Gajah dan Dendam Si Batu

Perempuan Patah HatiEka Kurniawan, seorang sastrawan muda Indonesia yang produktif. Bulan Maret ini, satu kumpulan cerita pendeknya terbit di Bentang Pustaka, berjudul “Perempuan Patah Hati Yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi”.

Eka Kurniawan mengambil kata-kata yang indah dan merangkainya. Tokoh yang ia gunakan pun tak dapat ditebak. Hampir setiap tokoh yang digunakan mengandung makna dan filosofi tersendiri. Seperti Gajah dan Si Batu. Siapa sangka, Eka Kurniawan mengambil sudut pandang yang jarang sekali manusia memikirkannya. Jangankan memikirkan, terlintas saja pun tidak.

Mulai dari cerita Gajah. Jika hanya membacanya sepintas tanpa mendalami maksud dan makna didalamnya, mungkin cerita ini terkesan sadis. Bagaimana tidak? Bayangkan saja, ada dua orang kakak beradik yang dengan polosnya memotong-motong tubuh Gajah hingga bisa dimuat ke dalam kulkas.

Begitu pula dengan cerita Dendam Si Batu. Dalam cerita ini terlihat sekali kepandaian Eka Kurniawan dalam mengambil sudut pandang. Si Batu, yang menyimpan dendamnya hingga puluhan tahun, menyimpan banyak sejarah manusia. Satu hal yang perlu disyukuri oleh manusia terhadap si batu adalah manusia bisa bergerak dan bisa meluapkan emosinya kapan saja.

Sungguh, saya tersindir ketika membaca cerita si batu yang menyimpan dendamnya, bahwa sejatinya, rasa dendam tak akan ada habisnya jika terus disimpan dan dibalas. Tapi itulah batu, ia pendendam yang tabah.

Alfina Rahmatia, @alfinrahmatia  Perempuan Patah HatiEka Kurniawan, seorang sastrawan muda Indonesia yang produktif. Bulan Maret ini, satu kumpulan cerita pendeknya terbit di Bentang Pustaka, berjudul “Perempuan Patah Hati Yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi”.

Eka Kurniawan mengambil kata-kata yang indah dan merangkainya. Tokoh yang ia gunakan pun tak dapat ditebak. Hampir setiap tokoh yang digunakan mengandung makna dan filosofi tersendiri. Seperti Gajah dan Si Batu. Siapa sangka, Eka Kurniawan mengambil sudut pandang yang jarang sekali manusia memikirkannya. Jangankan memikirkan, terlintas saja pun tidak.

Mulai dari cerita Gajah. Jika hanya membacanya sepintas tanpa mendalami maksud dan makna didalamnya, mungkin cerita ini terkesan sadis. Bagaimana tidak? Bayangkan saja, ada dua orang kakak beradik yang dengan polosnya memotong-motong tubuh Gajah hingga bisa dimuat ke dalam kulkas.

Begitu pula dengan cerita Dendam Si Batu. Dalam cerita ini terlihat sekali kepandaian Eka Kurniawan dalam mengambil sudut pandang. Si Batu, yang menyimpan dendamnya hingga puluhan tahun, menyimpan banyak sejarah manusia. Satu hal yang perlu disyukuri oleh manusia terhadap si batu adalah manusia bisa bergerak dan bisa meluapkan emosinya kapan saja.

Sungguh, saya tersindir ketika membaca cerita si batu yang menyimpan dendamnya, bahwa sejatinya, rasa dendam tak akan ada habisnya jika terus disimpan dan dibalas. Tapi itulah batu, ia pendendam yang tabah.

Alfina Rahmatia, @alfinrahmatia Bentang

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta
Shopee bentangofficialshop

Tokopedia Bentang Pustaka
Shopee mizanofficialshop

Jogja
Akal Buku
Buku Akik

Malang
Book by Ibuk

Bondowoso
Rona Buku

Jakarta
Owlbookstore
Tangerang Selatan
Haru Semesta