan ini juga memantik kekecewaan dan amarah dari banyak seniman dan penulis dari berbagai negara. Tercatat lebih dari 1.000 penulis dan intelektual dari seluruh dunia, mengkritik Frankfurt Book Fair dan menulis sebuah petisi.
Dalam petisi tersebut tertulis bahwa Frankfurt Book Fair bertanggung jawab untuk menciptakan ruang bagi para penulis Palestina dan bukan mematikannya. Sama halnya ketika mereka memberi panggung untuk Israel.
Pembatalan penghargaan ini selayaknya sebuah pembungkaman atas kebebasan bersuara dalam dunia sastra. Namun, meski penghargaan tersebut dibatalkan, dukungan yang diberikan kepada Shibli telah menegaskan komitmen banyak pihak terhadap hak penulis untuk menyuarakan pandangan mereka.
Kini, siapkan dirimu untuk menguak berbagai detail kecil dari sebuah peristiwa dalam sejarah Palestina yang hampir terlupakan.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!