Tag Archive for: Buku

Mengenal Adat Matrilienal

Mengenal Adat Matrilineal Melalui Fiksi

Siapa yang tidak asing atau bahkan sudah mengenal adat matrilineal? Matrilineal adalah sebuah sistem yang berlaku di adat Minang, yang menjadikan garis penerus keturunan berada di pihak ibu. Bagi yang belum mengenali sistem ini, mungkin terdengar sangat aneh dan asing sekaligus membingungkan. Tapi dewasa ini, banyak kisah-kisah fiksi yang membungkus lokalitas-lokalitas daerah sang penulis. Termasuk perihal matrilineal yang menjadi lokalitas masyarakat suku Minang. Dituliskan oleh Pinto Anugrah, matrilineal menjadi latar belakang kisah terbarunya, yakni Segala yang Diisap Langit. Bagaimana, sih, sang penulis menuangkan matrilineal dalam narasi fiktifnya?

Mengenal Adat Matrilienal

Mengenal Adat Matrilineal

Matrilineal bukan topik sederhana untuk bisa dituangkan dalam kisah fiksi. Pembahasannya yang begitu menyorot perempuan dapat menjadi kontroversi oleh beberapa kalangan. Tapi hal ini tidak mengendurkan upaya Pinto Anugrah untuk menuangkan topik ini menjadi latar belakang sang tokoh utamanya, Bungo Rabiah. Dengan berlandaskan sistem yang berlaku, Pinto menjadikan tokoh-tokohnya pengendara plot dan kisahnya ini. Bungo Rabiah diceritakan berporos pada sistem matrilineal yang berusaha menghadirkan anak perempuan sebagai penerus keturunan dan harta pusaka milik keluarga. Sementara itu, Pinto juga menghidupkan sisi antagonis yang menjadi lawan utama bagi sistem yang berlaku ini.

Baca artikel terkait: Lokalitas dalam Segala Yang Diisap Langit

Simak penelitian Matrilineal berikut di sini, yuk!

Dalam bentuk fiksi, sistem matrilineal menjadi begitu aplikatif dibandingnya mempelajarinya sebagai suatu sejarah konvensional. Pembaca bisa meninjau dalam lebih dari satu perspektif untuk mengenal matrilineal. Baik dari sisi masyarakat lokal, atau bahkan menjadi seseorang yang tergerus modernitas atau kebaruan pola pikir.

Rekomendasi Pembaca Indonesia

Beragamnya lokalitas di Indonesia bisa menjadi suatu hal yang menarik untuk terus diikuti. Tanpa terkecuali dengan tidak populernya sistem-sistem yang justru menuai pro dan kontra ini, masyarakat perlu mengetahui—setidaknya seputar keberadaannya saja—matrilineal yang masih berlaku bagi beberapa pihak. Dalam Segala yang Diisap Langit, pembaca diajak masuk dalam lokalitas, sekaligus melebur bak menjadi masyarakat lokal Minang. Buku ini bisa didapatkan di MizanStore dengan ketebalan 144 halaman seharga Rp59.000. Dapatkan bukunya dan ketahui lebih lanjut Bungo Rabiah dan adat matrilineal yang ditegakkannya.

George Orwell dalam bahasa Indonesia

George Orwell Terbaru dalam Bahasa Indonesia

Satu lagi novel karya George Orwell dalam Bahasa Indonesia! Tahukah kamu George Orwell memiliki karya menarik lainnya berjudul Keep The Aspidistra Flying? Karya ini merupakan terbitan keempat dari keseluruhan karya Geroge Orwell. Seperti khasnya, karya George Orwell satu ini adalah sebuah karya yang masih berbau topik distopia, dengan karakter seorang lelaki dengan sifat yang nyentrik. Kisah ini pertama kali terbit pada tahun 1936. Kisah ini akan menjadi salah satu karya sastrawan dunia yang harus masuk ke dalam list bacaan, kamu. Kenapa sih buku ini begitu direkomendasikan untuk kamu? Yuk simak alasan berikut ini

Memfigurasi George Orwell Muda

Selain untuk pecinta George Orwell, Keep The Aspdistra Flying ini sangat cocok untuk kamu penggemar novel dengan nilai sosial dan politik. Dengan menciptakan tokoh Gordon Comstock, George Orwell memberikan karakter yang begitu teguh pendirian dan sangat idealis. Gordon adalah tokoh yang akan membawamu menyelami pergulatan ideologi dengan ambisi dan mimpinya yang sangat disangsikan oleh kehidupan sosial.

Baca juga: Cek, yuk, alasan novel ini direkomendasikan untuk kamu!

Sebagai seorang penyair dan pemilik toko buku, kedua pekerjaan tersebut dianggap tidak akan stabil di kehidupan dengan sistem kapitalisme yang berlaku di London masa lalu. Di poin ini lah pasang surut kisah ini menjadi begitu menarik perhatian pembaca. Selain itu, Gordon Comstock dipercaya mencerminkan masa muda sang penulis!

George Orwell dalam bahasa Indonesia

Gorge Orwell dalam Bahasa Indonesia

Keep The Aspidistra Flying perdana terbit dengan Bahasa Inggris. Untuk kamu yang lebih suka membaca dalam Bahasa Indonesia, kamu tidak perlu khawatir lagi karena novel ini telah dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia! Dalam edisi ini, Keep The Aspidistra Flying karya George Orwell  terbaru dalam Bahasa Indonesia. Dengan penerjemah Anton Kurnia, novel karya George Orwell ini bisa dinikmati dengan substansi yang membuat pembaca memahami konteks seperti novel aslinya. Novel yang kaya akan sajak ini bisa kamu nikmati dalam bahasa Indonesia tanpa khawatir bingung dengan korelasi diksi dan substansinya!

Dengan setebal 400 halaman, Keep The Aspidistra Flying akan mengajak kamu memasuki peliknya kehidupan menjadi orang dewasa dan kehidupan sosial berbasis sistem. Novel ini masih bisa kamu pesan dengan diskon yang menarik di sini. Tunggu apa lagi? Yuk segera amankan bukumu! /jw

Cerita Fiksi Sejarah ala Pinto Anugrah

Mendulang cerita fiksi sejarah selalu menjadi hal yang tidak mudah bagi para penulis. Menciptakan dunia fiktif dan mencari kebenaran yang akurat selalu menjadi dua hal yang saling kontradiktif, tapi tentunya dapat bertemu dalam sebuah buku yang berkualitas. Dalam hal ini, seorang penulis dituntut untuk memahami betul peristiwa dan nilai kesejarahan yang hendak diangkat untuk menghidupkan semesta barunya. Seperti halnya Pinto Anugrah, seorang penulis dari tanah Minang yang menuangkan kembali lokalitas asalnya. Meski mendarah daging, novel terbarunya ini menggali serangkaian data dan berlandaskan peristiwa yang terjadi di masa lalu: Perang Padri.

Cerita fiksi sejarah

Lokalitas Minangkabau

Sebagai warga lokal, Pinto tidak serta-merta menghadirkan nilai-nilai Minang tanpa landasan. Dengan perlahan, Pinto mengenalkan esensi Minangkabau dari banyak aspek. Menciptakan latar dan suasana yang menduplikasi tempat asalnya ini mungkin tidak instan, tapi dengan perlahan, pembaca akan dibawa pada tujuannya ini. Dengan membangun kedekatan dengan pembacanya, Pinto Anugrah menghadirkan nilai-nilai Minangkabu dari banyak aspek, seperti tuturan lokal, kebiasaan, hingga perawakan yang dijelaskan dengan padat dan jelas.

Alih-alih membicarakan sejarah, Pinto memulainya dari konflik batin para tokohnya. Lagi-lagi dengan perlahan, esensi Minangkabau hadir sebagai suatu hal yang tersirat. Hal ini tidak hanya bertujuan agar semata-mata pembaca mengetahui, tapi membuat pembaca begitu dekat dengan konflk dan kehidupan yang sedang diciptakannya. Sejarah membalut fiksi dengan cara Pinto, dihadirkan dengan memasukkan pembaca pada tiap-tiap pintu yang menghubungkan unsur-unsur Minangkabau.

Baca artikel terkait Historiografi Perang Padri 

Sejarah dalam Fiksi

Semua yang telah dideskripsikan singkat di atas adalah komponen minor dari cerita fiksi sejarah terbaru Pinto Anugrah, yakni Segala yang Diisap Langit yang bisa kamu dapatkan di sini atau di Mizanstore. Kisah yang mengajak pembaca mengenal nilai sejarah dari sudut pandang baru—suatu sejarah yang berada di luar mainstream. Aspek fiktif membuat pembaca tidak serta-merta belajar mengenai sejarah, tapi hidup dengan sejarah itu sendiri. Segala yang Diisap Langit membuat pusarannya sendiri yang berisikan warisan dan peninggalan leluhur di masa lalu. Menjelajahi sejarah dalam bentuk fiksi dapat menjadi alternatif bagi mereka yang haus akan sejarah, sambil “hidup” berdampingan di dalamnya.

Bermain Air

Bermain Air di Toilet, Bolehkah?

Bermain Air

Ketika anak kita biarkan mandi sendiri, kita malah jadi khawatir jika mereka ternyata bermain air. Dan, benar saja. Ketika anak lama di dalam kamar mandi dan kita intip, ternyata mereka sedang asyik dengan air. Banyak sekali yang mereka imajinasikan. Entah sedang merasa berada di kolam renang atau pantai, atau hal lainnya. Kita jadi khawatir jika anak jadi demam dan sakit karena terlalu lama bermain air. Tapi, sebenarnya boleh atau tidak, sih?

Saat anak berada di dalam toilet, bisa jadi banyak hal yang mereka bayangkan dan kita tentu tidak bisa melarang mereka untuk mengeksplor imajinasi. Namun, kita juga perlu sedikit memberi batasan kepada mereka perihal bermain air di toilet. Bagaimana caranya?

 

Baca juga: Mengajak Anak Membersihkan Toilet Umum

 

Mengingatkan, Bukan Melarang untuk Bermain Air

Saat anak bermain di dalam toilet dan kita rasa sudah terlalu lama, maka kita perlu mengingatkan bahwa mereka sudah terlalu lama berada di toilet. Katakan dengan lembut bahwa jika terlalu lama dan terus-menerus, mereka bisa sakit. Satu hal yang perlu kita hindari adalah melarang mereka dengan cara yang kasar. Sering kali, kita tidak menyadari hal ini. Entah kita memarahi atau membentak anak.

Tidak salah jika anak bermain di toilet, tetapi katakan pula bahwa bermain juga ada waktunya. Bermain air memang menyenangkan, tetapi kita perlu mengontrol diri agar tidak terlalu lama. Beri tahu mereka juga apa saja dampak yang bisa terjadi jika terlalu lama bermain air. Kita perlu mengingatkan mereka kapan dan berapa lama bagi anak untuk berada di toilet.

 

Boleh, Asal Tidak Berlebihan

Bermain air memang menyenangkan, bukan? Tetapi, bermain air juga ada batasannya, lho! Kita sebagai orang tua bisa memberi batasan kepada anak. Misalnya, berapa lama waktu yang boleh mereka habiskan untuk berada di toilet. Jika sudah waktunya, kita bisa mengingatkan mereka secara halus. Katakan bahwa jam bermain sudah habis dan kini saatnya untuk keluar dari toilet.

Hal ini bisa membuat anak senang dan juga bisa membangun kedisiplinan dalam diri anak. Mereka jadi tahu kapan harus bersenang-senang, kapan menyelesaikannya, dan kapan harus belajar. Hal-hal sederhana seperti ini bisa mulai kita terapkan sejak dini. Anak tidak akan memberontak jika kita pun sudah bersepakat dengan mereka. Untuk itu, kita perlu bernegosiasi dengan anak kapan mereka bisa bermain air.

 

Bermain air tidak selalu buruk. Banyak manfaat yang bisa dirasakan. Bagi anak, hal tersebut adalah sesuatu yang menyenangkan, selain itu mereka juga bisa mengeksplor banyak hal yang hanya mereka dapatkan. Kita, sebagai orang tua bisa memulai pendisiplinan kepada anak dengan cara yang menyenangkan dan tidak mengganggu anak. Selain itu, banyak hal yang bisa kita ajarkan kepada anak mengenai toilet.

cican-bisa-ke-toilet-sendiriMelalui buku Cican Bisa ke Toilet Sendiri karya Wahyu Aditya, kita akan belajar bagaimana toilet dimanfaatkan oleh Cican untuk buang air dan sekaligus mengajak anak untuk mulai bisa ke toilet sendiri tanpa perlu kita antar. Buku ini bisa didapatkan di sini atau di toko buku kesayanganmu.

Melatih Toilet Training pada Anak

Pernahkah kita mendengar kata toilet training? Apakah kita mengetahui apa maksudnya? Toilet training adalah proses anak belajar untuk buang air besar dan buang air kecil di toilet secara mandiri. Tahap ini mengajarkan anak untuk tidak lagi buang air di popok, seperti yang biasanya ia lakukan. Pada buku Cican Bisa ke Toilet Sendiri, diceritakan bahwa Cican sudah bisa ke toilet secara mandiri dan tahu kapan ia harus ke toilet. Ajak si kecil untuk ke toilet sendiri juga, yuk.

 

Bagaimana Cara Melatih Toilet Training?

Melatih toilet training pada anak tentu memerlukan waktu dan kesabaran. Sebelumnya, anak telah terbiasa untuk buang air di popok tanpa berusaha untuk pergi ke toilet dan membersihkannya. Ketika ia harus pergi ke toilet untuk buang air, tentu ada banyak perubahan yang ia rasakan dan perlu ia sesuaikan.

Langkah pertama yang bisa kita lakukan untuk melatih toilet training pada anak adalah mengenalkannya pada toilet. Kita ingatkan dan beri tahu anak bahwa jika ingin buang air besar dan kecil, ia bisa pergi ke toilet.

Langkah kedua adalah menjelaskan fungsi dan beri contoh penggunaannya. Kita harus menjelaskan fungsi benda-benda yang ada di toilet sembari mengajarkan cara penggunaannya. Misalnya, wastafel. Kita jelaskan bahwa benda tersebut namanya adalah wastafel, fungsinya sebagai tempat mencuci tangan, wajah, dan gosok gigi. Kemudian kita beri contoh penggunaannya.

Langkah selanjutnya adalah menjadikan kegiatan tersebut sebagai rutinitas. Misalnya saat anak baru bangun tidur, kita bisa mengajaknya ke kamar mandi untuk buang air. Sebelum tidur juga kita bisa ajak anak untuk buang air.

 

Baca juga: Pentingnya Menjaga Kebersihan Toilet

 

Mengajari Anak Cara Penggunaan Toilet

Saat melihat toilet pertama kali, anak pasti merasa bingung karena banyaknya hal yang harus ia lakukan ketika buang air. Untuk mempermudah toilet training, pastikan anak mengenakan celana yang mudah dilepas dan dipakai secara mandiri. Setelah itu kita bisa mengajari mereka cara menggunakan toilet.

Pertama, kita jelaskan cara duduk yang benar di kloset. Selanjutnya, kita mengajari cara membersihkan diri setelah buang air. Saat mengajari cara membersihkan diri ini, pastikan anak merasa aman dan nyaman. Kemudian, ajari mereka cara menekan tombol flush setelah selesai buang air. Mungkin tombol flush bisa terlalu tinggi atau berat bagi anak, sehingga kita perlu pelan-pelan mengajari mereka.

Langkah selanjutnya kita bisa menunjukkan proses pembuangan air seni atau tinja ke kloset. Kita perlu menekankan pada anak bahwa tempat pembuangan akhir air seni dan tinja adalah kloset. Langkah terakhir ialah mengajari mereka cara mencuci tangan dengan benar setiap selesai menggunakan toilet. Langkah terakhir ini sangat penting untuk selalu anak lakukan dan beritahu mereka pentingnya mencuci tangan setelah menggunakan toilet.

 

Mengajari anak toilet training penting dilakukan sejak dini. Tidak hanya agar mereka bisa terbebas dari popok lebih cepat, tetapi juga melatih kemandirian mereka. Selain itu, jika anak terlambat memahami toilet training, ia bisa telanjur merasa tidak nyaman ketika kita mengajari dan menunjukkan langkah-langkahnya.

Melalui buku Cican Bisa ke Toilet Sendiri yang akan segera republish pada bulan Mei, ajak dan ajari anak untuk ke toilet sendiri. Buku karya Wahyu Aditya ini tidak hanya menampilkan karakter Cican dan Cini yang menggemaskan, tetapi juga menyampaikan pesan yang baik untuk anak.

kekalutan cinta sayap patah

Kekalutan Cinta Sayap-Sayap Patah

kekalutan cinta sayap patah

Kekalutan cinta di Sayap-Sayap Patah selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi para pembaca di seluruh dunia. Pada beberapa hal, motif dari cerita romance selalu berulang dan sering kali membentuk “pasar” pembacanya sendiri. Dengan motif yang nyaris selalu sama tersebut. tidak sedikit karya-karya sastra yang menghadirkan kisah cinta dengan balutan konsep yang lebih “meyakinkan”, tidak melulu perkara patah hati dan berporos pada cinta. Misalnya, yang dilakukan oleh Kahlil Gibran pada tulisannya yang berjudul Sayap-Sayap Patah ini. Kahlil seolah memberikan suatu pembuktian bahwa kisahnya ditulis melampaui persoalan cinta, meski memang genre yang diusungnya dalam balutan romance. Ada yang berusaha disampaikannya, dan itu tersirat dengan begitu rapi di dalam karyanya ini.

Kekalutan Cinta Sayap-Sayap Patah

Sayap-Sayap Patah terbit pertama kali pada tahun 1922 dengan judul Broken Wings dan ditulis dengan Bahasa Inggris. Beberapa orang mempercayai bahwa kisah yang satu ini disadur dari kisah kekalutan cinta Sayap-Sayap Patah milik Kahlil Gibran sendiri. Nuansa romance yang dihadirkan begitu nyata, jelas menimbulkan spekulasi bagi para pembacanya pertanyaan yang hingga kini hadir: apakah kekalutan ini benar dirasakan oleh Gibran pada masa itu, sehingga terasa begitu dekat dan nyata? Tidak pernah ada jawaban yang memvalidasi pertanyaan itu. Satu-satunya yang pasti adalah Kahlil Gibran menuliskan karyanya dengan diksi yang begitu indah. Serta, rasa sakit yang dihadirkan terbalut dalam konflik sosial.

(Baca juga Memaknai Cinta dalam Sayap-Sayap Patah)

Rasa dari Bahasa ala Kahlil dan Sapardi

Melampaui unsur romance di dalamnya, Kahlil Gibran dengan berani dan secara terang-terangan menghadirkan berbagai masalah yang berkaitan dengan nasib perempuan, penindasan, ketidakadilan, dan korupsi yang terjadi di Lebanon. Dan, dalam kisah ini semua itu bersumber pada penguasa agama, yakni Uskup.

Karya fenomenal ini kembali hadir. Peminat Kahlil Gibran bisa mulai bersua dengan alur cerita yang membawa pembacanya dalam kekalutan rasa. Dengan alihbahasawan Sapardi Djoko Damono, rasa yang dituliskan oleh Kahlil Gibran ditransformasi dengan begitu baik dengan memberikan sentuhan puitis dan metaforanya. Hal ini menjadi tidak teragukan lagi, mengingat sang penerjemah juga merupakan seorang penyair. Buku ini menjadi “medan” yang menemukan orang yang tepat untuk menggambarkan rasa yang berusaha disampaikah Kahlil Gibran, sesuai dengan segmentasi pembaca di Indonesia. Sayap-Sayap Patah yang hadir untuk masyarakat ini bak Kahlil Gibran yang dibalut oleh Sapardi, dengan kekalutan rasa yang sama.

 

gambaran dua orang yang saling beusaha meraih asa dan rasa mereka

PENGEMBARAAN RASA DALAM SEBUAH KATA

Menggambarkan suatu rasa seperti menuangkan sesuatu yang abstrak. Sesuatu yang tidak berwujud dan maya. Perwujudan dalam penggambaran rasa dapat dihadirkan melalui perwatakan dari setiap tokoh-tokohnya. Dapat pula berupa suasana yang dibangun sepanjang cerita. Semua penunjangnya tidak pernah terlepas dari cara penulis mengekspresikan perasaannya, melebur dalam seluruh tulisan yang dituangkannya dalam satu media. Seperti yang dilakukan Tasaro GK kepada karyanya yang paling baru: Shirath. Sebagai sekuel dari novelnya yang berjudul Sembilu. Novel ini menghubungkan pembacanya dengan dimensi rasa, dengan digiring oleh kedua tokohnya yang saling mencintai, Kashmir dan Kanya. Dalam novel ini, pembaca adalah pengamat dan sisi yang kelak akan dibawa dalam sebuah media yang begitu luas, tapi terangkum dalam satu buku.

Shirath adalah perjalanan panjang Kashmir, yang berusaha menemukan Kanya sebagai muaranya. Dengan gaya tulisannya yang selalu indah, Tasaro GK bermain dengan diksi-diksi yang mendukung genre dari tulisannya ini. betapa suatu paket yang kombo, membaca kisah cinta dengan diksi yang mendayu dan romantis. Keunikan ini ditambah dengan cara Tasaro tidak membuat tulisannya terkesan berlebihan atau yang sering dikenal sebagai klise.

Ekspresi dari Hati

Sebab tokoh adalah perpanjangan tangan dari sang penulis, maka Kashmir adalah perpanjangan tangan dari Tasaro GK. Tasaro memberikan “keleluasaan” sepenuhnya kepada dirinya sendiri untuk menggambarkan tokoh Kashmir sesuai dengan ekspresi yang hendak disalurkannya pada karyanya ini. Baginya, karya ini menguras perasaannya dalam proses penulisannya, dan pada tokoh-tokohnya, termasuk pada Kashmir-lah pembaca akan menemukan ekspresi hati milik Tasaro. Tasaro membangun perspektif cinta seperti pada mata koin, yakni dua sudut pandang, dihadirkannya pula Kanya yang melengkapi rasa yang sedang dibangunnya pada semesta novel Shirath.

Pada setiap jatuh cinta, kehilangan, melepaskan, Shirath bisa mewakili segala rasa dan mengosongkan relung pembacanya. Shirath mampu menjadi suatu media menilik kembali rasa yang pernah ada, sebuah rasa yang dihadirkan oleh Tuhan untuk makhluknya. Sebab pada dasarnya, kita semua pasti pernah masuk dan mengalami sebuah rasa yang menggebu-gebu pada suatu hal bernama cinta. Atau mungkin merasa rindu, Tasaro mengajak pembacanya menafsirkan kembali melalui satu pertanyaan: “untuk apa sejatinya cinta itu ada dan hadir” dan menjawabnya pada perjalanan panjang milik Kashmir dan Kanya.

Mulai perjalananmu di https://mizanstore.com/shirath_70425

Takut Berkreasi

Jangan Takut Berkreasi, Setiap Karya Memiliki Peminat

Kamu takut berkreasi? Apakah kamu pernah menonton sebuah film animasi garapan M Dot Strange yang berjudul We Are the Strange? Wahyu Aditya dalam Sila ke-6 menceritakan bahwa ia pernah menontonnya di sebuah acara di London yang bernama Power to Pixel. M Dot Strange adalah sosok yang mencuri perhatiannya melalui penampilan dan karya yang dipresentasikan kala itu.

“Kreativitas itu mengikuti hukum energi, tak bisa habis, juga jika dihambat.”

— Goenawan Mohamad

Dalam film animasi itu, M Dot Strange dengan percaya diri menggabungkan ide Monster Inc, Nightmare Before Christmas, dan video game jadul khas Jepang dalam satu karya. Tagline-nya pun tak kalah nyeleneh, Monster Inc Meets The Nightmare Before Christmas Inside of A Retro Japanese Video Game. Sebagian besar orang yang melihat poster dan membaca tajuk film tersebut mengerutkan kening.

“Itu film apa, sih?”

Ini adalah film animasi yang sudah tersedia dalam bentuk DVD dan telah diterjemahkan ke dalam 17 bahasa. Selain DVD, karyanya juga dimonetisasi dalam bentuk merchandise yang laku keras di pasaran. Hebat, bukan? Siapa sangka karya yang mulanya dicap freak itu rupanya mampu mendapat apresiasi yang tidak main-main?

Otodidak Mengasah Kreativitas

Takut Berkreasi

Dengan prestasi yang luar biasa dan nama yang melambung tinggi, tahukah kamu bahwa M Dot Strange tidak mengenyam pendidikan formal di bidang animasi? Iya, semua ide yang dituangkan dalam karyanya merupakan hasil dari belajar otodidak melalui internet.

Banyak orang yang merasa kesulitan menerapkan teori yang telah dipelajarinya ke dalam hasil karya. Namun, pada kenyataannya, di dunia otodidak tugas kita malah menciptakan teori baru dan membuat standar sendiri.

Jangan Takut Berkreasi dan Keluar dari Pakem

Menurut pemikiran M Dot Strange, tidak ada istilah salah dan benar dalam pembuatan suatu karya, yang ada hanyalah sepakat atau tidak sepakat. Kesepakatan itu pun tergantung pada pihak mana yang ditanyakan.

Jadi, jangan cemas memikirkan apakah karya yang kamu ciptakan sudah sesuai teori dan standar  umum atau belum. Ingatlah bahwa standar umum tidak seharusnya menjadi tolak ukur atau batasanmu dalam berkarya.

Manfaatkan Media Sosial

Pada masa sekarang, konsumen tidak hanya ingin menjadi pembeli produk. Mereka juga ingin terlibat di dalamnya dan bahkan diajarkan pula untuk berkarya. Pemikiran inilah yang mendorong M Dot Strange untuk mengumpulkan orang-orang berselera sama dengannya di sebuah media forum daring.

Ia melibatkan para pengikutnya di dalam proyek We Are the Strange dengan memasukkan foto mereka setelah diubah menjadi animasi monster dengan Photoshop. Pada era digital ini, jangan ragu untuk memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan interaksi dengan peminat karyamu.

Sejatinya, berbagai macam karya memiliki peminat masing-masing. Tidak peduli apakah karya itu dinilai aneh, jelek, nyeleneh, atau bagus oleh sebagian orang. Tugas kita sekarang sebagai pembuat karya adalah mempertemukan hasil kreativitas kita kepada penikmat yang tepat.

 

Nur Aisyiah Az-Zahra

Istilah gaul 2000an

Jangan Ngaku Anak Gaul 2000an Kalau Belum Tahu Istilah Ini!

Bahasa menjadi alat komunikasi di semua kalangan masyarakat. Khususnya bahasa Indonesia memiliki beragam kosakata di dalamnya. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahkan memiliki 111.000 kosakata dengan 127.000 makna kata. Namun di luar yang tercatat di dalam KBBI, juga terdapat kosakata yang sering disebut sebagai “bahasa gaul”. Terkadang “bahasa gaul” ini menjadi cerminan sebuah bahasa atau percakapan di era tertentu. Misalnya suatu kosakata gaul yang tren di tahun 80an akan berbeda dengan yang tren di tahun 2000an, atau di era lainnya.

Pada tahun 2000an, kosakata gaul yang sering kali digunakan anak muda pada zaman itu cukup banyak. Bahkan beberapa sudah tercatat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Biasanya kosakata gaul ini muncul di lingkungan tongkrongan anak muda, dan digunakan sebagai bahasa dalam percakapan informal anak muda. Namun tak jarang bahwa bahasa gaul ini telah menembus batasan umur, lingkungan, dan berbagai batasan lainnya. Berikut bahasa gaul atau istilah yang tren di tahun 2000an.

Istilah yang tren di tahun 2000an

Cus                  Ayo

Lebay              Berlebihan

Rempong        Repot

EGP                 Emang Gue Pikirin (Kepanjangan)

Ember             Memang

Gatot               Gagal Total

Galau              Resah

Kepo               Ingin tahu

Gokil               Keren

Cupu               Culun Punya (Kepanjangan)

 

Beberapa contoh istilah atau kosakata gaul yang muncul dan tren di tahun 2000an di atas dapat mewakili kosakata gaul yang ada. Bahkan saat ini masih banyak istilah tren tahun 2000an yang masih kerap digunakan, baik di lingkungan informal sehari-hari, maupun di lingkungan seperti dalam lingkup pekerjaan dan lainnya. Misalnya hingga saat ini kata lebay, galau, kepo masih kerap digunakan di dalam bahasa sehari-hari. Sudah lebih dari satu dekade istilah-istilah tersebut muncul dan masih dapat bertahan di era saat ini.

Bahkan tak jarang bahwa istilah-istilah gaul tersebut dijadikan sebuah inspirasi untuk membuat suatu karya seni. Misalnya dulu pada tahun 2000 hingga 2010 muncul lagu dengan judul Emang Gue Pikirin yang dirilis oleh Maia Estianty di tahun 2008. Hingga saat ini bahkan tidak hanya kalangan muda saja yang memahami istilah-istilah gaul yang tren di tahun 2000an ini. Namun orang dewasa hingga orang tua sudah memahminya dan menggunakannya di dalam percakapan sehari-hari. Kalau kamu pernah dan sering menggunakan istilah gaul yang mana nih?

Dapatkan buku-buku Bentang Pustaka hanya di mizanstore.com dan linktr.ee/Bentang

Penulis: Stevanus Febryanto W.S

 

da Vinci painting

Penggambaran Maria di Dunia dari Masa ke Masa

Sosok ibu di mata setiap orang pastilah memiliki kenangan tersendiri bagi siapa saja. Namun ada beberapa kisah dari ibu yang mengubah sejarah dunia dan diingat dari generasi ke generasi. Salah satunya adalah kisah Bunda Maria, dikenal juga sebagai Maryam atau juga Virgin Mary yang melahirkan Al-Masih. Ia adalah asal mula sebuah kisah yang dipercaya paling tidak oleh 3 agama. Maria mengandung dalam keadaan belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Kisahnya dituturkan dari masa ke masa, digambarkan dalam berbagai media di berbagai belahan dunia. Mari kita berjalan-jalan menemukan beberapa penggambaran Maria dalam beberapa karya.

The Virgin and Child with Saint Anne

da Vinci painting

https://en.wikipedia.org/wiki/The_Virgin_and_Child_with_Saint_Anne_(Leonardo)

Lukisan yang dibuat pada tahun 1503 atau sekitar 5 abad yang lalu ini dilukis dengan menggunakan media cat minyak. Al-Masih kecil digambarkan sedang bergulat dengan seekor domba ditemani sang ibu, Maria atau Maryam dan Saint Anne. Karya ini dilukis oleh Leonardo da Vinci, siapa yang tidak kenal? Ia pelukis yang sama yang menghasilkan lukisan Mona Lisa yang terkenal di dunia. Lukisan ini pun berada di tempat yang sama dengan Mona Lisa, yakni di Museum Louvre yang ada di Kota Paris, Prancis.

Lukisan The Virgin and Child with Saint Anne ini sebelumnya ditempatkan pada altar tinggiGereja Santissima Annuziata yang terletak di Kota Florence, Italia. Tak jauh dari gereja ini, ada Leonardo da Vinci Interactive Museum yang memiliki koleksi model-model mesin yang merupakan hasil pemikirannya semasa hidup. Kita bisa melihat sisi da Vinci yang lain dari sekadar pelukis.

Madonna and Child Enthroned

Mary the virgin statue

Patung ini menggambarkan Maria di masa yang lain. Lebih tua dari masa da Vinci hidup, sekitar tahun 1225 Masehi. Saking tuanya karya ini, sampai saat ini pihak Detroit Institute of Arts sebagai pihak penyimpan koleksi tidak bisa menemukan secara pasti siapa pembuat patung berbahan kayu ini. Maria dalam karya ini disebut dengan Madonna tak hanya bernilai seni, tapi juga dipasang di atas altar pada masa itu, dibawa dalam prosesi keagamaan, dan sesi liturgi atau ibadah bersama tertentu.

Patung ini menggambarkan Perawan yang duduk sebagai Tahta Kebijaksanaan (sedes sapientiae), gambaran dari kebaktian populer yang dilakukan selama periode Romawi. Madonna muncul di sini bukan sebagai ibu dari seorang anak tetapi sebagai ibu dari Tuhan, sebuah ikon yang dengan kaku menampilkan sosok bayi Kristus di pangkuannya sementara dia mengangkat lengannya sebagai tanda berkat.

Tempat Lilin dari Syiria

Chandlestick

https://commons.wikimedia.org/wiki/Category:Candlestick_-_Chandelier_-_Iraq_or_Syria_-_1248-1249_-_Louvre_-_AD_4414

Koleksi lainnya dari Museum Louvre yang menyimpan sosok Maryam datang dari Kota Mosul atau saat ini beradad di wilayah Iraq atau Syiria Utara. Tempat lilin ini dibuat oleh Dawud ibn Salama al-Mawsili pada tahun 646 Hijriah (1248-49 M). Sang pembuat karya diketahui dari tanda tangan yang dibubuhkan dalam karya tersebut. Tempat lilin ini dibuat dengan material tembaga dan dilapisi dengan perak.

Tak hanya Maryam yang tergambar di sana, tempat lilin menyerupai lonceng ini berhiaskan gambaran  figuratif menggabungkan ikonografi Kristen (adegan dari kehidupan Kristus) dan adegan berburu dari sumber-sumber kitab Islam. Dawud ibn Salama sudah menggambarkan dinamika agama dan keadaan sosial yang ada dalam karyanya di zaman tersebut.

Maria Assumpta

from Indonesia

https://historia.id/kultur/articles/maria-terbang-mendarat-di-gudang-Dbegl

Berbeda dari beberapa karya lainnya yang digambarkan dengan nuansa kecoklatan, Maria Assumpta adalah lukisan sosok Bunda Maria dengan nuansa kehijauan. Karya ini terlihat begitu dekat dengan kita ya sebagai orang Indonesia? Wajar saja, pelukisnya adalah Basoeki Abdullah seorang maestro lukis di zaman kemerdekaan. Beliau menciptakan karya ini di Belanda sebagai ungkapan terima kasih pada lembaga yang telah membantunya selama di sana.

Lukisan yang dibuat pada tahun 1935 ini ditemukan kembali di sebuah gudang di Kota Nijmegen, Belanda. Maria digambarkan dalam balutan kebaya lengkap dengan kain sinjang batik bermotif parang yang membentangkan tangannya sebatas paha. Kepalanya ditutup selendang biru dengan mata yang mengarah ke arah bawah. Maria seperti terbang ke langit dari desa yang diapit gunung-gunung di sekitarnya. Lukisan berukuran 2 x 1 meter ini rencananya akan dipamerkan di Belanda pada 2021 mendatang, lho.

The Virgin Mary as Our Lady of the Immaculate Conception

Mary statue from Filipine

http://onlinecollection.asianart.org/view/objects/asitem/22128/1226?t:state:flow=bebb57fb-cdcf-496f-9f38-70c881b9e0b3

Patung ini dibuat tak jauh dari Indonesia, di Filipina tepatnya. Namun, saat ini patung yang terbuat dari kayu, gading, logam, dan rambut manusia ini saat ini berada di San Fransisco, Amerika Serikat. Patung ini mewakili Maria yang Dikandung Tanpa Noda (La Purisima Concepcion) yang muncul di langit di atas bulan sabit. Bentuk Perawan Maria ini populer di Filipina dan merupakan santo pelindung banyak desa. Patung ini kemungkinan dibuat pada kurun waktu 1650-1800 sebagai salah satu tradisi yang disebarkan oleh Spanyol yang saat itu menjajah wilayah Filipina.

Atas dasar ketabahan, kesabaran, dan kekuatannya menghadapi hal-hal tidak biasa sebagai seorang manusia, sosok Maria bukan hanya menjadi inspirasi tetapi juga pengingat yang dijadikan pegangan. Kisahnya diulang melalui banyak cara, salah satunya saat ini ada di novel terbaru Tasaro GK. Ide cerita yang memasukkan sejarah Maria dan kehidupan Al-Masih telah memenangkan penghargaan di tingkat ASEAN. Buku ini sudah bisa dibeli untuk dibaca dan menjadi perenungan bersama tanpa memberatkan kepala karena hadir dalam bentuk cerita fiksi yang ringan.

© Copyright - Bentang Pustaka