5 Tempat Wisata Peninggalan Majapahit yang Wajib Kamu Kunjungi!

Wisata peninggalan Majapahit – Berbicara tentang sejarah Indonesia tentu semua masyarakat tahu Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini sangat berpengaruh karena menjadi kerajaan terbesar yang ada di Indonesia. Pusat Kerajaan Majapahit berada di Jawa Timur. Kerajaan Majapahit didirikan pada 1293 Masehi sampai 1500 Masehi. Saat masa pemerintahan Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya dan menguasai hampir seluruh wilayah Nusantara. Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu-Buddha yang wilayah kekuasaannya meliputi Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku, Lombok, dan Timor. Kekuasaan tersebut berdasarkan pada Kitab Negarakertagama. <p style="text-align: justify;">Wisata peninggalan Majapahit – Berbicara tentang sejarah Indonesia tentu semua masyarakat tahu Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini sangat berpengaruh karena menjadi kerajaan terbesar yang ada di Indonesia. Pusat Kerajaan Majapahit berada di Jawa Timur. Kerajaan Majapahit didirikan pada 1293 Masehi sampai 1500 Masehi. Saat masa pemerintahan Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya dan menguasai hampir seluruh wilayah Nusantara. Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu-Buddha yang wilayah kekuasaannya meliputi Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku, Lombok, dan Timor. Kekuasaan tersebut berdasarkan pada Kitab Negarakertagama.</p>

<p style="text-align: justify;">Peninggalan Kerajaan Majapahit masih ada hingga sekarang dan dijadikan sebagai tempat wisata bersejarah yang bisa menumbuhkan nasionalisme di setiap masyarakat Indonesia. Bagi kamu yang ingin berwisata sejarah simak wisata peninggalan Majapahit yang menarik untuk dikunjungi berikut ini:</p>

<p style="text-align: justify;"> </p>

<h2 style="text-align: justify;">Candi Cetho</h2>

<p><img alt="" src="/sas-content/uploads/files/images/candi-cetho.jpg" style="width: 200px; height: 137px;" /></p>

<p style="text-align: justify;">Candi ini disebut Cetho karena berada di Dusun Cetho, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yang bernuansa Hindu. Pada abad ke-15 Candi Cetho ini menjadi candi terakhir yang dibuat atau didirikan oleh Kerajaan Majapahit. Beberapa penelitian dilakukan untuk meneliti candi. Tepatnya pada tahun 1842, Van de Vlies membuat laporan ilmiah tentang candi ini. Sedangkan pada tahun 1928 Dinas Purbakala Hindia Belanda menemukan objek-objek terpendam selama ini. Sayangnya candi ini mengalami pembaruan yang dilakukan oleh Sudjono Humardani pada tahun 1970. Candi Cetho memiliki 13 teras dan memiliki banyak anak tangga. Beberapa anak tangga memiliki arca dan punden-punden. Jika kamu ingin mengunjungi candi ini, cukup merogoh kocek mulai dari Rp2.500,00 saja, sedangkan jam operasionalnya buka setiap hari mulai pukul 09.00 pagi sampai 17.00 sore.</p>

<h2 style="text-align: justify;">Candi Sukuh</h2>

<p><img alt="" src="/sas-content/uploads/files/images/kredit%20foto%20merdeka.jpg" style="width: 200px; height: 100px;" />​</p>

<p>(Kredit foto:Merdeka)</p>

<p style="text-align: justify;">Wisata peninggalan Majapahit selanjutnya adalah Candi Sukuh. Lokasi candi ini berada di Jawa Tengah, tepatnya ada di Desa Berjo, Kabupaten Karanganyar. Candi ini termasuk candi bercorak Hindu, terbukti dengan adanya objek pemujaan dari lingga dan <em>yoni</em>. Banyak yang menganggap candi ini begitu kontroversial dikarenakan bentuknya yang kurang lazim sebab menggambarkan alat-alat kelamin manusia secara eksplisit atau secara nyata. Kelamin pria maupun wanita tergambar jelas pada relief maupun arca yang menghiasi beberapa bagian candi.</p>

<p style="text-align: justify;">Bagi orang yang tidak tahu maknanya menganggap relief tersebut vulgar, tapi kamu jangan ngeres dulu, karena relief tersebut memiliki makna tersendiri. Menurut arkeolog makna dari relief tersebut adalah simbol kesuburan. Sedangkan ahli sejarah mengungkapkan jika sudah melangkahi relief orang tersebut harus suci dari segala kotoran termasuk meninggalkan seksualitas yang berhubungan dengan duniawi. Untuk bisa masuk ke objek Candi Sukuh kalian cukup membayar Rp7.000,00 saja. Jam operasionalnya mulai pukul 08.00 pagi sampai dengan 17.00 sore.</p>

<h2 style="text-align: justify;">Candi Jabung</h2>

<p><img alt="" src="/sas-content/uploads/files/images/Candi%20Jabung%20kredit%20idsejarah.net.jpg" style="width: 200px; height: 135px;" /></p>

<p>(Kredit foto: sejarah.id)</p>

<p style="text-align: justify;">Wisata peninggalan Majapahit yang bisa kamu jadikan destinasi wisata selanjutnya adalah Candi Jabung. Candi ini disebut juga dengan Bajrajinapramitapura. Lokasi candi ini berada di Jabung, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Jika dilihat dari strukturnya candi ini berbeda karena hanya terbuat dari batu bata merah, tetapi hebatnya bisa bertahan selama ratusan tahun. Dalam Kitab Negarakertagama menyebutkan bahwa Candi Jabung pernah dikunjungi oleh sang Raja Hayam Wuruk ketika melakukan tur keliling Jawa Timur tepatnya pada tahun 1359 Masehi. Dalam kitab lainnya mengatakan bahwa Candi Jabung ini menjadi lokasi pemakaman salah seorang anggota Kerajaan Majapahit bernama Bhre Gundal. Bagi kamu yang ingin berwisata sejarah di candi ini, bisa mengunjunginya pada hari Senin sampai Minggu dengan jam operasional mulai pukul 06.00 pagi sampai dengan sore. Sedangkan untuk tiket masuknya, tidak dipungut biaya.</p>

<h2 style="text-align: justify;">Gapura Bajang Ratu</h2>

<p><img alt="" src="/sas-content/uploads/files/images/bajang-ratu.jpg" style="width: 200px; height: 127px;" /></p>

<p style="text-align: justify;">Jika kamu menginginkan tempat wisata bersejarah disertai dengan pemandangan yang indah di sekelilingnya maka Gapura Bajang Ratu ini jawabannya. Gapura Bajang Ratu disebut juga dengan Candi Bajang Ratu yang letaknya ada di Desa Temon, Mojokerto, Jawa Timur. Candi ini didirikan sejak abad ke-14. Dahulu Gapura Bajang Ratu ini dijadikan sebagai pintu masuk ketika Raja Jayanegara wafat. Sebelum Raja wafat, candi ini dijadikan sebagai pintu belakang dari kerajaan. Ini terlihat pada bagian arsitektur candi tersebut. Dalam arsitektur gapura atau candi ini kamu akan menemukan relief bernama Sri Tanjung dengan sayap gapura. Relief tersebut memiliki makna sebagai pelepasan sehingga para tamu maupun anggota kerajaan yang akan pergi dari kerajaan akan melalui pintu ini. Tidak hanya berfungsi sebagai simbol pelepasan, relief tersebut juga dipercaya sebagai penangkal mara bahaya.</p>

<p style="text-align: justify;">Selain bentuknya yang mirip dengan gapura ada bagian arsitektur lainnya yang menarik untuk diamati, salah satunya adalah struktur bangunan candi yang memiliki 3 bagian seperti kaki, tubuh, kemudian atap. Ketika dilihat dari atas, candi ini memiliki bentuk segi empat yang panjangnya 11,5 x 10,5 meter dengan tinggi 16,5 meter, dan lorongnya sebesar 1,4 meter. Pada bagian kaki candi memiliki bingkai bawah, atas disertai badan kaki. Candi ini buka setiap hari dengan harga tiket mulai dari Rp5.000,00 dan kamu akan dikenakan biaya parkir sebesar Rp2.000,00.</p>

<h2 style="text-align: justify;">Candi Tikus</h2>

<p><img alt="" src="/sas-content/uploads/files/images/wikipedia.jpg" style="width: 240px; height: 160px;" /></p>

<p style="text-align: justify;">Lokasi Candi Tikus berada di Mojokerto, Jawa Timur dan masih berada dalam arkeologi Triwulan. Candi ini dulunya terkubur di dalam tanah dan ditemukan pada tahun 1914. Penggalian secara menyeluruh pada tahun 1984 sampai tahun 1985. Candi Tikus merupakan nama pemberian masyarakat sebab di sekitar candi ditemukan sarang tikus. Memang secara administratif belum ada yang menyebutkan kapan candi ini dibangun. Namun, berdasarkan miniaturnya, candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-13 atau 14.</p>

<p style="text-align: justify;">Nahitudia tempat wisata peninggalan majapahit yang wajib kamu kunjungi. Kalau kamu masih penasaran dengan kisah tentang Kerajaan Majapahit, jangan lupa beli buku <a href="https://mizanstore.com/majapahit_3_banjir_bandang_60863"><strong><span style="color:#800000;">Serial Majapahit: Banjir Bandang dari Utara </span></strong></a>ya!</p>

<p style="text-align: justify;"><img alt="" src="/sas-content/uploads/files/images/majapahit-3-banjir-bandang-dari-utara.jpg" style="width: 229px; height: 347px;" /></p>bentang

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta