dampak toilet kotor

Dampak Buruk Toilet Kotor

Toilet adalah salah satu fasilitas penting yang harus ada di rumah maupun di tempat umum. Tidak heran jika toilet menjadi salah satu tempat yang cukup sering digunakan sehingga menjaga kebersihan toilet wajib dilakukan. Karena toilet kotor membawa dampak buruk untuk kesehatan juga bagi kenyamanan penggunanya.

Sebaiknya membersihkan toilet tidak perlu menunggu sampai toilet kotor. Lebih baik apabila dijadwalkan sepekan sekali atau bahkan setiap hari. Jika toilet jarang dibersihkan maka toilet yang sudah telanjur kotor akan lebih susah untuk dibersihkan.

Baca juga: Pentingnya Menjaga Kebersihan Toilet

dampak toilet kotor

Dampak buruk toilet kotor akan dipaparkan dalam poin-poin berikut ini:

  1. Menyebabkan kecelakaan akibat lantai licin

Toilet kotor bisa memakan korban akibat terpeleset. Toilet memang menjadi tempat yang rawan, karena lantainya sering basah oleh air. Belum lagi lantai yang licin karena jarang disikat. Untuk mengurangi kecelakaan akibat terpeleset, sebaiknya dicegah dengan sering menyikatnya supaya tidak licin. Terpeleset di toilet selain bisa menyebabkan cedera, dampak paling buruk bisa menyebabkan kematian.

  1. Menimbulkan bau tidak sedap

Bau yang tidak sedap kerap sekali menjadi ciri khas toilet kotor. Bau tidak sedap ini tentu saja menimbulkan ketidaknyamanan untuk penggunanya. Bagi beberapa orang, bau tidak sedap ini bisa menyebabkan mual perut. Untuk itu penting sekali menyiram toilet supaya bau tidak sedap akibat sisa-sisa pembuangan tubuh bisa hilang.

  1. Menyebabkan timbulnya penyakit

Banyak sekali penyakit yang bisa timbul sebagai dampak toilet kotor. Penyakit yang paling umum adalah diare. Selain itu, toilet kotor juga bisa menyebabkan hepatitis A, demam tiroid, disentri, kolera, cacingan, tifus, dan penyakit lainnya.

Untuk menjaga kebersihan toilet di rumah, perlu kerja sama seluruh anggota keluarga. Termasuk anak-anak juga perlu diajari untuk menjaga kebersihan toilet sejak dini. Buku Cican Bisa ke Toilet Sendiri karya Wahyu Aditya direkomendasikan untuk dibaca oleh anak-anak, sehingga mereka bisa belajar untuk menjaga kebersihan toilet dan hal-hal yang harus dilakukan saat buang air di toilet. Dapatkan di sini atau di toko buku kesayanganmu.

 

mengajarkan cuci tangan anak

Mengajarkan Kebiasaan Cuci Tangan Anak

mengajarkan cuci tangan anak

Mengajarkan kebiasaan cuci tangan anak membantu si kecil untuk tetap menjaga kesehatan dan menghindari penyakit. Tangan adalah salah satu anggota tubuh yang terbilang rentan. Karena tangan memiliki risiko menyebarkan berbagai jenis kuman yang dapat menimbulkan penyakit. Padahal anak-anak suka sekali memegang benda-benda sesuka hati dengan tangan mereka. Maka tugas orang tua untuk mengajarkan kebiasaan cuci tangan sejak dini menjadi sangat penting.

Melindungi Diri dari Penyakit

Mencuci tangan terkesan aktivitas yang sepele, namun sesungguhnya dampak yang dihasilkan sangat besar pengaruhnya. Mencuci tangan bisa menghindarkan diri dari risiko terpapar penyakit diare dan hepatitis A. Apalagi pada saat pandemi virus covid-19 seperti saat ini, mencuci tangan juga menjadi salah satu usaha melindungi diri dari virus tersebut.

Baca juga: Mengajarkan Pentingnya Menjaga Kebersihan Diri kepada Anak

Mengajak orang dewasa untuk membiasakan cuci tangan mungkin lebih mudah dibandingkan mengajak anak-anak. Mengajarkan kebiasaan cuci tangan sejak dini kepada anak bukanlah hal yang mudah. Namun jangan khawatir karena kebiasaan tersebut  tetap bisa ditanamkan sejak dini kepada anak-anak.  Menemani anak mencuci tangan misalnya, menjadi salah satu cara efektif untuk membiasakan anak rajin mencuci tangan.

Daripada menggunakan paksaan dan kalimat perintah, anak-anak akan lebih suka jika orangtuanya menemani mereka mencuci tangan. Selain itu orang tua juga jangan bosan-bosan memberikan peringatan kepada anak, kapan ia harus mencuci tangan. Misalnya, ketika sudah selesai bermain orang tua langsung mengingatkan anak untuk segera mencuci tangan. Sebelum menyentuh makanan, orang tua harus memastikan anaknya sudah mencuci tangan terlebih dahulu.

Dibutuhkan Kesabaran

Mungkin akan terkesan melelahkan apabila harus mengingatkan terus menerus. Namun ini juga menjadi cara efektif untuk menumbuhkan kebiasaan cuci tangan sejak dini kepada anak. Hal yang terus diulang-ulang tidak terasa akan menjadi kebiasaan. Termasuk terus mengingatkan untuk rajin cuci tangan dan mengulang-ulangnya setiap saat, akan membantu membentuk kebiasaan sehat tersebut.

Tentu saja diperlukan kesabaran kalau anak-anak susah atau menolak diajak untuk mencuci tangan mereka setelah beraktivitas. Namun, jangan sekali-kali memaksa mereka apalagi menggunakan bentakan dan kata kasar. Hal tersebut kemungkinan besar justru akan menimbulkan trauma kepada anak-anak dan selanjutnya mereka enggan untuk mengikuti ajakan kita lagi.

Ajarkan si kecil lewat bacaan anak-anak tentang aktivitas cuci tangan juga menjadi salah satu cara yang asyik untuk menumbuhkan kebiasaan tersebut. Serial Cican hadir untuk menemani anak menumbuhkan kebiasaan mencuci tangan. Buku anak karya Wahyu Aditya ini menghadirkan pesan-pesan edukasi yang mudah diterima oleh anak-anak. Serial Cican berjudul Cican & Cini Bisa Cuci Tangan Sendiri mengajak anak untuk belajar mencuci tangan dengan cara yang seru dan mengasyikkan.

Menahan Amarah Kepada Anak

Menahan Amarah

Kita sebagai orang dewasa tentu memiliki batasan tertentu dalam menahan amarah atau emosi, sama seperti anak. Anak juga memiliki pola pikir yang jauh berbeda dari kita sebagai orang dewasa, sehingga kita tidak banyak mengerti pemikiran anak. Sesederhana ketika kita melihat anak-anak naik-turun tangga. Hal itu bukan mereka lakukan karena ingin naik ke tangga yang lebih tinggi, melainkan bagian dari usaha anak mengembangkan kemampuan koordinasi tangan, tubuh, dan kaki. Itu sebabnya anak suka mengulang-ulang aktivitas yang sama.

 

Baca juga: Sulit Mengajari Anak Disiplin?

 

Menahan Amarah dengan Menyesuaikan Diri

            Ketika dalam kondisi marah, kita sering lupa dengan diri kita dan anak. Saat marah, kita perlu menyesuaikan hati, pikiran, dan sikap kita. Penyesuaian ini penting karena merupakan suatu proses yang terus berjalan. Kita perlu menyesuaikan diri secara terus-menerus agar bisa hidup dalam harmoni dengan anak. Penyesuaian ini terjadi saat anak lahir, kemudian seiring bertambahnya usia anak, dan kita pun melakukan penyesuaian dengan perubahan anak.

Penyesuaian adalah proses yang dinamis. Jika tidak ada penyesuaian setiap waktu, setiap tahun, setiap anak lahir, yang terjadi hanyalah kemarahan, ketamakan, dan keegoisan. Jika tidak ada yang mengalah dan memberikan serta mengurangi diri sendiri untuk memperbaiki kondisi, maka bisa terjadi konfik.

 

Melakukan Observasi terhadap Anak

Untuk menyesuaikan diri kita dengan perubahan anak, maka kita perlu melakukan observasi terhadap mereka. Perhatikan usia anak hingga kita bisa tahu apa saja yang anak bisa dan tidak bisa lakukan. Selain itu, kita juga perlu memperhatikan diri kita, usia kita, kemampuan, dan kekurangan kita. Dengan mengamati hal ini, kita bisa mulai melihat penyesuaian seperti apa yang perlu dilakukan dari kita kepada anak.

Ketika melakukan observasi, kita juga perlu sabar karena sabar adalah bagian kecil dari proses penyesuaian tersebut. Kehadirannya hanya untuk menyempurnakan keseluruhan proses penyesuaian. Observasi dilakukan untuk menjembatani perbedaan antara kita dan anak, sehingga kita harus aktif untuk mengobservasi anak. Melalui observasi, kita akan menanggalkan judgement kita terhadap anak. Kita bisa memahami dan mengerti pola pikir anak dan menyeimbangkan ekspektasi kita terhadap mereka.

 

Tidak salah jika kita memiliki emosi tersendiri terhadap anak. Namun, sebelum kita benar-benar mengeluarkan emosi terhadap anak terutama amarah kita, maka kita perlu mempertimbangkan beberapa hal lagi. Kita perlu mempertimbangkan banyak hal agar kita tidak salah mengambil langkah dan malah menjauhkan kita dari anak.

Buku A-Z Tanya Jawab Montessori dan ParentingMelalui buku A-Z Tanya Jawab Montessori dan Parenting karya Rosalynn Tamara, kita akan belajar memahami pemikiran dan dunia anak serta bagaimana cara kita menanggapi perilaku mereka. Dengan begitu, kita lebih bisa menahan amarah kepada anak-anak. Buku ini bisa kamu dapatkan sekarang di linktr.ee/Bentang atau di toko buku kesayanganmu.

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta