Tag Archive for: Buku

Latar_tempat_Al-Masih

Beragam Latar Tempat dalam Al-Masih: Putra Sang Perawan

Penulis yang melahirkan kesuksesan melalui tetralogi serial novel Muhammad yaitu Tasaro GK akan segera meluncurkan karya terbarunya. Melalui judul Al-Masih: Putra Sang Perawan Tasaro GK akan mengisahkan mengenai kisah Nabi Isa. Namun tidak hanya itu saja, yang akan menjadi sangat menarik adalah penceritaan Nabi Isa ini akan melihat dari tiga perspektif agama yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Bersama dengan Bentang Pustaka, Tasaro GK melalui Al-Masih: Putra Sang Perawan ini akan membentangkan kembali ilmu, kisah, dan sejarah yang dikemas dengan menarik. Hal menarik lainnya adalah beragam latar tempat yang ada dalam cerita. Berikut beragam latar yang terdapat dalam karya terbaru Tasaro GK.

Batavia

https://commons.wikimedia.org/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_stad_Batavia_TMnr_3728-537.jpg

Pengisahan di Batavia (sekarang Jakarta) ketika dalam cerita mengisahkan mengenai beberapa tokoh pada abad ke-17. Sekitar tahun 1600-an akan diceritakan juga dinamika, serta pertemuan berbagai pandangan agama di sini. Pengambilan latar tempat di Batavia ini akan menunjukkan bagaimana adanya interaksi antarumat beragama yang dinamis pada masa tersebut. Khususnya kala itu adalah masa di mana daerah Batavia didatangi oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) sehingga terjadi pertemuan antarbudaya.

Nazareth

https://www.land-of-the-bible.com/node/903

Selain mengambil garis waktu pada abad ke-17, Al-Masih: Putra Sang Perawan juga akan mengambil latar waktu sebelum masehi, di mana pada kala itu Nabi Isa belum terlahir. Sehingga latar tempat yang selanjutnya terdapat di Nazareth.  Nazareth merupakan kota kuno di bagian utara Israel. Kerap disebut juga sebagai desa Nazareth, merupakan kampung halaman dari keluarga Nabi Isa. Dalam penceritaan nantinya akan mengisahkan bagaimana keluarga Nabi Isa, terkhusus ibunya, Maryam yang berada di kota Nazareth.

Galilea

https://pixabay.com/images/id-3448734/

Masih mengambil latar waktu sebelum masehi, tempat selanjutnya yang terdapat dalam kisah Al-Masih: Putra Sang Perawan adalah Galilea. Galilea merupakan daerah di bagian utara Israel. Jika dibandingkan pada Israel masa kini maka Galilea telah mencakup lebih dari sepertiga wilayah Israel sekarang. Pada latar tempat Galilea ini novel akan mengisahkan bagaimana kehidupan, khususnya pelayanan dari Nabi Isa.

Kasultanan Mataram

https://pin.it/6vBZWtA

Latar lainnya adalah abad ke-17 ketika Kasultanan Mataram sedang berjaya di Nusantara kala itu. Kasultanan Mataram akan menjadi latar tempat selanjutnya di abad ke-17 setelah Batavia. Kasultanan Mataram dikenal juga sebagai Kerajaan Mataram Islam yang sekarang telah terpecah menjadi Kasultanan Yogyakarta dan juga Kasunanan Surakarta. Kerajaan besar dan berpengaruh di Jawa dan Nusantara ini akan menjadi latar pengisahan dalam Al-Masih: Putra Sang Perawan. Nantikan karya terbaru Tasaro GK yaitu Al Masih: Putra Sang Perawan, ikuti juga pre order dengan berbagai penawaran menarik hanya di @bentangpustaka.

 

Penulis: Stevanus Febryanto W.S

Novel Pandemi

Novel Pandemi Terbaru dari Akmal Nasery Basral

Novel pandemi di Indonesia akan hadir sebentar lagi. Sejak awal 2020, penduduk dunia diresahkan oleh pandemi COVID-19. Virus yang menyerang sistem pernapasan ini bisa dibilang melumpuhkan hampir seluruh aspek kehidupan dan berbagai sektor perekonomian. Manusia mengurangi interaksi fisik dan beralih ke internet untuk bersosialisasi serta melakukan aktivitas-aktivitas lainnya. Perubahan terjadi di mana-mana.

Novel Pandemi di Indonesia

Novel Pandemi

Dalam dunia kreatif, berbagai seniman dan pengarang mencoba menerjemahkan pemikirannya atas pandemi ini ke dalam bentuk karya. Salah satunya adalah Akmal Nasery Basral, sastrawan kelahiran Sumatra Barat, dengan sejumlah karya antara lain Imperia, novel sejarah yang membahas pencarian harta karun, Sang Pencerah yang mengangkat kisah Pendiri Muhammadiyah yaitu KH Ahmad Dahlan, dan Presiden Prawiranegara. Mengawali kariernya sebagai seorang jurnalis, Akmal Nasery Basral berpengalaman di berbagai media seperti majalah mingguan Tempo, Gatra, Gamma, dan Koran Tempo.

Kekacauan di mana-mana yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19 membuatnya gemas mengayunkan penanya menulis cerita fiksi, yaitu sebuah novel pandemi. Situasi ini menyadarkannya bahwa virus, bakteri, dan semacamnya bisa menjadi senjata biologi yang tak kalah berbahaya dengan persenjataan militer supercanggih dan supermahal.

Tema Novel yang Misterius

Dalam novel pandemi yang sedang ditulisnya, Akmal Nasery Basral mengangkat tema pandemi misterius yang menyebabkan kematian di berbagai belahan dunia. Novel ini berawal dari kasus keracunan di Vatikan pada puncak peringatan Hari Kemiskinan Dunia (World Day of the Poor) ke-10 yang berlangsung di Vatikan pada hari Minggu ke-33 di tahun 2026. Tepatnya malam ketika Sri Paus Yohanes Paulus III bersama para tokoh agama di seluruh dunia. Dunia pun terperangah dengan berbagai teori tentang siapa yang meracuni tokoh nomor satu dalam gereja Katolik Roma itu. Cerita bergulir makin cepat ketika selama hampir satu pekan selanjutnya di berbagai kota dunia seperti Guigang (Pegunungan Yaji, Tionghoa), Nederweert (Belanda), Braedsturp (Denmark), dan Hupperdange (Luxemburg). Ada juga St. Louis (Amerika Serikat), Villavicencio (Kolombia), Saint-Cyr-sur-Menthon (Prancis), dan Kupang (NTT, Indonesia). Sejumlah masyarakat sipil menjadi korban sebuah penyakit misterius yang berkaitan dengan infeksi saluran pernapasan.

Kasus ini menggugah seorang ahli epidemiologi Indonesia, Permata Pertiwi untuk menyelidik lebih jauh fenomena virus mematikan yang masih misterius ini. Dibantu Alexander Oey, seorang ahli komputer, mereka terperangkap dalam lika-liku rahasia tingkat tinggi yang mengancam keselamatan penduduk dunia.

Memadukan berbagai elemen misteri, thriller, action, agama, filsafat, sejarah, dan politik global, novel pandemi ini akan terbit menjelang akhir 2020. Bagi pembaca yang merindukan nuansa ketegangan dibalut sains, terutama virologi dan epidemiologi, novel Disorder ini layak Anda tunggu.

Tips Menulis Nonfiksi Populer

Tips Menulis Buku Nonfiksi ala Dee Lestari

Tips menulis buku nonfiksi mungkin bisa kita temukan di mana-mana. Namun, bagaimana jika tips ini berasal dari Dee Lestari, penulis novel laris Aroma Karsa? Karya terbarunya, Rantai Tak Putus merupakan buku nonfiksi bergenre inspirasi yang mengungkapkan kisah sejumlah pejuang UMKM, dari pengusaha maupun tim pembina. Namun, bagaimanakah cara Dee Lestari menulis buku nonfiksi genre inpirasi berjudul Rantai Tak Putus ini? Yuk, kita simak.

Tips Menulis Nonfiksi Populer

Bagaimana tips menulis nonfiksi dari Dee Lestari penulis Rantai Tak Putus?

Mengikat Tulisan

Tips menulis buku nonfiksi poin pertama adalah mengikat tulisan. Bergantung genre yang dipilih. tulisan harus diikat sedemikian rupa sehingga pembaca mau membagi kepedulian dan atensinya untuk meluangkan waktu membacanya. Untuk itu, tulisan harus memiliki struktur yang baik.
Ketahui dulu bagaimana struktur tulisan yang akan kita kembangkan. Mana bagian pembuka, mana isi, mana kesimpulan, dan sebagainya. Jika sudah memahaminya, kita akan mudah menempatkan materi tulisan sesuai porsinya. Tidak lupa pula, setiap paragraf harus saling berkaitan. Setiap paragraf atau bagian akan mendorong pembaca terus menyimak paragraf atau bagian selanjutnya.

Membuat Kalimat yang Memiliki Rasa

Tips menulis buku nonfiksi poin kedua adalah menyusun kalimat yang tidak sekadar bermakna, tetapi juga punya rasa. Bagaimana caranya? Manfaatkan sebanyak mungkin kosakata. Jangan pernah bosan berlatih membuat kalimat, bahkan bereksperimen dengan struktur kalimat.
Sebagai bahan belajar, kita bisa membaca buku sebanyak-banyaknya. Untuk menulis nonfiksi sekalipun, tidak diharamkan pula untuk belajar dari buku fiksi dengan tujuan memperkaya diksi atau pilihan kata. Selain itu, melalui novel fiksi, kita bisa belajar cara menggunakan kata-kata secara powerful untuk menggambarkan sebuah peristiwa. Kemampuan ini akan berguna untuk membantu menulis buku nonfiksi, antara lain motivasi, inspirasi, biografi, dan autobiografi.
Rantai Tak Putus, sebuah buku inpirasi karya terbaru Dee Lestari, dibuka dengan kisah Agus yang mengalami cedera saat bekerja. Dee Lestari menceritakannya dengan dramatis seperti yang banyak ditemukan dalam novel.

Meminimalkan Distorsi dalam Menulis Nonfiksi

Sering kali apa yang ingin kita sampaikan lewat tulisan justru ditangkap berbeda oleh pembaca. Ada banyak penyebab terjadinya distorsi ini, misalnya pemakaian kosakata yang tidak tepat. Untuk itu, perbanyak membaca buku. Dari situ akan ada banyak kosakata baru yang diperoleh. Sesuaikan juga kosakata yang digunakan dengan target pemmbaca maupun tema. Untuk buku-buku yang sifatnya sangat teknis, penggunaan terminologi yang tepat akan membantu meminimalkan distorsi.

Dalam Rantai Tak Putus, Dee Lestari menggunakan banyak istilah manufaktur, bengkel, hingga manajemen UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Namun, mengingat pembaca buku ini pastilah sangat beragam, Dee Lestari tidak sungkan pula untuk menjelaskannya panjang lebar, misalnya untuk istilah manufaktur aftermarket. Dengan demikian, pembaca tidak akan kesulitan mengikuti paparan Dee Lestari mengenai dinamika UMKM di Indonesia, salah satunya dalam sektor manufaktur.

Sering Menulis

Meskipun demikian, dari semua tips di atas, yang terlebih penting adalah sering menulis. Membiasakan diri untuk menulis bisa jadi tidak mudah bagi sebagian besar kita. Dee Lestari memberikan tips untuk membiasakan diri menulis. Jadi, selalu tetapkan sejumlah waktu tertentu, misalnya 15 menit sehari untuk menulis. Jaga selalu komitmen untuk tetap menulis selama 15 menit tersebut. Jika sudah terbiasa, tambahkan lagi waktunya atau bahkan menggantinya dengan target halaman.
Buku nonfiksi yang bagus akan selalu dikenang pembacanya. Biasanya karena ada yang diberikan kepada pembaca, entah informasi, wawasan, perspektif baru, atau malah inspirasi seperti yang dituangkan dalam Rantai Tak Putus. Buku inspiratif ini terbit pada Agustus 2020 dan bisa didapatkan di seluruh toko buku terdekat atau toko buku online kesayangan Anda dengan harga Rp79.000,00.

Rantai_Tak_Putus_Karya_Terbaru_Dee_Lestari

Rantai Tak Putus Karya Terbaru Dee Lestari

Dee Lestari akan segera menerbitkan karya terbarunya. Berjudul Rantai Tak Putus akan membahas mengenai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di Indonesia. Rantai Tak Putus akan menjadi karya nonfiksi kedua Dee Lestari setelah Di Balik Aroma Karsa yang rilis pada 2019 kemarin. Penulis yang kerap disapa Ibu Suri ini akan mengangkat kisah-kisah bagaimana UMKM di Indonesia dapat berkembang hingga saat ini. Kali ini Mintang akan hadirkan sedikit sinopsis dari karya terbaru Dee Lestari

Melalui Rantai Tak Putus Dee Lestari mengangkat bagaimana kehidupan dari berbagai unsur dan lapisan UMKM di Indonesia. Banyak kita sebagai masyarakat awam tak menyadari peran besar UMKM untuk negara ini. Faktanya, lebih dari 37% GDP (Gross Domestic Product) disumbangkan oleh UMKM atau unit-unit usaha mikro kecil hingga menengah. UMKM hidup dan berkembang di antara kita. Berikut mari telisik bagaimana penceritaan dan sinopsis dalam karya terbaru Dee Lestari

Kisah dalam Rantai Tak Putus

Secara garis besar karya terbaru Dee Lestari ini akan membahas bagaimana UMKM di Indonesia dapat tumbuh dan berkembang. Secara khusus Rantai Tak Putus akan berpusat pada UMKM di bawah binaan Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA). Penceritaan akan mengambil sudut pandang Dee Lestari sebagai penulis yang juga melakukan observasi. Kemudian juga mengambil sudut pandang para pelaku UMKM di bawah binaan YDBA.

Mulai dari pemilik UMKM manufaktur, petani, hingga bengkel akan diangkat kisahnya. Bagaimana mereka merintis usaha, hingga akhirnya dapat berkembang dan naik kelas bersama binaan. Tak hanya berkisah mengenai kehidupan UMKM saja, Dee Lestari juga mengambil sudut pandang pihak LPB (Lembaga Pengembangan Bisnis). Sebagai cabang dari YDBA, LPB memberikan pembinaan bagi para UMKM. Rantai Tak Putus memberikan kisah bagaimana para pemberdaya muda memberikan arahan untuk UMKM dapat naik kelas dan berkembang.

Sinopsis Rantai Tak Putus

“Ke mana pun kita melayangkan pandang, UMKM―Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah―selalu hadir. Dari petani cabai hingga pemilik bengkel, UMKM menyediakan lapangan kerja terbanyak sekaligus alat terbaik untuk pengentasan kemiskinan dan pemerataan ekonomi. Namun, kuantitas tak selalu bertumbuh selaras dengan kualitas. Lantas, adakah formula ideal untuk menaikkan kelas UMKM di Indonesia?

Dee Lestari, salah seorang penulis terbaik Indonesia, mengajak kita menelusuri jawaban itu. Berkisah lewat narasi nan hidup, Rantai Tak Putus tidak sekadar inspiratif, tetapi juga menyimpan mutiara penting.”

 

Simak selengkapnya di buku terbaru Dee Lestari, yaitu Rantai Tak Putus. Ikuti PreOrder mulai tanggal 10 Agustus hingga 24 Agustus 2020. Ikuti update-nya hanya di Instagram @bentangpustaka.

 

Penulis: Stevanus Febryanto W.S

Memahami_Manajemen_Modern_Melalui_Rantai_Tak_Putus

Memahami Manajemen Modern Melalui Rantai Tak Putus

Karya terbaru Dee Lestari akan rilis dalam waktu dekat. Berjudul Rantai Tak Putus merupakan buku nonfiksi kedua dari Dee Lestari. Berbicara mengenai bagaimana Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. Mulai dari proses UMKM, pengembangan UMKM, hingga bagaimana sebuah UMKM dapat naik kelas. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari konsep manajemen modern.

Manajemen modern merupakan salah satu konsep untuk meningkatkan kualitas sebuah bisnis maupun usaha. Dalam konteks karya terbaru Dee Lestari Rantai Tak Putus yaitu berupa para UMKM di Indonesia. Secara etimologi, manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu ménagement, yang bermakna ‘seni melaksanakan dan mengatur’. Pada awalnya manajemen belum memiliki definisi atau arti yang berdiri sendiri dan diterima secara luas. Banyak perspektif para ahli yang memiliki makna berbeda terhadap manajemen.

Bahkan hingga saat ini terdapat banyak perspektif mengenai definisi dari manajemen. Mulai dari manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, hingga manajemen sebagai sebuah proses, perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian hingga pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.

Manajemen Modern

Manajemen modern dapat diartikan sebagai manajemen yang pada periodenya ditandai ketika sudah diperlajarinya manajemen sebagai ilmu yang memiliki dasar-dasar logika ilmiah. Maka dari itu, banyak dilibatkan ahli manajemen hingga ahli ekonomi. Hal ini bertujuan untuk dilakukannya penelitian mengenai manajemen yang menghasilkan. Hasil dari penelitian tersebut akan berupa teori hingga aliran manajemen.

Dasar Manajemen Modern

Secara garis besar manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat. Kemudian manajemen harus bersifat sistematik. Maka dari itu, pendekatan yang digunakan dalam manajemen modern harus dilakukan dengan penuh pertimbangan secara hati-hati. Selanjutnya organisasi sebagai suatu keseluruhan. Organisasi di sini dalam arti sebuah perusahaan, maupun bidang usaha, di mana pendekatan manajer individual harus diperhatikan untuk pengawasan terhadap situasi. Selanjutnya pendekatan motivasi terhadap para anggota organisasi harus menghasilkan komitmen. Komitmen tersebut berupa pekerja yang mengacu atau bertolok ukur pada tujuan organisasi.

Penerapan dalam Kehidupan

Pada kenyataannya telah banyak unit usaha, perusahaan, dan UMKM yang menggunakan manajemen modern. Hal tersebut guna memberi efisiensi kepada pekerja maupun untuk pencapaian tujuan usaha dalam UMKM misalnya. Namun, secara nyata bahwa manajemen modern ini juga dapat diterapkan dalam kehidupan manusia. Secara individu setiap orang dapat mempraktikkan manajemen modern untuk mendapatkan hasil yang tepat dengan cara yang efisien.

“Pendampingan merupakan tarian dua arah.

Yang kecil mau membuka diri, yang besar mau berbagi.

Keduanya harus bekerja sama.

Keduanya harus maju bersama.”

Dee Lestari dalam Rantai Tak Putus juga menekankan bagaimana keinginan untuk berubah dan naik kelas dari setiap UMKM. Tidak hanya itu, changing spirit juga sangat dianjurkan diaplikasikan dalam kehidupan setiap individu. Nantikan selengkapnya melalui buku terbaru Dee Lestari yaitu Rantai Tak Putus, segera terbit di Bentang Pustaka.

 

Penulis: Stevanus Febryanto W.S

Rantai_Tak_Putus_tipe_penawar_di_pasar

Rantai Tak Putus: Tipe-Tipe Penawar di Pasar dan Warung

Setiap orang sebagai pembeli tentunya akan menginginkan harga terbaik bagi dirinya. Maka dari itu, muncul istilah “penawar” (orang yang menawar) dalam transaksi jual beli. Kegiatan tawar menawar ini biasa dilakukan di warung-warung atau toko kelontong yang tergolong sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Seperti dalam karya terbaru Dee Lestari berjudul Rantai Tak Putus yang akan membahas mengenai UMKM di Indonesia.

Warung-warung kecil hingga toko kelontong di Indonesia juga termasuk ke dalam UMKM. Kelengkapan dan kemudahan pembelian di warung maupun toko kelontong menjadikannya sebagai prioritas utama tempat berbelanja bagi sebagian orang. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari juga dapat didapatkan melalui warung-warung hingga toko kelontong. Kemudian hal yang sama juga terjadi dalam kasus pasar tradisional. Kelengkapan di pasar tradisional menjadi kekuatan tersendiri dibandingkan warung dan toko-toko kelontong.

Berbelanja di pasar tradisional dan warung-warung kecil sebenarnya memiliki keunikan tersendiri. Hal yang tidak dapat dilakukan jika berbelanja di supermarket. Hal tersebut adalah kegiatan tawar-menawar barang. Pembeli atau konsumen dapat melakukan tawar-menawar dengan pembeli. Sehingga pembeli cenderung memiliki sifat menawar. Di Indonesia sendiri budaya tawar-menawar ini sudah menjadi hal yang umum. Maka dari itu, Mintang akan merangkum tipe-tipe penawar di pasar maupun warung berikut.

Tipe Penawar yang Membandingkan dengan yang Lain

Biasanya trik ini dilakukan ketika kondisi tempat kios berjualan berjejer antara yang satu dengan yang lain. Kemudian barang yang dijual merupakan jenis barang yang sama, sehingga membuat kalian malas berkeliling. Hal tersebut menimbulkan tipe menawar seperti ini.

Penawar biasanya akan melontarkan kalimat seperti:

“Di sebelah saya dapat harga segini loh, Mbak/Mas. Masa di sini mahal banget, sih.”

Akan tetapi, strategi penawaran ini masih terbilang 50:50. Karena saat ini banyak juga penjual yang lebih hebat. Penjual akan memberikan tanggapan, “Ya sudah, beli di sana aja, Mbak/Mas.”

Tipe Penawar Kejam

Dalam kegiatan tawar-menawar biasanya penawaran dilakukan dengan memotong harga sebesar 30% hingga 50%. Hal ini merupakan aturan tidak tertulis dalam dunia tawar-menawar. Namun, ternyata hal ini tidak menutup kemungkinan terdapat para penawar ekstrem yang berani menawar harga lebih dari setengah harga atau di atas 50%. Mungkin atas dasar terlalu perhitungan dan juga tidak mau rugi yang menghadirkan penawar-penawar kejam ini.

Tipe Penawar Bahasa Lokal

Tipe penawar ini sangat yakin bahwa jika membeli menggunakan bahasa daerah maka akan mendapatkan harga yang lebih rendah. Kemudian akan dirasa meningkatkan persentase keberhasilan dalam tawar-menawar. Misalnya jika penjual menggunakan bahasa Jawa, maka penawar juga akan menggunakan bahasa Jawa.

Tipe Penawar Pura-Pura Pergi

Cara terakhir dari strategi para penawar adalah pura-pura pergi. Ketika penjual sudah menolak harga tawaran dari pembeli, maka penawar akan berpura-pura pergi. Hal itu dilakukan dengan harapan sang penjual akan memanggil kembali dan memberikan harga tawaran kepada sang pembeli. Uniknya hal ini cenderung berhasil. Biasanya penjual akan memanggil kembali.

“Ya udah deh, harga segini nggak apa-apa.”

Kemudian penawar akan memalingkan kembali dengan wajah gembira karena tawaran mereka berhasil.

Tawar-menawar menjadi budaya yang umum di Indonesia. Namun, tidak boleh dilupakan setiap pedagang pasar bahwa warung yang berupa UMKM juga mengeluarkan modal yang tidak sedikit. Sehingga kita sebagai pembeli juga harus memahami hal tersebut dan tidak terlalu kejam dalam menawar.

 

Penulis: Stevanus Febryanto W.S

Rantai_Tak_Putus_Karya_Terbaru_Dee_Lestari_Perihal_UMKM_Indonesia

Rantai Tak Putus: Karya Terbaru Dee Lestari Perihal UMKM Indonesia

Dee Lestari―yang dikenal sebagai penulis, penyanyi, pencipta dan penulis lagu―akan mengeluarkan karya terbarunya. Bersama Bentang Pustaka, Dee Lestari akan segera merilis sebuah buku dengan genre nonfiksi dengan judul Rantai Tak Putus. Setelah pada tahun 2018 merilis karya fiksinya berjudul Aroma Karsa, Dee Lestari mengeluarkan perihal di balik kepenulisan dan proses kreatif penyusunan Aroma Karsa. Karya tersebut berjudul Di Balik Tirai Aroma Karsa yang rilis pada tahun 2019 dan menjadi karya nonfiksi pertama Dee Lestari.

Rantai Tak Putus yang akan segera terbit menjadi karya atau buku nonfiksi kedua dari Dee Lestari setelah Di Balik Tirai Aroma Karsa. Sebagai karya nonfiksi buku ini secara garis besar akan mengisahkan perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di Indonesia. Karya terbaru Dee Lestari ini juga akan membahas bagaimana bisnis dan usaha dapat berkembang ke arah yang lebih baik melalui manajemen modern.

Mengapa berjudul Rantai Tak Putus?

Rantai yang tak putus dalam judul Rantai Tak Putus merupakan simbol bahwa dalam unit usaha seperti UMKM setiap peranan memiliki porsi dan fungsi masing-masing. Kemudian setiap peran tersebut akan selalu terhubung satu sama lain layaknya rantai yang tidak akan putus. Mulai dari pengusaha hingga setiap orang yang terlibat dalam proses di baliknya sebuah usaha atau UMKM tidak akan terputus. Untuk mencapai tujuan bersama dibutuhkan hubungan dan kerja sama yang saling terhubung yang pada dasarnya tidak boleh terputus.

Makna dari judul tersebut juga diartikan bahwa setiap ilmu dalam pengembangan bisnis akan terus diturunkan secara turun-temurun. Bahwa ilmu-ilmu tersebut tidak akan terputus. Ilmu-ilmu mengenai pengembangan UMKM dan usaha lainnya secara umum akan terus tersalurkan kepada penerus berikutnya. Hal itu merupakan dasar pengembangan bisnis, dalam konteks ini berupa UMKM. Karena pada dasarnya setiap ilmu (tidak hanya perihal bisnis) akan terus disalurkan sehingga tidak akan mati dan terputus.

Intisari dari Karya Terbaru Dee Lestari

Secara umum Dee Lestari dalam Rantai Tak Putus akan membahas bagaimana membangun sebuah bisnis dan usaha. Dalam konteks ini akan melihat perkembangan UMKM yang dibawahi oleh Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA). Dalam karya nonfiksi ini juga akan menceritakan tokoh Agus yang membangun usahanya dalam bidang manufaktur. Melalui karya ini juga akan diperbincangkan mengenai bagaimana meningkatkan kualitas UMKM. Kemudian peran-peran yang terdapat dalam bidang usaha, hingga manajemen modern untuk meningkatkan bisnis dan usaha.

Passion, kalau tidak dikelola dengan baik, akan sulit maju. Passion digabungkan profesionalitas, baru dua jempol.”

Nantikan selengkapnya karya terbaru Dee Lestari dengan judul Rantai Tak Putus yang akan segera terbit di Bentang Pustaka.

 

Penulis: Stevanus Febryanto W.S

Tips Merawat Buku

Tips Merawat Buku agar Tidak Menguning

Bagaimana sih tips merawat sesuatu ala buku Marie Kondo? Sering kali kita mendapati buku-buku yang belum lama dibeli dan dijamah pun sudah menguning atau berubah warna dari semula. Kira-kira, mengapa bisa terjadi, ya?

Perlu kita ketahui bersama, bahan dasar pembuatan kertas ialah kayu. Meski kayu lebih murah, ternyata bahan dasar ini lebih mudah bereaksi dengan oksigen dan cahaya matahari. Kayu mengandung dua zat polimer utama, yaitu selulosa dan lignin. Selulosa ini colorless dan sangat mudah menyerap cahaya sehingga membuatnya buram. Oksidasi selulosa-lah yang membuat kertas jadi terlihat dull, rapuh, dan less white, tetapi bukan ini penyebab kertas menguning.

Tips Merawat Buku

Merawat buku agar tak cepat menguning merupakan salah satu hal yang dicari oleh para pecinta buku.

Tips Merawat Buku Agar Tidak Menguning

Toh, bukan hanya pelanggan yang bisa dianggap raja yang istimewa,

koleksi buku-buku kita pun perlu diperlakukan hal yang sama.

Zat lain dalam kayu yaitu lignin, yang paling banyak terkandung di dalam kertas koran. Bisa dibilang lignin adalah “glue” bagi kayu. Lignin berfungsi untuk menguatkan dan mengeraskan kayu. Berbeda dengan selulosa, warna zat ini lebih gelap, seperti paper bag cokelat atau kardus Indomie. Namun, oksidasi lignin lebih tinggi. Oksigen mengubah struktur molekul lignin sehingga warnanya berubah menjadi yellow-brown.

Nah, kertas koran yang biaya produksinya lebih murah mengandung lebih banyak lignin. sehingga kertas koran lebih mudah menguning. Sementara itu, kertas buku banyak yang di-bleeching sehingga kandungan ligninnya berkurang. Oleh karena itu, saat ini banyak dokumen penting yang ditulis pada kertas acid-free dengan kandungan lignin yang sangat terbatas.

1. Jangan Pernah Membiarkan Buku Terpapar Langsung Sinar Matahari

Biasanya beberapa dari kita sering membawa buku keluar ruangan―entah memang dibawa karena benar-benar betul akan dibaca atau hanya sekadar digunakan pelengkap swafoto. Padahal, kebiasaan seperti itu menjadi salah satu penyebab buku cepat memudarkan warna aslinya.

Perlu kita cerna baik-baik bahwa ternyata sinar UV pada matahari bisa membuat cover buku memudar dan (sepertinya) cepat rapuh. Maka dari itu, alangkah baiknya jika kita tak selalu sering membawa buku keluar ruangan saat sinar matahari mulai menyeruak.

2. Lapisi Buku dengan Sampul Plastik

Melapisi buku dengan sampul plastik yang bening juga berguna mengurangi intensitas kita menyentuh buku secara langsung. Bisa dipahami bahwa jika semakin sering kita menyentuh buku tanpa ada pelapisan lanjutan, akan menyebabkan tangan yang belum tentu terjaga kebersihannya menempelkan kuman dan bakteri yang tersisa di buku. Hal kecil semacam itu memang perlu kita perhatikan agar meminimalkan pemudaran warna buku sebelum waktunya.

Alasan lain buku perlu dilapisi sampul plastik bening agar buku terlihat lebih estetik. Lebih jauh dari itu, bisa juga dijadikan pencegahan jika buku jatuh dari genggaman dan tergeletak di tempat yang kotor atau penuh noda, setidaknya ada lapisan yang melindungi buku tersebut. Masuk akal, bukan?

Baca Juga: Telah Ditampilkan di 30 Stasiun TV Besar, Marie Kondo Kini Hadir di Indonesia

3. Jangan Ditaruh di Sudut Pojok dan Tempat Lembab

Apa kalian tidak punya hati jika buku dibiarkan begitu saja merenung sendirian di pojok ruangan? Merintih dan menggerutu nasibnya atas sebuah pelampiasan pemilik buku karena hanya mementingkan ego untuk membelinya, tetapi dibuka dan dibacanya saja tak sudi. Haha, bukan itu alasan yang sebenarnya.

Baiknya juga buku perlu kita dekatkan dengan jarak aktivitas kita. Namun, masih dalam jangkauan mata. Jangan sampai tega membiarkan buku digeletakkan begitu saja di pojokan sudut ruangan, ditambah lagi ruangan yang lembap dan pengap, tentunya buku tak betah dengan kondisi seperti itu. Bayangkan saja jika dirimu yang diperlakukan layaknya buku tersebut.

4. Cucilah Tangan Sebelum Memegang Buku

Jika setiap akan memegang buku dengan keadaan tangan kotor, jelas saja buku akan lebih cepat memudarkan warna dan tak bakal awet dalam jangka yang lama. Maka dari itu, tak hanya sebelum makan dan minum kita mencuci tangan, memegang dan membaca buku juga perlu diterapkan.

5. Simpan Buku Secara Vertikal, Bukan Ditumpuk

Ada orang-orang yang gemar menyimpan buku koleksinya dengan cara menumpuk, entah itu buku, kertas, atau pakaian. Namun, cara itu justru memakan tempat. Padahal, cara yang paling bagus yaitu menyimpan secara vertikal alias memberdirikan.

Menumpuk buku hanya akan membuat tempat penyimpanan niscaya terkesan tak ada habis-habisnya. Barang bisa ditumpuk terus-menerus sehingga kita akan luput memperhatikan jumlahnya yang kian bertambah. Sebaliknya, ketika barang disimpan secara vertikal, tiap penambahan niscaya memakan tempat ke samping sehingga kelihatan apabila sudah penuh.

Alasan lainnya yaitu: menumpuk membebani barang yang paling bawah. Ketika buku-buku ditumpuk, buku yang berada paling bawah pasti tergencet. Kebiasaan menumpuk akan melemahkan dan merusak buku yang menopang keseluruhan bobot tumpukan. Selain itu, benda-benda di bagian bawah tumpukan praktis terlupakan karena kita mengabaikannya.

Tips Merawat Buku: Baca Buku Marie Kondo Terbit Versi Bahasa Indonesia

Karya dari Marie Kondo buku The Life-Changing Magic of Tidying Up ini juga akan hadir di Program Festival Komidi Putar yang diadakan oleh Mizan Media Utama. Komidi Putar merupakan festival anak dan keluarga yang memadukan berbagai acara seperti diskusi, workshop, conference, hingga bazar berbagai produk serta layanan seputar anak dan keluarga. Tentunya juga akan ada potongan harga yang menarik perhatian kita semua!

Kalian dapat mengintip lebih jauh tentang program ini melalui akun Instagram dan Twitter @komidiputarcom serta situs web www.komidiputar.com. Festival Komidi Putar akan diselenggarakan pada 23 Juni―23 Juli 2020 mendatang. Jangan sampai terlewatkan karena akan ada berbagai narasumber inspiratif yang akan menemani Sahabat Bentang di dalam Festival Komidi Putar.

Sumber referensi: Cara Mencegah Buku Menguning. Anugrah, Ratri. 2017.

Salam,

Anggit Pamungkas Adiputra

10 Penulis Produktif yang Karyanya Best Seller

 

Tertarik untuk menekuni profesi sebagai penulis? Jika iya, kunci keberhasilan menjadi penulis adalah tekun dan semangat dalam mencari ide baru. Berikut ini 10 penulis yang sangat produktif menerbitkan buku dan karyanya laris di pasaran.

  1. Dee Lestari

Halaman jelek bisa diperbaiki, halaman kosong nggak bisa diapa-apain. Demikian tulis Dee Lestari pada salah satu unggahan Instagram-nya. Pesan yang melecut semangat kita untuk menghilangkan keraguan dalam memulai tulisan. Pantas saja hingga kini Dee telah menerbitkan 12 judul buku. Menariknya, kedua belas buku tersebut masuk dalam kategori best seller. Nama Dee melambung berkat kepiawaiannya menciptakan universe dalam serial Supernova. Serial ini terdiri atas enam jilid: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh (2001), Akar (2002), Petir (2004), Partikel (2012), Gelombang (2014), ditutup dengan Inteligensi Embun Pagi (2016). Dee juga telah melahirkan buku-buku fenomenal lainnya, yakni Filosofi Kopi (2006), Rectoverso (2008), Perahu Kertas (2009), Madre (2011), Kepingan Supernova (2017). Buku terakhirnya, Aroma Karsa (2019), terjual 10.000 eksemplar pada periode pre-order. Hampir semua karya Dee diadaptasi menjadi film layar lebar.

Dee Lestari dikenal sebagai penulis dengan riset yang sangat detail dan sangat disiplin terhadap deadline. Kita bisa mempelajari cara Dee dalam melakukan riset kepenulisan lewat buku nonfiksi pertamanya, Di Balik Tirai Aroma Karsa.

 

  1. Andrea Hirata

Siapa tak kenal Laskar Pelangi? Kisah tentang 11 murid di SD Muhammadiyah Gantong, Belitong dan guru mereka yang inspiratif, Bu Muslimah. Buku ini menjadi fenomenal karena berhasil membuka mata masyarakat Indonesia tentang nasib pendidikan di daerah terpencil. Terlebih gaya bercerita Andrea Hirata, penulisnya, kental dengan khazanah melayu. Laskar Pelangi, merupakan buku Indonesia pertama yang meraih predikat international best seller. Karya ini juga telah diterbitkan dalam 25 versi bahasa asing, diedarkan di lebih dari 130 negara, menjadi referensi di berbagai sekolah dan lembaga di luar negeri untuk studi tentang pendidikan, sastra, dan budaya Indonesia. Berkat kepopulerannya, kisah ini kemudian diangkat ke layar lebar pada 2008 dan telah disaksikan oleh 4,6 juta penonton.

Setelah Laskar Pelangi, Andrea secara aktif merilis Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, Cinta di Dalam Gelas, Padang Bulan, Ayah, Sirkus Pohon, Orang-Orang Biasa, dan Guru Aini.

Pada 2009, Andrea mendirikan Museum Kata Andrea Hirata di kampung kelahirannya, sebagai sumbangsihnya terhadap dunia sastra.

 

  1. Emha Ainun Nadjib

Beberapa orang terdekat Cak Nun, panggilan akrab Emha Ainun Nadjib, pernah bercerita bahwa dalam menulis, beliau tidak pernah sekalipun menekan tombol Delete. Tulisannya mengalir deras dan tanpa salah ketik. Cak Nun memang dikenal cendekiawan sekaligus budayawan yang piawai dalam menggagas dan menoreh kata-kata. Tulisan-tulisannya, baik esai, kolom, cerpen, dan puisi-puisinya banyak menghiasi pelbagai media cetak terkemuka.

Cukup banyak dari karyanya, baik sajak maupun esai, yang telah dibukukan. Arus Bawah (2014), 99 untuk Tuhanku (2015), Istriku Seribu (2015), Kagum kepada Orang Indonesia (2015), Orang Maiyah (2015), Titik Nadir Demokrasi (2016), Tidak. Jibril Tidak Pensiun! (2016), Daur I: Anak Asuh Bernama Indonesia (2017), Daur II: Iblis Tidak Butuh Pengikut (2017), Daur III: Mencari Buah Simalakama (2017), Daur IV: Kapal Nuh Abad 21 (2017), Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai (2015 dan 2018), Gelandangan di Kampung Sendiri (2015 dan 2018), Sedang Tuhan pun Cemburu (2015 dan 2018), Kiai Hologram (2018), Pemimpin yang Tuhan (2018), Markesot Belajar Ngaji (2019), Siapa Sebenarnya Markesot? (2019), Sinau Bareng Markesot (2019), dan Lockdown 309 Tahun (2020).

 

  1. Trinity

Jujur dan menghibur. Dua kata itulah yang tepat menggambarkan gaya khas Trinity dalam menulis. Trinity telah dikenal sebagai penulis buku traveling paling berpengaruh di Indonesia, dengan lima belas buku travel yang masuk ke jajaran bestselling nasional. Tak hanya menarik untuk dinikmati sebagai bahan bacaan, buku-buku Trinity telah menebar virus jalan-jalan kepada para pembacanya. Banyak yang mengaku berani traveling setelah membaca karya-karyanya.

Trinity memiliki sebuah travel blog pertama di Indonesia yang beralamat di naked-traveler.com pada 2005. Buku pertamanya, The Naked Traveler, merupakan kompilasi dari artikel pendek tentang perjalanannya ke berbagai tempat. Buku inilah yang kemudian diadaptasi ke film layar lebar pada 2016. Sekuelnya yang diadaptasi dari buku The Naked Traveler 2 pun tayang di bioskop pada 2019. Serial The Naked Traveler mencapai edisi kedelapan, yang juga merupakan edisi perpisahan. Dua di antara serial ini merupakan perjalanan keliling dunia Trinity dan sahabatnya, Yasmin, selama setahun penuh yang diberi judul The Naked Traveler Round-the-World part 1 dan part 2. Trinity telah mengunjungi hampir seluruh provinsi di Indonesia dan 93 negara di dunia.

 

  1. Nadirsyah Hosen

Gus Nadir, sapaan akrabnya, dikenal sebagai Kiai muda yang sangat aktif dalam berbagi ilmu. Saat ini Gus Nadir menjabat sebagai Rais Syuriah PCI (Pengurus Cabang Istimewa) Nahdlatul Ulama (NU) di Australia dan New Zealand. Sudah lebih dari 50 artikel dipublikasi internasional dan 16 buku yang dihasilkannya.

Tulisan-tulisan Gus Nadir yang dipersembahkan untuk masyarakat umum (bukan kalangan akademik) menggunakan bahasa yang sangat mudah dimengerti. Di Bentang Pustaka, Gus Nadir telah menerbitkan 3 buku yang terangkum dalam Serial Belajar Islam: Tafsir Al-Quran di Medsos, Saring Sebelum Sharing, dan Ngaji Fikih. Ketiga buku yang laris di pasaran ini mendedah persoalan aktual tentang tafsir ayat Al-Qur’an, Hadis, dan Fikih.

 

  1. Maudy Ayunda

Maudy Ayunda, dikenal sebagai sosok muda multitalenta: penyanyi, aktris, influencer pendidikan, dan brand ambassador produk-produk premium Indonesia. Keberhasilannya menyeimbangkan karier di dunia entertainment dan pendidikan, membuat lulusan PPE Universitas Oxford, Inggris, ini semakin menginspirasi anak muda.

Dear Tomorrow merupakan karya nonfiksi pertamanya yang sepenuhnya ditulis dalam bahasa Inggris. Saat kecil, Maudy menuliskan dua cerita anak yang berjudul Kina and Her Fluffy Bunny dan Kina Makes a New Friend. Dua cerita ini kemudian diterbitkan pada 2018 dan 2019.

 

  1. Dwitasari

Julukan Ratu Galau memang pantas disematkan kepada Dwitasari. Perempuan berzodiak Sagitarius ini sangat piawai mengemas kisah patah hati dan membuat para pembacanya seakan menemukan sahabat untuk berbagi curhat.

Dwitasari telah menulis 20 buku, 5 film, 2 webseries, dan 1 album musikalisasi puisi. Bersama dengan Bentang Belia, buku-buku best seller yang pernah diluncurkannya yaitu: Raksasa dari Jogja, Jatuh Cinta Diam-Diam, Jatuh Cinta Diam-Diam 2, Memeluk Masa Lalu, Spy in Love, Setelah Kamu Pergi, Tidak Pernah Ada Kita, dan Hanya Tiga Kata. Dua di antara judul-judul novel tersebut telah difilmkan, yaitu Raksasa dari Jogja dan Spy in Love.

 

  1. Vidya Dwina Paramita

Vidya Dwina Paramita adalah seorang Montessorian dan praktisi Pendidikan Anak Usia Dini. Pada 2017, Penerbit Bentang Pustaka menerbitkan buku pertamanya yang berjudul Jatuh Hati pada Montessori. Buku tersebut menjadi best seller dan telah menembus cetakan ke-7 pada Agustus 2019. Karya Vidya lain yang juga masuk daftar laris adalah Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja.

Pada 2017, bersama Boniek Rizkiwan yang saat ini menjadi suaminya, Vidya mendirikan Filosofi Montessori Indonesia. Lembaga inilah yang hingga kini menaungi aktivitas Vidya sebagai trainer serta pembicara dalam berbagai seminar dan pelatihan, khususnya pelatihan yang bertujuan menyelaraskan pengasuhan di rumah dan di sekolah.

 

  1. Tasaro GK

Tasaro GK mulai lebih dikenal oleh masyarakat luas sejak menuliskan novel biografi religius, Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan. Karya ini mendapatkan sambutan yang sangat hangat karena mencerminkan kerinduan umat Islam terhadap Rasulullah. Bahkan berada pada peringkat keempat dalam daftar 20 Novel Indonesia Terbaik versi Goodreads. Novel biografi tersebut pun berlanjut ke seri berikutnya, yaitu Muhammad: para Pengeja HujanMuhammad: Sang Pewaris Hujan, dan Muhammad: Generasi Penggema Hujan.

 

  1. Sujiwo Tejo

Budayawan serba-bisa ini pernah menekuni profesi sebagai wartawan di harian Kompas selama 8 tahun. Beliau kemudian berubah arah menjadi seorang penulis, pelukis, pemusik, dan dalang wayang. Hingga saat ini, Sujiwo Tejo masih aktif menulis kolom di Jawa Pos. Beberapa artikel tersebut kemudian digabungkan menjadi buku seperti Lupa Endonesa (2012), Lupa Endonesa Deui (2013), Talijiwo (2018), dan Senandung Talijiwo (2019). Pada 2014, beliau menulis novel cinta Rahvayana: Aku Lala Padamu. Novel ini merupakan antitesis dari kisah cinta Rama-Shinta.

 

Buku-buku terbaik karya sepuluh penulis di atas bisa kalian dapatkan dalam program Best Writer Best Deal bersama mizanstore.com. Dapatkan TAMBAHAN DISKON berbentuk kode voucher yang bisa dipakai setiap pembelian buku-buku penulis favoritmu. Tak perlu khawatir, event ini berlangsung sampai 20 Juni 2020.

10 Buku Bentang Pustaka yang Paling Banyak Dicari di Mizan Online Book Fair

 

Sahabat Bentang, pekan belanja buku di Mizan Online Book Fair (MOBF) sebentar lagi selesai. Hayooo … sudah belanja berapa buku? Atau, jangan-jangan masih ingin tambah lagi. Tapi kebingungan mau pilih judul yang mana. Wajar sih, soalnya semua buku di MOBF ini memang bagus-bagus dan berkualitas. Tenang saja, untuk membantu kalian memantapkan hati dan memenuhi keranjang belanja, kami akan memberikan rekomendasi sepuluh judul buku Bentang Pustaka yang paling banyak dibeli dan ulasan singkatnya.

 

  1. Lockdown 309 Tahun

Emha Ainun Nadjib merupakan penulis yang sangat produktif dan peka terhadap perubahan zaman serta fenomena apa pun. Lockdown 309 Tahun adalah buku terbaru Mbah Nun di Bentang Pustaka yang mendedah seputar apa dan bagaimana yang harus dilakukan oleh umat manusia dalam menghadapi pandemi yang telah menguasai dunia, COVID-19 atau virus corona. Banyak pembaca Bentang Pustaka yang mengaku hatinya jadi tenang dan pasrah setelah membaca buku ini.

 

  1. Animal Farm

Meski sudah terbit selama empat tahun di Bentang Pustaka, Animal Farm rutin menempati posisi buku terlaris dalam kategori sastra. Animal Farm merupakan novel alegori politik yang ditulis George Orwell pada masa Perang Dunia II sebagai satire atas totaliterisme Uni Soviet. Buku ini mengisahkan pemberontakan hewan yang dipimpin oleh dua babi cerdas terhadap manusia.

 

  1. Guru Aini

Matematika dan memprihatinkannya pendidikan di Indonesia di daerah pelosok dikemas dengan apik di novel teranyar Andrea Hirata. Bagi kalian pencinta serial Laskar Pelangi, novel ini tak boleh dilewatkan. Karena kita akan diajak menghela napas berkali-kali menyaksikan tekad Bu Desi, sang guru Matematika di pelosok Ketumbi. Dia berjanji  tidak akan berganti sepatu sampai dia menemukan murid yang pandai Matematika.

 

  1. Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja

Mengajari anak membaca memang menjadi PR yang menantang bagi para orang tua. Ada banyak kebingungan mengenai metode belajar seperti apa yang paling tepat dan tentunya menyenangkan bagi anak. Vidya Dwina Paramita, pakar Montessori ternama di Indonesia sekaligus penulis best seller di Bentang Pustaka, membagikan pengalaman mengajarnya dalam mendidik anak usia dini selama 12 tahun terakhir.

 

  1. Ngaji Fikih

Jangan bayangkan bahwa buku ini akan mengajarkan ilmu fikih yang kaku dan berat. Dalam buku ini, Nadirsyah Hosen menuturkan indahnya keilmuan fikih yang dipelajari langsung dari sang bapak, Prof. K.H. Ibrahim Hosen, L.M.L. Buku ini layaknya sebuah persembahan ilmu dari Abah dan anak dalam mewarnai khazanah kajian fikih di Indonesia. Tak hanya membahas hukum-hukum agama yang sering diperdebatkan banyak pihak, tetapi juga memberikan solusi atas problematika masyarakat Islam zaman now.

 

  1. The Danish Way of Parenting

Sejak terbit, buku ini termasuk dalam daftar “buku parenting yang paling banyak dicari” oleh para orang tua. Filosofi orang Denmark dalam membesarkan anak terbukti memberikan hasil yang cukup efektif: anak-anak yang tangguh, emosi terkendali, dan bahagia. Warisan inilah yang membuat Denmark selalu menempati urutan pertama indeks kebahagiaan seluruh dunia. Jika anak bahagia, orang tua otomatis akan ikut bahagia juga, kan?

 

  1. Arah Musim

Jika ada di antara sahabat Bentang Pustaka yang sedang mengalami quarterly crisis, buku ini cocok untuk kalian. Kurniawan Gunadi, penulis yang sebelumnya lahir dan besar di jalur indie, kini berkolaborasi dengan Bentang Pustaka untuk menerbitkan kumpulan tulisan yang berkisah tentang keluarga, hakikat hidup, dan kebaikan sekitar yang tak putus-putus. Baca buku ini dijamin hati yang semula resah menjadi tenteram, seperti kutipan ini, Dia ingin mengajarkan kita sesuatu. Sesuatu yang sering kita tolak kehadirannya. Sesuatu yang barangkali menjadi doa-doa kita selama ini.

 

  1. Travelove

Traveling dan jatuh cinta memang kombinasi yang mendebarkan. Bertemu dengan orang baru saja sudah menyenangkan, apalagi kalau sampai jatuh hati. Ditulis oleh para travel writer ternama di Indonesia, yaitu Andrei Budiman, Ariyanto, Claudia Kaunang, Lalu Abdul Fatah, Rei Nina, Rini Raharjanti, Sari Musdar, dan Trinity. Tak ketinggalan, CEO Bentang Pustaka, Salman Faridi, turut menjadi kontributor dalam buku ini.

 

  1. Dear Tomorrow

She is the girl that EVERYONE wants to be. She has everything that you want so you tend to envy her. She does all the things that you can’t do so you grow to hate herBut in the end, it’s almost impossible to hate her, and through this book … you’ll know why.

Buku perdana Maudy Ayunda ini termasuk yang paling banyak diperbincangkan oleh para pemburu buku di Mizan Online Book Fair. Dengan kemasan buku ekslusif—hard cover, full color—Maudears tentu tak melewatkan kesempatan untuk memborong buku ini dengan harga khusus.

 

  1. Jatuh Hati pada Montessori

Metode Montessori yang ditemukan sejak seabad lalu kini semakin luas dipraktikkan. Metode ini terbukti berhasil mendampingi proses tumbuh kembang anak dengan pola asuh yang membuatnya tumbuh bahagia, cerdas, mandiri, dan berpendirian teguh. Anak-anak juga akan bisa berlaku disiplin tanpa tumbuh dengan rasa amarah.

 

 

Nah, itu tadi sepuluh buku terlaris Bentang Pustaka yang bisa kalian borong sebagai amunisi untuk hati dan pikiran. Mizan Online Book Fair ini masih berlangsung sampai 31 Mei 2020. Yuuuk buruan beli, jangan sampai kalian terlewat momen ini.

 

 Baca buku bagus buat hati riang gembira

Senang rasanya bagai meminum air

Semua buku pilihan ada di Bentang Pustaka

Harga istimewa hanya di Mizan Online Book Fair

© Copyright - Bentang Pustaka