Memahami Pasar Gen-M di Indonesia
Gen-M melekat dengan populasi Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar. Sebanyak 87,7 persen atau sekitar 207 juta jiwa (BPS 2010) penduduk Indonesia beragama Islam.
Jumlah Gen-M terus meningkat dari tahun ke tahun, diperkirakan mencapai 26,4 persen dari keseluruhan populasi dunia atau sejumlah 2,2 miliar jiwa di 2020. Jumlah ini meningkat 0,4 miliar dari 2012. Gen-M sebuah potensi pasar yang besar bagi produk-produk yang menyasar segmen kaum muslim.
Yuswohady, Penulis buku #GenerationMuslim bahkan memperkirakan empat tahun ke depan, populasi penduduk Islam di Indonesia mencapai 233 juta jiwa. Prediksi ini berdasarkan data yang diolah dari Boston Consulting Grup (BCG) yang memperkirakan pada 2020 Indonesia dihuni oleh 267 juta jiwa, dengan jumlah kelas menengah 62,8 persennya atau 147 juta jiwa.
Dalam bukunya, Yuswohady mengatakan kencenderungan para konsumen kelas menengah ini berubah menjadi semakin religius, mencari nilai spiritual dalam setiap pengambilan keputusan saat membeli produk.
“Banyak yang berubah, dulu orang tidak peduli label halal di makanan atau kosmetika, sekarang kita bisa lihat bagaimana Wardah merajai pasar kosmetika mengungguli Mustika Ratu,” kata Yuswo dalam peluncuran bukunya di Wisma Mandiri, Thamrin, Selasa (6/12/2016).
Gen-M sebuah redefinisi baru dalam pasar Indonesia. Mengenal generasi ini menjadi kunci penting dalam memenangkan pasar.
(Courtesy : Tirto.id)
Pasar Gen-M
Kekuatan pasar Gen-M dapat dilihat dari fenomena peningkatan signifikan keberangkatan jamaah umrah ke tanah suci dalam beberapa tahun terakhir. Menurut catatan Kantor Urusan Haji Kemenag, pada 2015 ada sebanyak 5.602 jamaah umrah berangkat ke tanah suci. Ini menjadi ladang besar bagi bisnis umroh di tanah air.
Industri film dan sinetron juga merasakan kekuatan pasar Gen-M. Tema-tema film religi begitu digemari masyarakat. Kini, hampir di setiap sinetron menampilkan pemeran wanita yang memakai jilbab sebagai hal yang lazim. Industri fashion muslim pun ikut kecipratan rejeki, desainer-desainer muda seperti Dian Pelangi, Zaskia Mecca, dan Zaskia Sunkar nama ikut berkibar di dunia fashion.
Gairah keberagamaan juga nampak dari semakin maraknya perempuan yang menggunakan jilbab dengan citra baru bernama hijab. Para muslimah telah menghapus kesan jilbab yang usang dan lekat dengan ibu-ibu hanya sebagai pakaian penutup aurat, dan telah berubah menjadi gaya hidup muslimah masa kini. Imbasnya, gerai-gerai pakaian muslim dan hijab merebak di tanah air. Fenomena ini tentu tak muncul begitu saja. Gen-M sebagai sebuah fase generasi mengalami proses pembentukan yang panjang.
Gen-M muncul sekitar periode 1989-1993, pada 1990 Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) sebagai wadah organisasi cendekiawan lahir dan menjadi wadah perkembangan Islam di Indonesia. Pada 1991, SK Dirjen Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No100/C/Kep/D/1991 juga memberikan kebebasan bagi pelajar untuk berhijab. Peristiwa ini menjadi awal dimulainya revolusi hijab di Indonesia. Beberapa peristiwa juga menjadi tonggak awal kebangkitan pasar muslim adalah keberangkatan Presiden Soeharto untuk menunaikan ibadah haji dan didirikannya Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama di Indonesia.
Selanjutnya, masa pembentukan Gen-M pada periode 1994-2005, setengah jajaran kabinet di pemerintahan Soeharto yang awalnya berbasis militer, diganti dengan mayoritas berlatar belakang Islam. Pada 1999, sebanyak 18 partai politik Islam maju dalam Pemilu dan di tahun berikutnya pada 2000, Presiden Gus Dur mengeluarkan Inpres No 6 tahun 2000 yang memberikan angin segar tentang kebebasan beragama.
Pada periode setelah itu muncul sosok ulama seperti Aa Gym, yang diganderungi banyak kalangan. Lalu Novel Ayat-ayat Cinta menjadi novel Islam pertama yang meledak penjualannya. Beberapa grup musik seperti Gigi juga mencoba membuat musik religius yang ramah di telinga anak-anak muda dengan unsur rock dalam musik bernuansa Islam. Sejak 2006, geliat sektor industri yang menarget segmen produk halal seperti makanan dan minuman, kosmetik halal, fashion muslim, sekolah Islam, hotel syariah, media Islam dan lainnya berkembang pesat.
Kejayaan produk yang menyasar pasar kaum muslim terus berkembang di Indonesia. Kelahiran UU No 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, yang mewajibkan semua produk diberi label halal mulai diterapkan, dan menjadi tonggak baru bagi Gen-M di Indonesia.
“Dua tahun ke depan, bola salju akan bergulir cepat,” kata Yuswohady.
Perkiraan Yuswohady barangkali akan menjadi kenyataan, Gen-M akan terus jadi kekuatan penting di pasar Indonesia. Mengenal Gen-M barangkali sebuah keharusan, saat pasar tak lagi dipetakan dari sekadar abjad X, Y, dan Z saja.
