Melihat Dunia dari Mata Anak-Anak Gifted

EPOSTER MELIHAT DUNIA

Anak-anak gifted yang memiliki kemampuan luar biasa memang berbeda dalam memandang serta menyikapi segala sesuatu. Mereka bukan berarti aneh atau tidak wajar. Mereka hanya memiliki cara pandang yang berbeda. Oleh karena itu, anak-anak seperti ini tidak bisa diperlakukan sama seperti anak-anak yang lain. Sebab, pada dasarnya pun semua anak tidaklah sama sehingga perlakuan terhadap anak-anak tidak bisa disamaratakan.

Bagaimana mengasuh dan memperlakukan anak-anak gifted, dialami oleh Yanti Herawati setelah melahirkan putra keduanya, Izzan.  Ia menyadari bahwa Izzan berbeda dari anak-anak kebanyakan. Lambat laun,  Izzan menunjukkan bahwa dirinya adalah anak yang hanya mau berkomunikasi atas keinginannya sendiri, selalu menghancurkan permainan edukatif, merusak hampir seluruh peralatan elektronika, serta tidak pernah mau diam jika dibacakan sebuah cerita. Di sisi lain, kecerdasan Izzan meningkat pesat. Pada usia 6 tahun 8 bulan ia telah mampu mengerjakan materi matematika yang setara untuk anak usia 15 tahun. Izzan bahkan berhasil menemukan rumus-rumus matematika lewat observasinya sendiri, tanpa sedikit pun pernah mengakses buku teks tentang petunjuk-petunjuk rumus tersebut.

Di tengah kebiasaan masyarakat umum yang cenderung menilai negatif perilaku berlebih pada anak, Yanti mencoba melakukan pendekatan berbeda. Alih-alih memaksakan Izzan mengikuti kurikulum sekolah formal, Yanti mencoba menerapkan metode discovery dan experiental learning. Dengan detail, Yanti menstimulus kecerdasan Izzan dengan melakukan observasi dan fokus pada pembelajaran-pembelajaran yang paling menarik minatnya.

Metode yang diterapkan oleh Yanti ini kemudian ia tulis dalam sebuah buku berjudul Melihat Dunia(Delapan Tahun Pergulatan Memahami Anak Gifted dengan Keluarbiasaan Ganda). Dalam buku tersebut, Yanti menceritakan bahwa ia mempercayai Izzan mampu “melihat dunia” dengan cara yang luar biasa dan berbeda dari orang lain.

Buku Melihat Dunia (Delapan Tahun Pergulatan Memahami Anak Gifted dengan Keluarbiasaan Ganda) sendiri akan segera diluncurkan pada Minggu, 8 Mei 2016. Bertempat di Jabar Islamic Book Fait 2016, Bale Asri-PUSDAI Bandung, acara akan berlangsung pukul 13:00-15:00. Menghadirkan Yanti Herawati, selaku penulis sekaligus pembicara, acara ini juga akan berbagi kisah, cerita, informasi,  dan pengalaman tentang Mengenali Karakteristik Anak Berbakat, Mengasuh Anak dengan Metode Discovery dan Experiental Learning, Merespons Lompatan Perkembangan Anak dan Cara Pandang Anak Berbakat Terhadap Fenomena Alam.

Selain itu, acara yang diselenggaragakan oleh Bentang ini juga akan ada talkshow dan booksigning. Buku yang memiliki jumlah halaman 348 ini sendiri, selain menunjukkan kepada kita semua mengenai pentingnya mendidik anak berdasarkan karakteristik mereka. Buku ini juga menunjukkan kepada kita semua bahwa peran orang tua dalam mendidik anak sangat penting. Pemilihan cara mengasuh anak adalah salah satu pondasi vital dalam mengembangkan kecerdasan dan kepribadian seorang anak. Dalam perkembangan anak sendiri, peran orang tua memang tidak boleh lepas begitu saja. Orang tua harus mampu mengenali apa yang sedang terjadi pada anak mereka sehingga keputusan yang dilakukan tidak salah langkah. Oleh karena itu, buku ini tentunya dapat menjadi salah satu pedoman bagi para orang tua untuk mendidik anak-anak mereka yang memiliki karakter dan kondisi yang berbeda.

