Tag Archive for: Al-Masih: Putra Sang Perawan

da Vinci painting

Penggambaran Maria di Dunia dari Masa ke Masa

Sosok ibu di mata setiap orang pastilah memiliki kenangan tersendiri bagi siapa saja. Namun ada beberapa kisah dari ibu yang mengubah sejarah dunia dan diingat dari generasi ke generasi. Salah satunya adalah kisah Bunda Maria, dikenal juga sebagai Maryam atau juga Virgin Mary yang melahirkan Al-Masih. Ia adalah asal mula sebuah kisah yang dipercaya paling tidak oleh 3 agama. Maria mengandung dalam keadaan belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Kisahnya dituturkan dari masa ke masa, digambarkan dalam berbagai media di berbagai belahan dunia. Mari kita berjalan-jalan menemukan beberapa penggambaran Maria dalam beberapa karya.

The Virgin and Child with Saint Anne

da Vinci painting

https://en.wikipedia.org/wiki/The_Virgin_and_Child_with_Saint_Anne_(Leonardo)

Lukisan yang dibuat pada tahun 1503 atau sekitar 5 abad yang lalu ini dilukis dengan menggunakan media cat minyak. Al-Masih kecil digambarkan sedang bergulat dengan seekor domba ditemani sang ibu, Maria atau Maryam dan Saint Anne. Karya ini dilukis oleh Leonardo da Vinci, siapa yang tidak kenal? Ia pelukis yang sama yang menghasilkan lukisan Mona Lisa yang terkenal di dunia. Lukisan ini pun berada di tempat yang sama dengan Mona Lisa, yakni di Museum Louvre yang ada di Kota Paris, Prancis.

Lukisan The Virgin and Child with Saint Anne ini sebelumnya ditempatkan pada altar tinggiGereja Santissima Annuziata yang terletak di Kota Florence, Italia. Tak jauh dari gereja ini, ada Leonardo da Vinci Interactive Museum yang memiliki koleksi model-model mesin yang merupakan hasil pemikirannya semasa hidup. Kita bisa melihat sisi da Vinci yang lain dari sekadar pelukis.

Madonna and Child Enthroned

Mary the virgin statue

Patung ini menggambarkan Maria di masa yang lain. Lebih tua dari masa da Vinci hidup, sekitar tahun 1225 Masehi. Saking tuanya karya ini, sampai saat ini pihak Detroit Institute of Arts sebagai pihak penyimpan koleksi tidak bisa menemukan secara pasti siapa pembuat patung berbahan kayu ini. Maria dalam karya ini disebut dengan Madonna tak hanya bernilai seni, tapi juga dipasang di atas altar pada masa itu, dibawa dalam prosesi keagamaan, dan sesi liturgi atau ibadah bersama tertentu.

Patung ini menggambarkan Perawan yang duduk sebagai Tahta Kebijaksanaan (sedes sapientiae), gambaran dari kebaktian populer yang dilakukan selama periode Romawi. Madonna muncul di sini bukan sebagai ibu dari seorang anak tetapi sebagai ibu dari Tuhan, sebuah ikon yang dengan kaku menampilkan sosok bayi Kristus di pangkuannya sementara dia mengangkat lengannya sebagai tanda berkat.

Tempat Lilin dari Syiria

Chandlestick

https://commons.wikimedia.org/wiki/Category:Candlestick_-_Chandelier_-_Iraq_or_Syria_-_1248-1249_-_Louvre_-_AD_4414

Koleksi lainnya dari Museum Louvre yang menyimpan sosok Maryam datang dari Kota Mosul atau saat ini beradad di wilayah Iraq atau Syiria Utara. Tempat lilin ini dibuat oleh Dawud ibn Salama al-Mawsili pada tahun 646 Hijriah (1248-49 M). Sang pembuat karya diketahui dari tanda tangan yang dibubuhkan dalam karya tersebut. Tempat lilin ini dibuat dengan material tembaga dan dilapisi dengan perak.

Tak hanya Maryam yang tergambar di sana, tempat lilin menyerupai lonceng ini berhiaskan gambaran  figuratif menggabungkan ikonografi Kristen (adegan dari kehidupan Kristus) dan adegan berburu dari sumber-sumber kitab Islam. Dawud ibn Salama sudah menggambarkan dinamika agama dan keadaan sosial yang ada dalam karyanya di zaman tersebut.

Maria Assumpta

from Indonesia

https://historia.id/kultur/articles/maria-terbang-mendarat-di-gudang-Dbegl

Berbeda dari beberapa karya lainnya yang digambarkan dengan nuansa kecoklatan, Maria Assumpta adalah lukisan sosok Bunda Maria dengan nuansa kehijauan. Karya ini terlihat begitu dekat dengan kita ya sebagai orang Indonesia? Wajar saja, pelukisnya adalah Basoeki Abdullah seorang maestro lukis di zaman kemerdekaan. Beliau menciptakan karya ini di Belanda sebagai ungkapan terima kasih pada lembaga yang telah membantunya selama di sana.

Lukisan yang dibuat pada tahun 1935 ini ditemukan kembali di sebuah gudang di Kota Nijmegen, Belanda. Maria digambarkan dalam balutan kebaya lengkap dengan kain sinjang batik bermotif parang yang membentangkan tangannya sebatas paha. Kepalanya ditutup selendang biru dengan mata yang mengarah ke arah bawah. Maria seperti terbang ke langit dari desa yang diapit gunung-gunung di sekitarnya. Lukisan berukuran 2 x 1 meter ini rencananya akan dipamerkan di Belanda pada 2021 mendatang, lho.

The Virgin Mary as Our Lady of the Immaculate Conception

Mary statue from Filipine

http://onlinecollection.asianart.org/view/objects/asitem/22128/1226?t:state:flow=bebb57fb-cdcf-496f-9f38-70c881b9e0b3

Patung ini dibuat tak jauh dari Indonesia, di Filipina tepatnya. Namun, saat ini patung yang terbuat dari kayu, gading, logam, dan rambut manusia ini saat ini berada di San Fransisco, Amerika Serikat. Patung ini mewakili Maria yang Dikandung Tanpa Noda (La Purisima Concepcion) yang muncul di langit di atas bulan sabit. Bentuk Perawan Maria ini populer di Filipina dan merupakan santo pelindung banyak desa. Patung ini kemungkinan dibuat pada kurun waktu 1650-1800 sebagai salah satu tradisi yang disebarkan oleh Spanyol yang saat itu menjajah wilayah Filipina.

Atas dasar ketabahan, kesabaran, dan kekuatannya menghadapi hal-hal tidak biasa sebagai seorang manusia, sosok Maria bukan hanya menjadi inspirasi tetapi juga pengingat yang dijadikan pegangan. Kisahnya diulang melalui banyak cara, salah satunya saat ini ada di novel terbaru Tasaro GK. Ide cerita yang memasukkan sejarah Maria dan kehidupan Al-Masih telah memenangkan penghargaan di tingkat ASEAN. Buku ini sudah bisa dibeli untuk dibaca dan menjadi perenungan bersama tanpa memberatkan kepala karena hadir dalam bentuk cerita fiksi yang ringan.

Menulis Cerita dengan Latar Tempat yang Kuat

Menulis cerita dengan latar tempat yang kuat bisa dibilang gampang-gampang susah. Keberadaan latar tempat itu sendiri sejatinya sangat bermanfaat membantu pembaca memvisualkan dan mengalami langsung setiap kejadian yang dihadapi tokoh utama cerita. Selain itu, latar tempat juga memberi konteks sehingga pembaca memahami dan bisa bersimpati terhadapi kisah yang dijalani tokoh cerita.

Selain penokohan, menentukan latar tempat yang tepat dapat membantu memperkuat cerita kita. Ingin tahu lebih detail caranya? Yuk simak tips berikut ini:

Perhatikan Relevansi

Menulis cerita dengan latartempat yang kuat akan berhasil jika kamu memperhatikan relevansi pemilihan seting tempat dengan unsur-unsur cerita lainnya, baik alur, penokohan, dan sebagainya. Seandainya kamu sedang menulis novel biografi, tidaklah mungkin kamu memilih seting tempat yang antah berantah. Relevansi lain yang perlu kamu perhatikan adalah bagaimana deskripsi latar tempat sejalan dengan perkembangan tokoh dan alur cerita. Misalnya, untuk menjelaskan konteks keberagaman keyakinan, Tasaro GK memilih Batavia abad ke-17 untuk novel Al-Masih: Putra sang Perawan. Batavia pada masa itu menghadapi pendatang dari berbagai budaya dan keyakinan, yang saling berdinamika. Gambaran itu sejalan dengan spirit yang diusung novel Al-Masih yang ingin menampilkan sosok Nabi Isa dilihat dari tiga perspektif agama, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi.

Yuk, simak Latar Tempat dalam Al-Masih: Putra sang Perawan

Riset untuk Menulis Cerita Berlatar Tempat yang Kuat

Iya, riset memang sangat penting. Tapi, bagaimana jika kita punya keterbatasan untuk riset langsung ke tempat tersebut? Apalagi saat ini sedang pandemi. Tidak mungkin kita bisa bepergian ke mana-mana. Dalam kondisi tersebut, kita bisa memanfaatkan peranti yang sudah banyak tersedia, misalnya Google Street View. Alternatif cara lainnya adalah meminjam mata penduduk setempat untuk melihat dunia di sekelilingnya, misalnya dengan membaca blog, menonton vlog, memperhatikan postingan di medsos, atau dengan membaca buku referensi.

Riset di sini tidak melulu hanya berfokus visual. Cari tahu juga bagaimana suhu tempat itu, ketinggian posisinya dibandingkan dengan tempat lain, dan lain sebagainya. Dengan riset yang kuat, kita tidak akan menuliskan kalimat “meluncur turun dari Malioboro ke Jalan Kaliurang’ saat menulis cerita dengan latar tempat di Yogyakarta.

Latar Tempat bukan Sekadar Tempelan

Mengingat manfaat latar tempat dalam pengembangan cerita, kita harus mampu membuat deskripsi fisik tempat tersebut sehingga menempel di benak pembaca dan mudah diingat. Latar tempat dalam ceritamu harus bisa menunjukkan jati dirinya dalam memengaruhi cerita, atau memberikan kesan kepada pembaca. Pikirkan, sejauh  mana latar tempat tersebut memengaruhi tokoh utama dalam mengambil tindakan. Misalnya, pilihan tindakan tokoh yang tinggal di daerah pedalaman pasti berbeda dengan tindakan tokoh yang tinggal di daerah urban ketika menghadapi serangan pandemi.

Membuat Peta untuk Memudahkan Menulis Cerita

Kita tidak hanya membutuhkan peta di saat bepergian. Bagi penulis, peta juga dibutuhkan untuk memudahkan penulisan deskripsi sebuah tempat. Peta akan membantu kita membayangkan bagaimana mobilitas tokoh utama dan menumpahkannya ke dalam cerita dengan lebih mudah.

 

Bagaimana? Pastinya sekarang kamu tidak bingung lagi menulis seting tempat untuk cerita. Tunggu apa lagi? Segera tuliskan sekarang juga, mumpung idemu sedang meletup-letup.

Ingin referensi tambahan? Silakan baca Al-Masih: Putra sang Perawan karya Tasaro GK. Ada banyak contoh menarik deksripsi tempat yang bisa kita pelajari. Novel yang membahas Isa Al-Masih dari tiga perspektif agama, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi ini terbit pada Oktober 2020 dan bisa didapatkan di toko terdekat maupun daring.

 

Novel Biografi? Kamu Harus Tahu Tips Menulis Ini

Mengapa harus menulis novel biografi? Begini, kamu terkesan dengan kerja keras seorang tokoh dalam membuat perubahan. Dan, kamu ingin orang lain juga merasakan hal tersebut, atau setidaknya menangkap kesan yang sama denganmu. Nah, kenapa tidak mencoba menulis novel biografi? Kamu bisa menuangkan imajinasimu sekaligus membagi semangat untuk mengenal lebih jauh tentang tokoh tersebut. Berikut beberapa tips yang bisa kamu pelajari.

Tentukan Tokoh yang Menarik Minatmu

Sebelum mulai memutuskan menulis novel biografi, pikirkan baik-baik siapa tokoh yang akan ditulis. Untuk itu, temukan dulu apa yang membuatmu ingin menulis novel ini. Cari tahu pesan apa yang ingin kamu bagi kepada pembaca dengan memaparkan kisah tokoh tersebut. Apakah kamu terkesan dengan sang tokoh karena perjuangannya dalam membuat perubahan? Apakah kamu terinspirasi oleh kerja keras seorang kakek berusia enam puluh dua tahun yang menjual ayam goreng buatannya hingga akhirnya dijual di ratusan ribu restoran di seluruh dunia?