Gen-M melekat dengan populasi Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar. Sebanyak 87,7 persen atau sekitar 207 juta jiwa (BPS 2010) penduduk Indonesia beragama Islam.
Jumlah Gen-M terus meningkat dari tahun ke tahun, diperkirakan mencapai 26,4 persen dari keseluruhan populasi dunia atau sejumlah 2,2 miliar jiwa di 2020. Jumlah ini meningkat 0,4 miliar dari 2012. Gen-M sebuah potensi pasar yang besar bagi produk-produk yang menyasar segmen kaum muslim.
Yuswohady, Penulis buku #GenerationMuslim bahkan memperkirakan empat tahun ke depan, populasi penduduk Islam di Indonesia mencapai 233 juta jiwa. Prediksi ini berdasarkan data yang diolah dari Boston Consulting Grup (BCG) yang memperkirakan pada 2020 Indonesia dihuni oleh 267 juta jiwa, dengan jumlah kelas menengah 62,8 persennya atau 147 juta jiwa.
Dalam bukunya, Yuswohady mengatakan kencenderungan para konsumen kelas menengah ini berubah menjadi semakin religius, mencari nilai spiritual dalam setiap pengambilan keputusan saat membeli produk.
“Banyak yang berubah, dulu orang tidak peduli label halal di makanan atau kosmetika, sekarang kita bisa lihat bagaimana Wardah merajai pasar kosmetika mengungguli Mustika Ratu,” kata Yuswo dalam peluncuran bukunya di Wisma Mandiri, Thamrin, Selasa (6/12/2016).
Gen-M sebuah redefinisi baru dalam pasar Indonesia. Mengenal generasi ini menjadi kunci penting dalam memenangkan pasar.
(Courtesy : Tirto.id)
Pasar Gen-M
Kekuatan pasar Gen-M dapat dilihat dari fenomena peningkatan signifikan keberangkatan jamaah umrah ke tanah suci dalam beberapa tahun terakhir. Menurut catatan Kantor Urusan Haji Kemenag, pada 2015 ada sebanyak 5.602 jamaah umrah berangkat ke tanah suci. Ini menjadi ladang besar bagi bisnis umroh di tanah air.
Industri film dan sinetron juga merasakan kekuatan pasar Gen-M. Tema-tema film religi begitu digemari masyarakat. Kini, hampir di setiap sinetron menampilkan pemeran wanita yang memakai jilbab sebagai hal yang lazim. Industri fashion muslim pun ikut kecipratan rejeki, desainer-desainer muda seperti Dian Pelangi, Zaskia Mecca, dan Zaskia Sunkar nama ikut berkibar di dunia fashion.
Gairah keberagamaan juga nampak dari semakin maraknya perempuan yang menggunakan jilbab dengan citra baru bernama hijab. Para muslimah telah menghapus kesan jilbab yang usang dan lekat dengan ibu-ibu hanya sebagai pakaian penutup aurat, dan telah berubah menjadi gaya hidup muslimah masa kini. Imbasnya, gerai-gerai pakaian muslim dan hijab merebak di tanah air. Fenomena ini tentu tak muncul begitu saja. Gen-M sebagai sebuah fase generasi mengalami proses pembentukan yang panjang.
Gen-M muncul sekitar periode 1989-1993, pada 1990 Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) sebagai wadah organisasi cendekiawan lahir dan menjadi wadah perkembangan Islam di Indonesia. Pada 1991, SK Dirjen Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No100/C/Kep/D/1991 juga memberikan kebebasan bagi pelajar untuk berhijab. Peristiwa ini menjadi awal dimulainya revolusi hijab di Indonesia. Beberapa peristiwa juga menjadi tonggak awal kebangkitan pasar muslim adalah keberangkatan Presiden Soeharto untuk menunaikan ibadah haji dan didirikannya Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama di Indonesia.
Selanjutnya, masa pembentukan Gen-M pada periode 1994-2005, setengah jajaran kabinet di pemerintahan Soeharto yang awalnya berbasis militer, diganti dengan mayoritas berlatar belakang Islam. Pada 1999, sebanyak 18 partai politik Islam maju dalam Pemilu dan di tahun berikutnya pada 2000, Presiden Gus Dur mengeluarkan Inpres No 6 tahun 2000 yang memberikan angin segar tentang kebebasan beragama.
Pada periode setelah itu muncul sosok ulama seperti Aa Gym, yang diganderungi banyak kalangan. Lalu Novel Ayat-ayat Cinta menjadi novel Islam pertama yang meledak penjualannya. Beberapa grup musik seperti Gigi juga mencoba membuat musik religius yang ramah di telinga anak-anak muda dengan unsur rock dalam musik bernuansa Islam. Sejak 2006, geliat sektor industri yang menarget segmen produk halal seperti makanan dan minuman, kosmetik halal, fashion muslim, sekolah Islam, hotel syariah, media Islam dan lainnya berkembang pesat.
Kejayaan produk yang menyasar pasar kaum muslim terus berkembang di Indonesia. Kelahiran UU No 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, yang mewajibkan semua produk diberi label halal mulai diterapkan, dan menjadi tonggak baru bagi Gen-M di Indonesia.
“Dua tahun ke depan, bola salju akan bergulir cepat,” kata Yuswohady.
Perkiraan Yuswohady barangkali akan menjadi kenyataan, Gen-M akan terus jadi kekuatan penting di pasar Indonesia. Mengenal Gen-M barangkali sebuah keharusan, saat pasar tak lagi dipetakan dari sekadar abjad X, Y, dan Z saja.
Zed MNFM
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!