Mengisi Waktu Luang dengan Mengalihrupa Kalimat Inspiratif Jadi Imajinasi

wahyuaditya2Awalnya hanya mengisi waktu luang di kala menunggu bus di halte, mengantri di bank, atau menjemput anak ke sekolah, Wahyu Aditya iseng corat-coret di sketchbook-nya. Bukan coretan biasa, pria yang akrab disapa Mas Wadit ini mencoba mengalihrupakan kalimat-kalimat inspiratif yang ia dapat. Kebanyakan, kalimat inspiratif ia dapat dari media sosial bernama twitter. Dengan senjata andalannya, yaitu pensil, drawing pen 0,1 dan penghapus, Mas Wadit memvisualisasikan berbagai kalimat inspiratif yang berseliweran di linimasa twitter.

wahyuadita1

Kalimat inspiratif tersebut beragam, mulai kutipan menarik Haidar Bagir, bagaimana mengolah perilaku berkeyakinan dari Arman Dhani, serta berbagai kutipan inspiratif lainnya dari Lorren Ridinger, Ulin Yusron, dan masih banyak lagi. Mas Wadit melakukan alih rupa teks menjadi visual selama dua tahun. Ia melakukannya secara konsisten di waktu-waktu luang. Dan hasilnya adalah buku Hiduplah Imajinasi Raya.

Ide awal dari buku Hiduplah Imajinasi Raya adalah alat jewer bagi Mas Wadit itu sendiri. “Awalnya bikin ini ya untuk mengingatkan saya tentang kehidupan,” ujarnya.

wahyuaditya3

Wahyu Aditya sendiri sebenarnya memiliki keinginan untuk membuat buku yang isinya gambar semua. Ia mengaku bahwa hal itu sudah menjadi cita-citanya semenjak dua tahun lalu. “Tetapi saya enggak mau membuat komik untuk mewujudhkan cita-cita itu,”tutur lelaki kelahiran 4 Maret 44 tahun ini. Ia menginginkan sesuatu hal yang berbeda. Lalu, terpikirlah sebuah ide brilian dari rutinitasnya mengisi waktu luang – mengalihrupakan teks menjadi visual. “Dengan mengalihrupakan teks, saya berharap kalimat-kalimat inspiratif bakal lebih muda dicerna dengan gambar,” jelasnya.

Menurut penuturan Mas Wadit, buku ini dirancang menjadi “kotor”. Maksudnya, buku ini tidak boleh bersih sama sekali. Kita bisa mewarnai buku ini dan bahkan menambahi ilustrasi yang lainnya. “Pokoknya, kita memang harus corat-coret buku ini!” ujarnya antusias. Buku ini memang dibuat untuk mendorong kita melakukan sesuatu, berimajinasi, dan membuat ide kreatif bagaimana mengimplementasikannya. Buku ini, selain menjadi pengingat juga dibuat sebagai sarana memotivasi. Dengan ide cemerlang pengalihrupaan teks menjadi visual, diharapkan orang-orang bisa membayangkan dan mencerna kalimat inspiratif itu dengan lebih mudah. Hiduplah Imajinasi Raya adalah sebuah buku yang mendorong kita untuk terus berimajinasi.

Lamia Putri D. wahyuaditya2Awalnya hanya mengisi waktu luang di kala menunggu bus di halte, mengantri di bank, atau menjemput anak ke sekolah, Wahyu Aditya iseng corat-coret di sketchbook-nya. Bukan coretan biasa, pria yang akrab disapa Mas Wadit ini mencoba mengalihrupakan kalimat-kalimat inspiratif yang ia dapat. Kebanyakan, kalimat inspiratif ia dapat dari media sosial bernama twitter. Dengan senjata andalannya, yaitu pensil, drawing pen 0,1 dan penghapus, Mas Wadit memvisualisasikan berbagai kalimat inspiratif yang berseliweran di linimasa twitter.

wahyuadita1

Kalimat inspiratif tersebut beragam, mulai kutipan menarik Haidar Bagir, bagaimana mengolah perilaku berkeyakinan dari Arman Dhani, serta berbagai kutipan inspiratif lainnya dari Lorren Ridinger, Ulin Yusron, dan masih banyak lagi. Mas Wadit melakukan alih rupa teks menjadi visual selama dua tahun. Ia melakukannya secara konsisten di waktu-waktu luang. Dan hasilnya adalah buku Hiduplah Imajinasi Raya.

Ide awal dari buku Hiduplah Imajinasi Raya adalah alat jewer bagi Mas Wadit itu sendiri. “Awalnya bikin ini ya untuk mengingatkan saya tentang kehidupan,” ujarnya.

wahyuaditya3

Wahyu Aditya sendiri sebenarnya memiliki keinginan untuk membuat buku yang isinya gambar semua. Ia mengaku bahwa hal itu sudah menjadi cita-citanya semenjak dua tahun lalu. “Tetapi saya enggak mau membuat komik untuk mewujudhkan cita-cita itu,”tutur lelaki kelahiran 4 Maret 44 tahun ini. Ia menginginkan sesuatu hal yang berbeda. Lalu, terpikirlah sebuah ide brilian dari rutinitasnya mengisi waktu luang – mengalihrupakan teks menjadi visual. “Dengan mengalihrupakan teks, saya berharap kalimat-kalimat inspiratif bakal lebih muda dicerna dengan gambar,” jelasnya.

Menurut penuturan Mas Wadit, buku ini dirancang menjadi “kotor”. Maksudnya, buku ini tidak boleh bersih sama sekali. Kita bisa mewarnai buku ini dan bahkan menambahi ilustrasi yang lainnya. “Pokoknya, kita memang harus corat-coret buku ini!” ujarnya antusias. Buku ini memang dibuat untuk mendorong kita melakukan sesuatu, berimajinasi, dan membuat ide kreatif bagaimana mengimplementasikannya. Buku ini, selain menjadi pengingat juga dibuat sebagai sarana memotivasi. Dengan ide cemerlang pengalihrupaan teks menjadi visual, diharapkan orang-orang bisa membayangkan dan mencerna kalimat inspiratif itu dengan lebih mudah. Hiduplah Imajinasi Raya adalah sebuah buku yang mendorong kita untuk terus berimajinasi.

Lamia Putri D.bentang

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta