Hati yang Gembira Adalah Obat
Rp85.000
Overthinking might lead you to be undernourished, poorly rested, or even result in being overweight.
Jadi, apakah buku ini hanya ditujukan bagi kaum overthinker? Jawabannya adalah bisa iya dan bisa juga tidak. Walaupun mungkin dengan menyadari bahwa jika kita termasuk “kaum” overthinker dan sedang membutuhkan teman seperti buku ini, akan lebih mudah bagi kita mengenali langkah awal untuk pemulihan, yang sering disebut-sebut orang pada masa sekarang sebagai healing. Lagi pula, bila tidak merasa sebagai overthinker, tidak ada salahnya membaca agar tahu, kan? Mungkin saja kita sedang mendampingi orang tersayang dengan kebiasaan overthinking, jadi kita bisa lebih mudah memakluminya.
Kembali ke pertanyaan awal, mengapa buku ini harus dibaca? Salah satunya karena buku ini ditulis oleh seseorang yang berbakat overthink sedari kecil dan sedang dalam masa pembelajaran setiap harinya. Setelah dipulihkan, saya berusaha menerima kehadiran parut-parut luka, bekas luka, yang secara berkala kian menipis dan saya merasa kian diasah.
Saya memang bukan akan bercerita soal cara terbebas total dari habit ini karena adakalanya saya masih terpancing untuk overthink, kok. Namun, saya mau kita sama-sama menyadari dan mengusahakan untuk healing atau memulihkan diri setiap harinya. Caranya adalah dengan memberi kesempatan serta ruang dan waktu kepada YANG MEMBERI ANUGERAH KEHIDUPAN.
Dialah Tuhan, Penyayang dan Pengasih, yang panjang sabar (sangat sabar terhadap kita) dan benar-benar berlimpah kasih setia. Karakter Tuhan yang sudah terbukti konsisten dan berulang-ulang dalam hidup saya, terutama pada saat saya gagal, dan bahkan saya masih berani menaruh curiga kepada- Nya.