Bukan hanya menulis tokoh yang inspiratif. Kamu juga bisa menulis kisah tokoh kontroversial. Misalnya, kisah seorang pembunuh sadis yang ternyata memiliki latar belakang masa kecil yang pilu. Apa pun itu, pastikan kamu tahu alasan menentukan tokoh yang akan menjadi ide utama novel biografi.

Tuangkan Imajinasimu dalam Novel Biografi

Novel biografi, meskipun berasal dari kisah nyata atau sosok yang sungguh hadir dalam hidup ini, bagaimanapun masih merupakan karya imajinatif. Meskipun demikian, memang ada beberapa batasan yang harus dilakukan terkait imajinasi ini. Tentu saja ada batasan dalam berimajinasi ini. Untuk hal-hal yang sudah memiliki kepastian sejarah yang diketahui publik, misalnya Cut Nyak Dien dibuang di Sumedang, Jawa Barat, sebaiknya kita tidak berimajinasi memindahkan tempat pembuangannya di tempat antah-berantah. Imajinasi ini bisa kita mainkan dalam dialog, melukiskan seting tempat dan waktu.

Bermain dengan Plot

Keterbatasan imajinasi juga bisa kita mainkan misalnya dengan memasukkan tokoh fiktif sebagai narator. Misalnya dalam novel Muhammad karya Tasaro GK, kisah Nabi diceritakan dengan sudut pandang Kashva, seorang pemuda Persia yang berkeras ingin mencari jejak Al-Amin yang kelahirannya akan membawa rahmat bagi semesta alam, pembela kaum papa, penguasa yang adil kepada rakyatnya. Tokoh Kashva di sini, berikut segala peristiwa yang dialami, adalah fiktif dan membentuk plot terpisah namun berkelindan dengan kisah hidup Nabi Muhammad.

Lengkapi dengan Data Historis

Agar semakin kuat, novel biografi juga perlu dilengkapi dengan detail historis. Ada banyak sumber yang bisa kita gunakan, utamanya sumber pustaka. Meskipun demikian, selalu fokus pada waktu dan tujuan riset. Yang banyak terjadi, kita sibuk menggali informasi sebanyak-banyaknya hingga ke mana-mana dan melupakan fokus utama kita. Akibatnya, bukan tidak mungkin kita malah melupakan tenggat penulisan yang telah kita tetapkan karena terjerumus asyik menelusuri informasi yang sebetulnya tidak kita butuhkan.

Baca juga: Mengenal Relikui, Benda Peninggalan Orang Suci

Keluarkan Suara Tokoh Novel Biografimu

Menuliskan kisah hidup seorang tokoh yang pernah ada, sudah barang tentu mengharuskan kita mampu mengeluarkan sosoknya lewat dialog, cara berpikir, pengambilan keputusan, maupun caranya bersikap. Suara sang tokoh bisa kita ketahui dengan cermat membaca surat-surat, buku harian, karya-karyanya, rekaman wawancara, atau malah video. Dengan demikian, novel yang kita buat akan terasa lebih natural.

Pelajari Novel Biografi yang Sudah Ada

Untuk mengetahui data tentang tokoh, kita juga bisa lho mencarinya dari novel biografi lain yang sudah pernah terbit. Tidak hanya mencari data tentang tokoh, kita juga bisa menggunakannya sebagai referensi gaya penulisan ataupun plot. Beragam novel biografi yang bisa kita pelajari misalnya serial Al-Masih karya Tasaro GK. Novel yang mengisahkan kehidupan Nabi Isa atau Yesus Kristus banyak memainkan plot dan diksi yang sederhana tetapi indah. Istimewanya lagi, novel ini ditulis dari tiga perspektif agama, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi.

Novel terbaru Tasaro GK ini akan terbit pada Oktober 2020 dan bisa dibeli di toko buku kesayangan Anda maupun toko buku daring. Bagi yang ingin memiliki novel ini dengan tanda tangan basah penulis, bisa mengikuti program pre-order pada 24 September-11 Oktober 2020.

Mengenal Relikui, Benda Peninggalan Orang Suci

Relikui, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah benda peninggalan orang-orang suci; benda keramat. Kata relikui ini berasal dari bahasa Latin reliquiae, yang berarti “peninggalan”. Relikui juga dikenal di banyak agama. Pemaknaan masyarakat terhadap relikui itu sendiri berbeda-beda. Namun, sebagian besar menganggapnya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada sosok orang suci yang dicintainya. Berikut beberapa relikui terkenal di dunia.

Relikui Abu Sang Buddha

Saat meninggal 2500 tahun lalu, tubuh Sang Buddha dikremasi dan abunya diserahkan kepada Klan Sakya. Namun, seorang raja dan 6 klan lainnya turut menginginkan relikui tersebut. Lalu, dibagilah relikui tersebut menjadi 10 bagian berupa 8 relikui tubuh, 1 abu, dan 1 pot penyimpanan abu.

Sekarang ini relikui Sang Buddha bisa dijumpai di sejumlah negara dari Afganistan, Banglades, Bhutan, Kamboja, Indonesia, hingga Amerika Serikat.

Jubah Suci Nabi

Setiap tahunnya, pada Jumat pertama bulan Ramadhan, kita bisa melihat langsung jubah suci Nabi Muhammad SAW di Istanbul. Ratusan ribu pengunjung mendatangi Masjid Hirka-i Serif untuk melihat dari dekat jubah yang terbuat dari kain linen, katun, dan sutra. Jubah itu diberikan oleh Nabi Muhammad kepada Uwais al-Qarni dari Yaman. Pada abad ke-7, pemuda ini pergi ke Madinah dengan tujuan menemui Nabi Muhammad. Namun, karena ibunya jatuh sakit, Uwais terpaksa membatalkan pertemuan tersebut dan pulang ke kampungnya. Tersentuh dengan kisah tersebut, Nabi Muhammad menyampaikan kepada para sahabat untuk memberikan jubahnya kepada pemuda itu. Pada tahun 632, beberapa saat setelah Nabi Muhammad meninggal, sahabat Nabi mengirimkan jubah tersebut ke rumah Uwais.

Jubah Suci Nabi kini disimpan di Istana Topkapi bersama sejumlah relikui lainnya seperti sehelai janggut Nabi Muhammad, Panji Suci Muhammad, stempel berbentuk cincin, dan gigi yang copot dalam Perang Uhud.

Kain Kafan Turin

Relikui kain kafan Turin diyakini merupakan kain penguburan Yesus. Sejak abad ke-16, kain tersebut disimpan di Katedral Santo Yohanes Pembabtis di Turin, Italia.

Pada kain berukuran 1,21m x 4,42m itu, tergambar pola kerangka dan dihiasi bercak darah manusia. Dari situ kita bisa melihat dengan gamblang sosok seorang pria yang baru saja menjalani hukuman penyaliban.

Gambaran yang paling terkenal yaitu sosok wajah Yesus lengkap dengan janggut tebalnya. Gambaran ini memang tak bisa dengan mudah dilihat mata telanjang. Barulah pada akhir abad ke-19 atau tepatnya 1898, masyarakat bisa melihatnya dengan jelas lewat sebuah foto yang diambil oleh Secondo Pia, seorang fotografer amatir.

Relikui Kekristenan lainnya tersebar di banyak kota di Eropa. Di Katedral Valencia, Spanyol, kita bisa melihat langsung Cawan Suci yang digunakan oleh Yesus dalam perjamuan terakhir bersama para rasul. Kita juga bisa melihat tombak yang menikam Yesus untuk memastikan kematiannya di Imperial Treasury di Wina, Austria.

 

Relikui juga menjadi topik  yang menarik untuk digali dalam sebuah novel. Salah satunya, Al-Masih: Putra sang Perawan. Dalam novel terbaru berjudul, Al-Masih: Putra sang Perawan, disebutkan bahwa Gesu mendapat misi mencari relikui yang hilang. Menurut informasi, relikui tersebut dibawa ribuan mil hingga ke Batavia. Pencarian itu membawa Gesu, seorang naturalis asal Italia, menyusuri Batavia abad XVII, menatap langsung wajah perbudakan di Batavia, sepak terjang politik kolonialisme, termasuk mengenal sisi lain Mesias dari kisah Saathi, seorang gadis Jawa Muslim.

Novel Al-Masih: Putra sang Perawan membahas sosok Al-Masih dari tiga perspektif agama, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Novel terbaru Tasaro GK ini akan terbit pada Oktober 2020 dan bisa dibeli di toko buku kesayangan Anda maupun toko buku daring. Bagi yang ingin memiliki novel ini dengan tanda tangan basah penulis, bisa mengikuti program pre-order pada 24 September-11 Oktober 2020.

Latar_tempat_Al-Masih

Beragam Latar Tempat dalam Al-Masih: Putra Sang Perawan

Penulis yang melahirkan kesuksesan melalui tetralogi serial novel Muhammad yaitu Tasaro GK akan segera meluncurkan karya terbarunya. Melalui judul Al-Masih: Putra Sang Perawan Tasaro GK akan mengisahkan mengenai kisah Nabi Isa. Namun tidak hanya itu saja, yang akan menjadi sangat menarik adalah penceritaan Nabi Isa ini akan melihat dari tiga perspektif agama yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Bersama dengan Bentang Pustaka, Tasaro GK melalui Al-Masih: Putra Sang Perawan ini akan membentangkan kembali ilmu, kisah, dan sejarah yang dikemas dengan menarik. Hal menarik lainnya adalah beragam latar tempat yang ada dalam cerita. Berikut beragam latar yang terdapat dalam karya terbaru Tasaro GK.

Batavia

https://commons.wikimedia.org/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_stad_Batavia_TMnr_3728-537.jpg

Pengisahan di Batavia (sekarang Jakarta) ketika dalam cerita mengisahkan mengenai beberapa tokoh pada abad ke-17. Sekitar tahun 1600-an akan diceritakan juga dinamika, serta pertemuan berbagai pandangan agama di sini. Pengambilan latar tempat di Batavia ini akan menunjukkan bagaimana adanya interaksi antarumat beragama yang dinamis pada masa tersebut. Khususnya kala itu adalah masa di mana daerah Batavia didatangi oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) sehingga terjadi pertemuan antarbudaya.

Nazareth

https://www.land-of-the-bible.com/node/903

Selain mengambil garis waktu pada abad ke-17, Al-Masih: Putra Sang Perawan juga akan mengambil latar waktu sebelum masehi, di mana pada kala itu Nabi Isa belum terlahir. Sehingga latar tempat yang selanjutnya terdapat di Nazareth.  Nazareth merupakan kota kuno di bagian utara Israel. Kerap disebut juga sebagai desa Nazareth, merupakan kampung halaman dari keluarga Nabi Isa. Dalam penceritaan nantinya akan mengisahkan bagaimana keluarga Nabi Isa, terkhusus ibunya, Maryam yang berada di kota Nazareth.

Galilea

https://pixabay.com/images/id-3448734/

Masih mengambil latar waktu sebelum masehi, tempat selanjutnya yang terdapat dalam kisah Al-Masih: Putra Sang Perawan adalah Galilea. Galilea merupakan daerah di bagian utara Israel. Jika dibandingkan pada Israel masa kini maka Galilea telah mencakup lebih dari sepertiga wilayah Israel sekarang. Pada latar tempat Galilea ini novel akan mengisahkan bagaimana kehidupan, khususnya pelayanan dari Nabi Isa.

Kasultanan Mataram

https://pin.it/6vBZWtA

Latar lainnya adalah abad ke-17 ketika Kasultanan Mataram sedang berjaya di Nusantara kala itu. Kasultanan Mataram akan menjadi latar tempat selanjutnya di abad ke-17 setelah Batavia. Kasultanan Mataram dikenal juga sebagai Kerajaan Mataram Islam yang sekarang telah terpecah menjadi Kasultanan Yogyakarta dan juga Kasunanan Surakarta. Kerajaan besar dan berpengaruh di Jawa dan Nusantara ini akan menjadi latar pengisahan dalam Al-Masih: Putra Sang Perawan. Nantikan karya terbaru Tasaro GK yaitu Al Masih: Putra Sang Perawan, ikuti juga pre order dengan berbagai penawaran menarik hanya di @bentangpustaka.

 

Penulis: Stevanus Febryanto W.S

© Copyright - Bentang Pustaka