Wajib Tahu! Strategi Jitu Mengelola Tantrum Balita
Mengurus balita dengan berdasarkan pendekatan Montessori sering menghadirkan tantangan tersendiri, terutama ketika harus menyeimbangkan kebebasan mereka untuk bereksplorasi dengan batasan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan serta tetap menghormati orang lain. Balita memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan keinginan untuk menjelajah banyak hal yang sering kali tidak menyadari potensi bahaya di sekitar mereka. Di sinilah Parents beperan untuk menciptakan lingkungan yang aman di mana anak dapat beraktivitas dan belajar tanpa merasa terhambat. Parents juga bisa memastikan anak memahami kapan dan di mana mereka bisa bereksplorasi sambil tetap mengajarkan mereka untuk menghargai batasan yang ada.
Proses ini tidak selalu berjalan mulus dan ada kalanya anak merasa frustasi ketika mereka tidak bisa menjalankan keinginan atau rasa ingin tahunya secara bebas. Situasi seperti ini seringkali memicu tantrum, yang sebenarnya merupakan cara mereka berkomunikasi bahwa ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai rencana. Tantrum bukan hanya sekedar perilaku negatif, melainkan juga sinyal bagi Parents bahwa anak perlu bantuan untuk memahami dan mengelola perasaan mereka. Dengan begitu, apa yang harus dilakukan Parents untuk mengatasi tantrum pada anak?
Emosi dan Kendali
Tantrum pada balita terjadi ketika mereka merasa kesal dan kehilangan kendali atas situasi di sekitar mereka. Dalam keadaan seperti ini, segala penjelasan atau alasan yang Parents berikan mungkin tidak akan efektif. Anak pada usia ini belum sepenuhnya mampu mengelola emosi mereka, sehingga ketika mereka menghadapi ketidakpuasan atau rasa frustasi, mereka akan merespons dengan cara yang kuat dan tidak terduga. Parents tidak perlu khawatir dan yakinlah bahwa ini merupakan bagian dari proses perkembangan mereka.
Respon pertama yang bisa Parents lakukan adalah memberi mereka ruang untuk melampiaskan perasaan mereka tanpa interupsi. Biarkan mereka mengekspresikan kemarahan atau kekecewaan sambil tetap memastikan mereka aman. Setelah emosi mereka mulai mereda, barulah Parents bisa memberikan mereka dukungan dan bimbingan untuk membantu mereka belajar mengelola diri. Dukungan tersebut bisa dilakukan melalui pendekatan yang empatik dan sabar sehingga dapat membantu anak memahami perasaan mereka dan memberi mereka alat yang diperlukan untuk kembali tenang dan siap menghadapi tantangan selanjutnya. Pendekatan ini tidak hanya mendukung pengelolaan emosi mereka, tetapi juga membantu memperkuat hubungan yang sehat antara Parents dengan anak.
Koneksi Melalui Emosi
Mengabaikan tantrum pada anak justru dapat mengarahkan emosi mereka kepada Parents, bukan pada permasalahan yang sebenarnya. Dalam pendekatan Montessori, penting untuk diingat bahwa anak yang mengalami tantrum membutuhkan koneksi dan pemahaman dari orang dewasa di sekitarnya. Oleh karena itu, Parents tidak boleh sepenuhnya mengabaikan mereka. Sebaliknya, Parents perlu memberikan pemahaman dengan tenang dan penuh kasih. Dengan cara ini, Parents mendorong mereka untuk mengekspresikan emosi tanpa merasa takut atau dihakimi. Seiring berjalannya waktu, anak-anak akan belajar menemukan bentuk ekspresi yang lebih sehat, yang tidak hanya membantu mereka mengelola emosi, tetapi juga memperkuat hubungan mereka dengan Parents.
Pelukan dan Pembelajaran
Setelah anak mulai tenang, momen ini menjadi kesempatan berharga untuk membicarakan apa yang terjadi. Parents bisa menawarkan pelukan atau cukup menunggu mereka memintanya sehingga mereka merasa didukung. Selanjutnya, penting untuk membantu mereka menebus kesalahan. Hal ini mengajari mereka untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka. Misalnya, jika mereka melempar barang, Parents bisa membimbing mereka untuk memungutnya kembali, atau jika ada barang yang rusak, bantu mereka untuk memperbaikinya. Namun, perlu diingat untuk memastikan mereka benar-benar tenang sebelum memulai proses ini, agar tidak ada resiko mereka kembali melawan atau merasa tertekan. Dengan pendekatan yang tepat, Parents dapat membantu anak belajar dan tumbuh sekaligus memperkuat ikatan emosional Parents dan anak.
Buku Referensi: The Montessori Toddler
Menghadapi tantrum pada balita memang menjadi tantangan tersendiri, dan setiap anak memiliki cara unik dalam mengekspresikan emosi mereka Oleh karena itu, penting bagi Parents untuk menemukan tips yang tepat untuk mengasuh balita. Buku The Montessori Toddler karya Simone Davies menawarkan berbagai metode yang dapat diadaptasi sesuai kebutuhan anak. Selain itu, buku ini dilengkapi dengan contoh kegiatan dan sikap yang bisa dipraktikkan Parents untuk membantu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan emosi dan keterampilan sosial anak. Dengan pendekatan yang tepat, Parents bisa menjadikan momen-momen sulit ini sebagai kesempatan belajar berharga, sehingga hubungan antara Parents dan anak semakin kuat.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!