6 Langkah Membuat Anak Suka Membaca
Mengajari anak membaca itu kerap membuat orang tua jadi tidak sabar. Siapa yang pernah merasakan hal ini? Anda tidak sendiri, saya pun pernah, kok .…
Di satu sisi, kita ingin anak suka membaca, karena kita tahu membaca itu akan memberi pengetahuan kepadanya. Akan tetapi, sejak kecil kita tidak mencontohkan bahwa membaca adalah aktivitas yang menyenangkan. Kita memberinya tugas-tugas baca-tulis yang begitu menyiksa serta naik darah ketika dia tidak bisa-bisa.
Ups, jangan sampai itu terjadi, ya …. Berikut ini adalah 7 langkah membuat anak suka membaca.
1. Jangan pernah melewatkan tahap pra-membaca
Seperti dikutip dari buku Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja karya Vidya Dwina Paramita, dalam Montessori terdapat 2 tahap pengajaran membaca. Tahap pertama adalah tahap pra-membaca dan kedua adalah tahap teknis membaca. Kunci utama kesuksesan bukan pada tahap kedua, melainkan tahap pra-membaca.
Aktivitas pra-membaca ini yang kerap kali dilewatkan. Padahal, untuk bisa duduk tenang menulis dan membaca, diperlukan kekuatan otot. Kekuatan otot inilah yang harus dipenuhi sejak usia dini melalui aktivitas pra-membaca. Jadi, jangan anggap remeh kegiatan anak menyendok makanannya sendiri, menuang, memasukkan benda ke wadah, atau memukul palu dengan paku. Semuanya itu melatih koordinasi mata dan tangan.
Selain itu, kegiatan membedakan bentuk, tekstur, ukuran, dan berat juga jangan sampai terlewatkan. Nantinya anak terlatih membedakan bentuk huruf a dan o, m dan n, atau b dan d.
2. Kenalkan kosakata dengan konsep konkret ke abstrak
Yuk, jadikan belajar menulis dan membaca bukanlah aktivitas yang monoton. Bukan dengan menulis kata atau kalimat yang sama, satu halaman penuh, melainkan kata atau kalimat yang ditulis harus terkoneksi dengan anak.
Cara paling sederhana adalah memperkaya kosakatanya dengan konsep konkret ke abstrak. Selalu dekatkan anak dengan objek. Misalnya, bisa dengan menggunakan mainan, lalu sandingkan huruf-hurufnya di sebelahnya. Hewan “sapi” dengan huruf “sapi”, atau mainan “bola” dengan huruf “bola”.
Selain itu, bisa juga mengajak anak menuliskan apa yang dialami atau dilihatnya. Misalnya, “Ibu memasak bolu kukus,” “Saya bermain balok kayu”. Dengan mengenalkan konsep konkret ke abstrak serta mengorelasikan peristiwa maka akan lebih terhubung dengan makna tulisan.
3. Bebaskan anak memilih bukunya sendiri
Ragam buku bacaan untuk anak itu memang banyak sekali, ya …. Namun, jangan batasi selera anak dengan pilihan kita ya…. Mungkin sesekali Anda boleh memilihkan buku bacaan untuknya, tetapi berikan ruang pada anak untuk memilih bukunya sendiri. Dengan demikian, anak akan lebih bersemangat dan tertarik untuk membaca.
4. Luangkan waktu rutin untuk membacakan buku
Jangan pernah melewatkan waktu untuk membacakannya sebuah buku. Bisa 15 menit atau 30 menit sehari. Selain bisa memperkenalkan hal-hal baru kepada anak, juga melatih kemampuan berpikir anak. Rutin membacakan buku juga bisa mempererat hubungan antara anak dan orang tua.
Dekatnya hubungan anak dan orang tua bisa memberikan dampak yang positif. Misalnya, anak akan lebih nyaman berada di dekat kita, belajar bersama kita, serta bercerita banyak hal kepada orang tuanya secara langsung.
Anda hanya perlu duduk bersama membacakan buku untuknya. Lalu, tuailah keajaiban hasilnya pada kemudian hari.
5. Membacakan nyaring sekalipun anak sudah bisa baca
Ketika anak sudah bisa membaca, sering kali kita jadi malas membacakan buku untuknya. Kita mungkin merasa tugas sudah selesai sampai mereka bisa membaca bukunya sendiri. Padahal, membaca nyaring atau read aloud bukanlah untuk anak kecil saja. Bukankah kita juga suka mendengarkan audio book? Maka, demikianlah anak-anak juga suka mendengarkan cerita yang dibacakan nyaring oleh orang tuanya.
Supaya hubungan orang tua dan anak bisa terbangun lebih erat lagi, mengapa tidak mengajak anak untuk membacakan buku secara bergantian? Kita membacakannya terlebih dahulu, setelah itu mereka membaca halaman selanjutnya. Begitu terus bergantian. Pasti seru!
6. Jangan pernah memberinya hukuman
Untuk membuat anak bisa lancar membaca dan menyukai aktivitas membaca, jangan pernah memberinya hukuman atau mengancam. Misalnya, melarang menonton film jika tidak membaca dulu.
Hukuman justru membuat aktivitas membaca jadi mengerikan dan penuh beban. Bukankah seharusnya kita membuatnya jadi menyenangkan? Dengan demikian, anak lebih menanti-nanti membaca buku, ketimbang bermain gadget.
Baca juga: Tantangan Mengajari Anak Membaca
Dari semua itu, tentu hal terpenting dilakukan adalah kita harus mencontohkan kepada anak bahwa kita suka membaca buku. Luangkan waktu Anda untuk membaca buku favorit. Lama-lama, anak akan menyukai aktivitas membaca buku.
Yuk, ajari anak membaca dengan lebih menyenangkan!
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!