Bukan Berarti Lemah, Ajak Anak Berani Minta Tolong, Yuk!
Setiap orang pernah merasakan sulitnya mengucap kata tolong sebagai ungkapan untuk meminta tolong kepada orang lain. Ada perasaan malu, takut hingga merasa lemah saat meminta tolong kepada orang lain. Bahkan, susahnya mengeluarkan kata tolong telah kita rasakan sejak kecil. Padahal, ada banyak manfaat baik untuk perkembangan sosial dan emosional anak ketika terbiasa mengucap kata tolong untuk meminta tolong kepada orang lain.
Baca Juga:[Buku Cerita Bergambar Bantu Tingkatkan Literasi Sosial-Emosional Anak”
Mengapa Anak Harus Dibiasakan Minta Tolong?
Kata tolong masuk dalam tiga kata ajaib yang penting diucapkan sebagai etika dasar berinteraksi kepada orang lain. Jika tidak dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, kata tolong jadi terasa asing sehingga sulit diucapkan. Selain sebagai ungkapan untuk meminta bantuan kepada orang lain, mengucap kata tolong juga bermanfaat untuk membangun komunikasi efektif dengan orang lain. Mengucap kata tolong kepada orang lain juga proses internalisasi nilai. Karena dalam prosesnya, anak akan belajar nilai-nilai yang nantinya akan bermanfaat di kemudian hari
Menurut ThinkPshych, ada beberapa manfaat secara sosio-emosional yang bisa dipelajari oleh anak ketika ia belajar membiasakan diri untuk mengucap kata tolong untuk meminta tolong kepada orang lain. Manfaat itu antara lain:
- Mampu membangun kepercayaan diri Anak
Meminta bantuan kepada orang lain membuat anak memahami dan mengkontrol kebutuhan dirinya. Dengan begitu, anak akan paham terhadap kapasitas dirinya dan semakin percaya diri dengan kemampuan yang sebelumnya telah diyakini. Kepercayaan diri yang dibangun karena kesadaran akan kapabilitas diri ini akan mendorong anak untuk memahami self-advocacy. Self-advocacy merupakan kemampuan berani menyuarakan pendapat untuk mendapat hak-haknya.
Misalnya diceritakan dalam buku seri kata ajaib berjudul Tolong. Saat berada di rumah makan, Yuda meminta tolong kepada kakaknya untuk mengambilkan ayam goreng lantaran jarak ayam goreng yang jauh dari jangkauannya. Dengan meminta tolong kepada kakaknya, Yuda sedang berlatih self-advocacy. Karena ia merasa berhak makan ayam goreng, seperti ayah dan kakaknya.
- Tanda Mental Anak Kuat
Banyak dari kita yang beranggapan bahwa, meminta tolong atau bantuan kepada orang lain adalah tanda seorang yang lemah. Padahal, meminta tolong itu baik untuk mengakui bahwa kemampuan dan pengetahuan diri terbatas. Anak perlu menyadari kemampuan dan pengetahuan diri yang terbatas untuk selanjutnya membangun kekuatan dan menjangkau agar mereka juga mampu.
Kita bisa melihat tokoh Yuda dalam buku Tolong. Saat akan berangkat sekolah, Yuda kesusahan untuk memakai sepatu, “Bu, bisa tolong bantu mengikat tali sepatuku?” Pinta Yuda. Permintaan tolong Yuda kepada ibunya ini bukan semata-mata karena Yuda lemah. Namun, Yuda menyadari bahwa saat itu ia tidak mampu untuk mengikat tali sepatu. Ia akan belajar bahwa, nantinya ia harus bisa mengikat tali sepatu.
Kapan Anak Harus Minta Tolong Kepada Orang Lain?
Membiasakan anak untuk berani meminta tolong kepada orang lain harus diimbangi dengan mengajarkan mereka bagaimana cara meminta tolong dengan baik. Karena ada kaitannya dengan orang lain, interaksi yang dibangun pun harus atas dasar menghargai orang lain. Menurut Psychology Today, saat mendidik anak untuk berani meminta tolong ajarkan anak juga untuk membiasakan diri menunggu alias sabar.
Menunggu yang dimaksud di sini adalah menunggu orang lain untuk siap mendengar atau merespon kalimat permintaan tolong anak. Misalnya saat sedang di dalam kelas, ketika anak tidak paham materi pelajaran yang dijelaskan. Anak harus menunggu guru selesai menjelaskan materi terlebih dahulu, hingga akhirnya mengeluarkan kalimat minta tolong seperti “Pak, saya belum memahami penjelasan soal X. Bisa tolong diulang bagian X saja?”
Gimana membiasakan anak Minta Tolong Kepada Orang Lain?
Untuk membiasakan anak tak ragu meminta bantuan kepada orang lain, pertama yang harus orangtua, orang dewasa ataupun pengajar adalah menyadari diri bahwa kita adalah role model. Sebagai role model, kita harus memberi contoh bahwa meminta tolong ke orang lain itu hal yang wajar. Selain itu, anak akan merasa ada support yang membuatnya merasa tidak malu untuk melakukan hal tersebut.
Selanjutnya, selain menjadi contoh yang baik bagi anak, orangtua juga harus membiasakan untuk menerapkan pola komunikasi yang terbuka dengan anak. Pola komunikasi yang terbuka misalnya melalui diskusi mampu memperkuat bonding antar orangtua dan anak. Melalui pembiasaan ini, mampu melatih anak untuk berani berbicara atau speak up! Terakhir, berikan apreasiasi terhadap upaya anak untuk meminta tolong kepada orang lain
Salah satu alternatif mengajak anak untuk terbiasa meminta tolong dengan cara yang kreatif adalah melalui kisah Yuda dan Yura. Buku seri kata ajaib berjudul Tolong merupakan buku anak yang menceritakan proses Yuda dan Yura, adik kakak membiasakan diri mengucap kata tolong. Dengan tampilan buku yang menarik mata, membuat anak mudah memahami pesan dan alur cerita.
Di akhir buku berbentuk boardbook ini, juga tersedia beberapa pertanyaan bagi orangtua sebagai bahan diskusi bersama sang buah hati. Yuk! Dampingi anak untuk tumbuh baik secara emosional dan sosial bersama buku Tolong! Sudah tersedia di Shopee Bentang Official Shop, ya!
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!