Lamia Putri D. EPOSTER MELIHAT DUNIA

Anak-anak gifted yang memiliki kemampuan luar biasa memang berbeda dalam memandang serta menyikapi segala sesuatu. Mereka bukan berarti aneh atau tidak wajar. Mereka hanya memiliki cara pandang yang berbeda. Oleh karena itu, anak-anak seperti ini tidak bisa diperlakukan sama seperti anak-anak yang lain. Sebab, pada dasarnya pun semua anak tidaklah sama sehingga perlakuan terhadap anak-anak tidak bisa disamaratakan.

Bagaimana mengasuh dan memperlakukan anak-anak gifted, dialami oleh Yanti Herawati setelah melahirkan putra keduanya, Izzan.  Ia menyadari bahwa Izzan berbeda dari anak-anak kebanyakan. Lambat laun,  Izzan menunjukkan bahwa dirinya adalah anak yang hanya mau berkomunikasi atas keinginannya sendiri, selalu menghancurkan permainan edukatif, merusak hampir seluruh peralatan elektronika, serta tidak pernah mau diam jika dibacakan sebuah cerita. Di sisi lain, kecerdasan Izzan meningkat pesat. Pada usia 6 tahun 8 bulan ia telah mampu mengerjakan materi matematika yang setara untuk anak usia 15 tahun. Izzan bahkan berhasil menemukan rumus-rumus matematika lewat observasinya sendiri, tanpa sedikit pun pernah mengakses buku teks tentang petunjuk-petunjuk rumus tersebut.

Di tengah kebiasaan masyarakat umum yang cenderung menilai negatif perilaku berlebih pada anak, Yanti mencoba melakukan pendekatan berbeda. Alih-alih memaksakan Izzan mengikuti kurikulum sekolah formal, Yanti mencoba menerapkan metode discovery dan experiental learning. Dengan detail, Yanti menstimulus kecerdasan Izzan dengan melakukan observasi dan fokus pada pembelajaran-pembelajaran yang paling menarik minatnya.

Metode yang diterapkan oleh Yanti ini kemudian ia tulis dalam sebuah buku berjudul Melihat Dunia(Delapan Tahun Pergulatan Memahami Anak Gifted dengan Keluarbiasaan Ganda). Dalam buku tersebut, Yanti menceritakan bahwa ia mempercayai Izzan mampu “melihat dunia” dengan cara yang luar biasa dan berbeda dari orang lain.

Buku Melihat Dunia (Delapan Tahun Pergulatan Memahami Anak Gifted dengan Keluarbiasaan Ganda) sendiri akan segera diluncurkan pada Minggu, 8 Mei 2016. Bertempat di Jabar Islamic Book Fait 2016, Bale Asri-PUSDAI Bandung, acara akan berlangsung pukul 13:00-15:00. Menghadirkan Yanti Herawati, selaku penulis sekaligus pembicara, acara ini juga akan berbagi kisah, cerita, informasi,  dan pengalaman tentang Mengenali Karakteristik Anak Berbakat, Mengasuh Anak dengan Metode Discovery dan Experiental Learning, Merespons Lompatan Perkembangan Anak dan Cara Pandang Anak Berbakat Terhadap Fenomena Alam.

Selain itu, acara yang diselenggaragakan oleh Bentang ini juga akan ada talkshow dan booksigning. Buku yang memiliki jumlah halaman 348 ini sendiri, selain menunjukkan kepada kita semua mengenai pentingnya mendidik anak berdasarkan karakteristik mereka. Buku ini juga menunjukkan kepada kita semua bahwa peran orang tua dalam mendidik anak sangat penting. Pemilihan cara mengasuh anak adalah salah satu pondasi vital dalam mengembangkan kecerdasan dan kepribadian seorang anak. Dalam perkembangan anak sendiri, peran orang tua memang tidak boleh lepas begitu saja. Orang tua harus mampu mengenali apa yang sedang terjadi pada anak mereka sehingga keputusan yang dilakukan tidak salah langkah. Oleh karena itu, buku ini tentunya dapat menjadi salah satu pedoman bagi para orang tua untuk mendidik anak-anak mereka yang memiliki karakter dan kondisi yang berbeda.

Lamia Putri D.bentang

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta