Tag Archive for: Sinau Bareng Markesot

Buku Nonfiksi Pilihan Editor November 2019

November sudah berjalan hampir setengahnya. Judul-judul buku bagus juga terus bermunculan. Untuk memudahkan kalian memilih buku yang tepat sebagai sumber inspirasi, kali ini Tim Editor Bentang Pustaka akan merekomendasikan buku pilihannya. Inilah 4 judul buku pilihan editor.

  1. The Moment of Lift

Melinda Gates selama ini dikenal sebagai tokoh besar di Microsoft, memiliki kepedulian yang cukup besar terhadap isu perempuan. Dia bahkan mendirikan Pivotal Ventures, sebuah perusahaan investasi dan inkubasi yang bekerja untuk mendorong kemajuan sosial bagi perempuan dan keluarga di Amerika Serikat. The Moment of Lift merupakan buku pertama Melinda Gates yang menceritakan pengalamannya berkeliling dunia selama 20 tahun terakhir.

Di Malawi, para ibu berjalan sepanjang 20 km sambil berharap mendapat suntikan pengontrol kehamilan dari para yayasan penyedia vaksin, yang ternyata tak tersedia. Mereka putus asa mengingat jumlah anak yang dimiliki sudah melebihi kemampuannya memberi makan. Di Senegal, anak-anak perempuan diwajibkan untuk sunat. Tak sedikit dari mereka yang mengalami pendarahan hingga berujung kematian. Di India, semakin muda usia perempuan, semakin rendah pendidikannya, semakin sedikit pula maskawin yang harus dibayarkan keluarga perempuan itu ketika dia dinikahkan. Anak-anak perempuan ini kehilangan keluarga, teman, sekolah mereka, dan setiap peluang untuk berkembang.

Dalam perjalanan panjang ini, Melinda menyadari satu hal: jika kita semua ingin mengangkat harkat umat manusia, angkatlah harkat kaum perempuan.

 

  1. Belahan Jantungku

Andien Aisyah memang tak pernah berhenti memberikan kejutan manis bagi para penggemarnya. Selain lagu-lagunya sangat menyenangkan untuk didengar, Andien juga piawai dalam membagikan kisah kesehariannya. Ditulis secara kolaborasi bersama Kenya Sentana, buku Belahan Jantungku bercerita mengenai sosok Andien sebagai perempuan dan kini sebagai seorang ibu. Bagi seorang perempuan, penting baginya untuk selalu “sehat” secara fisik dan mental. Baginya sebagai seorang ibu, ia harus menyadari bahwa tidak semua orang akan memahami pilihan-pilihan yang dia ambil. Mengapa memilih memberikan asi eksklusif, mencoba metode makan tertentu, atau tidak menyekolahkan anak di sekolah formal, misalnya. Semua itu bagian dari perjalanan menjadi ibu. Setiap orang hanya melakukan yang sesuai dengan pengalaman hidup masing-masing. Namun, seorang Andien percaya, kita bisa belajar dari satu sama lain, apa pun itu.

Reza Gunawan, Nia Umar, Tantan Kuswandi, Fonda Kuswandi, Dokter Ratih Ayu Wulandari, Irene Mongkar, Gobind Vashdev, Coach Yusa Aziz, hingga Najeela Shihab yang merupakan para ahli dalam bidangnya, turut menitipkan pesan penting melalui buku ini.

  1. Sinau Bareng Markesot

Setelah Maiyah, frasa Sinau Bareng saat ini tengah dipopulerkan oleh Emha Ainun Nadjib. Dalam setiap forum yang beliau datangi, Sinau Bareng merepresentasikan ruang diskusi tanpa guru maupun murid, tanpa sekat, dan tanpa adanya ketakutan mengeluarkan pendapat.

Melalui buku ini, secara khusus Cak Nun ingin memanfaatkan setiap halaman untuk mengajak anak-cucunya, jemaah, dan tentu para pembaca sekalian untuk menyelami keluasan dan kedalaman Al-Quran dalam bingkai kedekatan batin manusia kepada firman Allah yang luasnya tak terkira itu. Cak Nun mengajak kita meng-iqra’, dengan terlebih dahulu meresapi betapa kata “iqra’” sendiri pun memiliki makna yang luar biasa luas.

Sebagai sebuah proses pendalaman dan tadabur kepada Al-Quran, hal-hal yang disajikan Cak Nun dalam Sinau Bareng Markesot ini amat memperkaya wawasan kita mengenai upaya memahami Al-Quran, yang tak semata-mata terwakili oleh metode-metode yang secara akademis disebut sebagai Ulumul Quran. Buku ini akan memperkaya, memperindah, dan menunjukkan betapa banyak celah tadabur yang belum kita masuki.

  1. Happiness is Homemade

Jika kamu sedang bosan membaca buku dengan banyak teks dan menginginkan suasana baru yang penuh warna, buku ini sangat cocok untukmu. Ditulis dan diilustrasikan oleh Puty Puar, seorang ilustrator, blogger, dan influencer media sosial aktif yang bercita-cita karyanya dapat membawa inspirasi dan kebahagiaan bagi banyak orang.

Buku ini bisa menjadi penyemangat pembaca saat-saat jenuh. Kadang, bahagia itu tidak harus bepergian ke tempat-tempat indah, bahagia itu sesederhana dimulai dari rumah penuh warna, gambar, dan tulisan-tulisan pendek yang nyaman dibaca serta mudah diresapi.

 

Bagaimana? Sudah tidak sabar untuk membaca salah satu judul atau semuanya? Bagi kamu yang bingung di mana bisa mendapatkan buku-buku di atas, langsung saja ke Mizanstore.com atau toko-toko buku terdekat, ya. Mari rayakan kesenangan membaca setiap harinya!

Intensitas Emha Ainun Nadjib Mentadaburi Al-Quran

Sinau Bareng Markesot

Tadabur Al-Quran bersama Cak Nun (Sumber: www.caknun.com)

Sinau Bareng Markesot merupakan karya mutakhir Emha Ainun Nadjib yang seolah tak berhenti menulis dan menerbitkan buku baru tiap tahunnya. Pemahamannya tentang Al-Quran dipadukan dengan kemampuan membaca fenomena budaya, seni, politik, sosial, dan ekonomi merupakan bahan bakar bagi Emha menulis. Setelah beberapa bulan yang lalu ia menelurkan dua serial Markesot, Markesot Belajar Ngaji dan Siapa Sebenarnya Markesot?, sementara itu, tanggal 10-18 November 2019 buku Sinau Bareng Markesot dijadwalkan terbit untuk melengkapi trilogi tersebut. 

Sinau Bareng Markesot merupakan buku yang berisi tentang penafsiran ayat Al-Quran yang punya dimensi kontekstual di tiap esai-esai yang ditulisnya. Buku yang terdiri dari lima bagian ini ditopang oleh 113 esai dengan topik yang luas. Tak hanya soal agama, di dalamnya memuat tafsiran Mbah Sot–sapaan akrab Markesot, tokoh sentral dalam buku ini–tentang kepemimpinan, pendidikan, budaya, Pancasila, dan kemanusiaan.  Lewat esai pendeknya, para pembaca akan dibuat terpesona oleh gaya kepenulisan Emha yang artikulatif, blak-blakan, dan mudah dimengerti. Seolah, tafsir ayat Al-Quran menjadi begitu menyenangkan tanpa harus repot-repot mengerutkan kening.

Memperkenalkan Metode Tadabur

Berbeda dari dua Serial Markesot sebelumnya, Sinau Bareng Markesot lebih berfokus pada metode tadabur. Menurut Emha, “tadabur adalah proses yang sangat berdimensi moral dan spiritual, lebih dari sekadar intelektual.” Ia melanjutkan, “tadabur menyaratkan bahwa kesudahannya lebih berkecenderungan terhadap Allah. Misalnya menjadi lebih dekat, lebih beriman, meningkat akhlaqul-karimah-nya, lebih baik hidupnya, lebih saleh perilakunya”. Sebagai sebuah proses pendalaman dan tadabur kepada Al-Quran, hal-hal disajikan dalam Sinau Bareng Markesot ini memperkaya wawasan kita mengenai upaya memahami Al-Quran, yang tak semata-mata terwakili oleh metode-metode akademis yang dikenal sebagai Ulumul Quran. Buku ini seolah menjadi oase bagi kita untuk memperkaya, memperindah, dan menunjukkan betapa banyaknya celah tadabur yang belum kita masuki.

Pernyataan ini diperkuat oleh pandangan Helmi Mustofa, Progres (Sekretariat Cak Nun dan KiaiKanjeng), yang mengatakan bahwa “sampai saat ini, tidak terlalu sulit untuk menyadari dan merasakan bahwa pada semua forum yang Cak Nun ampu dan inisiasi—baik yang regular di sejumlah kota maupun Sinau Bareng atas undangan berbagai pihak dan segmen masyarakat—Al-Quran dan Al-Hadis senantiasa merupakan foundational text.” Menurut Helmi, “Kemampuan dan terutama kekhasan yang saya maksud, bagi saya pribadi, hanya bisa lahir dari (sekaligus menggambarkan) suatu kedekatan yang sangat intens pada diri Cak Nun terhadap Al-Quran.”

Barangkali intensitasnya dengan Al-Quran inilah yang menjadikan Emha sebagai sosok spesial di masyarakat, terkhusus di lingkaran Maiyah. Tokoh yang lahir di Jombang, 27 Mei 1957 ini seolah tak henti-henti menimbulkan kesan kagum ketika melihat dan membaca karya-karyanya. Bagi Bentang Pustaka sendiri, sosok Emha adalah guru dan teman belajar yang menyenangkan. Tidak kurang 25 judul buku yang lahir dari kerja sama konstruktif antara pihak Emha, Sekretariat Cak Nun dan KiaiKanjeng dengan Bentang Pustaka. Sebuah pengalaman panjang yang penuh dinamika dan dilandasi oleh rekatnya persahabatan.

Sinau Bareng Markesot Karya Mbah Nun

Sinau Bareng Markesot merupakan karya teranyar dari Emha Ainun Nadjib. Dalam buku terbarunya, kita diajak untuk memadukan pemahaman tentang Al-Quran dengan kemampuan membaca fenomena budaya, seni, politik, sosial, dan ekonomi. Dengan cara tersebut, nantinya kita dapat menemukan ruang-ruang tadabur yang belum pernah dimasuki dalam mentadaburi Al-Quran. Lewat buku Sinau Bareng Marekesot, pembaca akan disuguhkan oleh 113 esai dengan berbagai topik pembahasan yang luas. Tak hanya soal agama, di dalamnya memuat tafsiran tentang kepemimpinan, pendidikan, budaya, Pancasila, dan kemanusiaan.

Pembaca akan menyadari bahwa dirinya seolah sedang tersihir ketika menyelesaikan halaman terakhir buku ini. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan oleh gaya kepenulisan Emha yang artikulatif, blak-blakan, dan mudah dimengerti. Kita seolah dibuat ketagihan untuk membaca lembar demi lembar isi buku tersebut. Dengan demikian, pengalaman tafsir ayat Al-Quran menjadi begitu menyenangkan karena kita seolah diajak berkeliling ke dalam horizon pemaknaan Emha atas Al-Quran yang luas.

Berbeda dari dua Serial Markesot sebelumnya (Markesot Belajar Ngaji dan Siapa Sebenarnya Markesot?), buku ini lebih berfokus pada metode tadabur. Bagi Emha, “tadabur adalah proses yang sangat berdimensi moral dan spiritual, lebih dari sekadar intelektual.” Ia melanjutkan, “Tadabur menyaratkan bahwa kesudahannya lebih berkecenderungan terhadap Allah. Misalnya menjadi lebih dekat, lebih beriman, meningkat akhlaqul-karimah-nya, lebih baik hidupnya, lebih saleh perilakunya.” Sebagai sebuah proses pendalaman dan tadabur kepada Al-Quran, hal-hal yang disajikan dalam Sinau Bareng Markesot ini memperkaya wawasan kita mengenai upaya memahami Al-Quran, yang tak semata-mata terwakili oleh metode-metode akademis yang dikenal sebagai Ulumul Quran. Buku ini seolah menjadi oase bagi kita untuk memperkaya, memperindah, dan menunjukkan betapa banyaknya celah tadabur yang belum kita masuki.

Special order buku Sinau Bareng Markesot dapat dipesan mulai tanggal, 10-18 November 2019. Harga buku khusus untuk program special order ini adalah Rp84.150,00.

Keuntungan mengikuti special order:

  • Mendapatkan surat ekslusif bertanda tangan Emha Ainun Nadjib
  • Diskon 15% dari harga asli Rp99.000,00 menjadi Rp84.150,00

Klik pada toko di bawah ini

  1. Kamarbuku – 0857-1526-5323 – Jakarta
  2. @ruangbacabuku_id – 081227797125 – Yogyakarta
  3. Khoirurroziqin – 08563121229 – Surabaya
  4. Penjarabuku – 082133748678 – Semarang
  5. Sorabook.id – 085281703631 – Jakarta Selatan
  6. @lagijualbuku  – 081319960934 – Cilegon dan BSD
  7. Omah Buku RN – 089656173671 – Surabaya
  8. Marimocobuku – 087862026148 – Mojokerto
  9. Pian – 087758345727 – Ponorogo
  10. Gundam Core Shop – 081237872001 – Sleman
  11. FBM – 081585748193 – Bekasi
  12. Zbookslacoffee – 085697360226 – Jakarta
  13. Lapak Naqi – 085804875314 – Malang
  14. RencaNgaos – 082337793320 – Surabaya
  15. Aldrinjava – 081216850048 – Mojokerto
  16. Buku Buku Laris (Shopee)
  17. Bukku.id
  18. Bookishtorage (Shopee)
  19. Preloved Book Bandung (Shopee)
  20. Bukabuku.com
  21. Mizanstore.com
  22. Klasikabookstore
  23. Republikfiksi
  24. Alifia Bookstore
  25. Bukukita.com
  26. ParcelBuku.net
  27. Bukuwanita (Tokopedia)
  28. Novely Young (Tokopedia)
  29. Gramedia.com
  30. Wasurjaya (Tokopedia)
  31. Toko Nubu (Shopee)

(Afina)

© Copyright - Bentang Pustaka