Description
SinopsisMenjelang akhir Perang Dunia, sebuah pesawat berisi rombongan anak sekolah jatuh di sebuah pulau tak berpenghuni. Awalnya, tiadanya pengawasan orang dewasa membuat anak-anak itu bersuka hati menikmati kebebasan. Tak ada lagi aturan yang harus mereka patuhi. Mereka bebas menuruti keinginan hati. Apa pun. Anak-anak itu kemudian berusaha membentuk masyarakat, namun gagal saat harus berhadapan dengan teror, dosa, dan kejahatan. Saat tatanan masyarakat yang terbentuk mulai runtuh, diikuti oleh teror yang terus mengintai, harapan yang mereka bangun selama petualangan ini pun turut lebur, termasuk harapan akan penyelamatan dan pulang kembali ke rumah. Dijuluki sebagai parabel, alegori, mitos, kisah moralitas, parodi, risalah politik, bahkan gambaran tentang dunia apokalistik, novel Lord of the Flies adalah novel yang akan selamanya dikenang sebagai kisah tentang “berakhirnya keluguan, kekelaman hati manusia.“ |
Tentang Penulis
Sir William Gerald Golding adalah seorang novelis, penulis naskah drama, dan penyair dari Inggris. Novel debutnya, Lord of the Flies, mengguncang dunia sejak terbit pada 1954, dan kemudian diikuti oleh novel-novel lainnya. Pada 1980, dia menerima Booker Prize untuk karya berjudul The Rites of Passage. Pada 1983, dia mendapat anugerah Penghargaan Nobel di Bidang Sastra pada 1983. Berkat kontribusinya yang besar terhadap dunia sastra, William Golding mendapat gelar kesatria dari kerajaan Inggris pada 1988. Dia juga merupakan anggota The Royal Society of Literature. Pada 2008 The Times memasukkan William Golding ke dalam daftar 50 Penulis Inggris Terhebat sejak 1945. |
Keunggulan
– Novel klasik karya peraih Nobel, William Golding – Karya klasik yang diakui dunia, masuk ke dalam Modern Library 100 Best Novels, 100 Novel Berbahasa Inggris Terbaik versi Majalah Time pada 2005 – Diadaptasi ke berbagai media, antara lain drama radio, film, pentas teater, dan pertunjukan balet – Terjual jutaan eksemplar di seluruh dunia |