Description
Tentang Penuli
F. Aziz Manna kelahiran Sidoarjo, 8 Desember 1978. Beberapa buku puisi tunggalnya seperti Playon (Dewan Kesenian Jawa Timur, 2015) dan diterbitkan ulang Pagan Press pada 2016, Siti Surabaya sebuah puisi epik (Garudhawaca, 2014), Tanggulendut (Satu Kata, 2013), Siti Surabaya dan Kisah Para Pendatang (Diamond Publishing, 2010), Wong Kam Pung (FSS, 2010), Izinkan Aku Menciummu (GAPUS, 2006), serta Kumelambungkan Cintaku (GAPUS, 2003).
Karya-karyanya juga terkumpul dalam beragam antologi bersama seperti Tonggak Tegak Toleransi (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur, 2015), Tasbih Hijau Bumi (Lesbumi Jatim, 2014), Sirkus Sastra (Bienalle Sastra Salihara, 2013), What`s Poetry—Forum Penyair Internasional Indonesia (Henk Publica, 2012), Lelaki Tak Bernama (DKL, 2008), Rumah Pasir (FSS, 2008), Antologi Penyair Tiga Wilayah “Festival Mei” (FSB dan Institut Nalar Jatinangor, 2005), Antologi Penyair Jawa Timur: Permohonan Hijau (FSS, 2003—2004).
Penulis aktif di komunitas Teater GAPUS Unair dan Forum Studi Sastra dan Seni Luar Pagar.
“kau robek sejarah kampung ini seperti memutus lelayangan dari tali. tapi ke manakah kami pergi? di manakah kami kembali? ke arah mereka kami tak sampai, ke arah kalian kami terabai.”
F Aziz Manna adalah penyair berbakat yang pernah memenangkan Kusala Sastra Khatulistiwa 2016. Puisi-puisi dalam Dunia dari Keping Ingatan menghadirkan kembali wajah sebuah kota yang terhapus dari peta karena kecerobohan dan keegoisan sekelompok manusia. Kampung menghilang, kubur leluhur tenggelam, rumah berlayar di atas lumpur. Para penghuninya hanya abadi dalam berita.
Berlatar belakang peristiwa lumpur Sidoarjo, Dunia dari Keping Ingatan menggiring kita menikmati sebuah perjalanan menyusuri kenangan tanpa monumen, mengecap manisnya cerita masa lalu yang tak berjejak, sekaligus menyesap kegetiran yang tak kunjung pergi.
Bentang Pustaka,Indonesia,Puisi,dunia dari keping ingatan,f aziz manna,kumpulan
44000
0